Sabtu, 30 Oktober 2021

JURNAL KE 10

 My Jurnal 

Jurnal Mingguan Ke 10

Oleh: Novi Puspitasari,S.Pd

PEMBELAJARAN DIFERENSIASI

1. CONNECTION yaitu koneksi atau keterkaitan antara materi modul 2.1. Pembelajaran Berdiferensiasi dengan peran saya sebagai seorang calon guru penggerak. 

a. Think and Realized : berpikir dan menyadari

Saat ini yang perlu saya lakukan ialah bagaimana saya dapat menggunakan pikiran saya untuk berpikir lebih peduli terhadap murid. Menyadari bahwa setiap murid itu beragam dengan segala karakteristiknya.  Tinggal bagaimana saya mampu memfasilitasi kemajemukan tersebut dalam proses kegiatan belajar mengajar yang lebih bermakna untuk murid.

Pembelajaran Berdiferensiasi (PB) ini sejalan dengan peran saya sebagai seorang guru, yaitu sebagai penuntun tumbuh kembangnya murisd sesuai dengan kodratnya masing-masing. Memperhatikan kekuatan dan kebutuhan murid serta memprioritaskan segala putusan pembelajaran demi memenuhi kebutuhan belajar mereka tersebut. 

Dalam proses menuntun ini seorang guru harus mampu memberikan yang terbaik untuk muridnya. Walaupun kita tahu bahwa guru bukanlah  sosok sempurna yang bisa segalanya. Tapi penekanannya disini ialah guru mau berupaya mewujudkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid sekecil
 apapun itu. 

b. Care and study: Peduli dan belajar

Peduli disini ialah mau melihat lebih dalam lagi terhadap diri murid, kebutuhan apa yang mereka butuhkan untuk memaksimalkan kemampuan mereka, apakah murid sudah siap menerima materi yang abstrak, gaya belajar  seperti apa yang mampu membuat murid cepat menyerap pembelajaran, atau kesukaan dan minat apa yang diinginkan. Dengan informasi tersebut, diharapkan guru mampu membuat pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan kebuthan belajar murid.

Belajar, keputusan masuk akal yang bisa dilakukan guru saat ini ialah terus belajar untuk mengasah potensi diri dan belajar bagaimana cara memfasilitasi keberagaman yang ada dikelasnya. Menjadikan perbedaan yang ada pada murid sebagai awal membuat perencanaan pembelajaran yang bermakna untuk murid.

2. CHALLENGE yaitu tatangan yang saya hadapi dalam mempersiapkan Pembelajaran Berdiferensiasi 

Tantangan dalam pembelajaran berdiferensiasi ini bagi saya ialah bagaimana cara  menerapkan strategi Pembelajaran berdiferensiasi dengan tepat.
 
Bagaimana mengitegrasikan antara proses yang satu dengan proses yang lainnya.

dan pertanyaan terbesar setelah saya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini ialah apakah strategi yang saya lakukan itu sudah tepat?

3. CONCEPT, yaitu konsep pembelajaran berdiferensiasi

adapun konsep- konsepnya ialah:
1. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah pembelajaran individual 

Fokus pembelajaran diferensiasi adalah makna belajar dan kekuatan dari setiap murid miliki

2. Pembelajaran Diferensiasi bukanlah pembelajaran semrawut atau kacau

Pembelajaran dikelas akan memberikan keefektifitasan tujuan pembelajaran murid bukan kelas tanpa perencanaan atau ketidak disiplinan.

3. Pada pembelajaran diferensiasi kelompok tidak homogen tetapi bersifat fleksibel

4. Pembelajaran diferensiasi adalah proaktif dan berdasar pada assesmen

5. Pembelajaran diferensiasi menggunakan berbagai strategi dalam konten, proses dan produk

6. Pembelajaran diferensiasi adalah model pembelajaran yang berpusat pada murid

4. CHANGE yaitu perubahan yang ingin saya lakukan setelah mempelajari materi Pembelajaran Berdiferensiasi ialah

1. Segera memetakan kebutuhan belajar murid dikelas saya berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.
2. Melaksanakan KBM yang berdiferensiasi dikelas.



Selasa, 26 Oktober 2021

LINGKUNGAN BELAJAR YANG MENDUKUNG PEMBELAJARAN YANG BERDIFERENSIASI MODUL 2.1

Dalam pembelajaran berdiferensiasi lingkungan belajar sangatlah berpengaruh terhadap kesuksesan implementasinya.

Apa yang dapat kita lakukan sebagai guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi?

Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun diatas Learning Community (Komunitas belajar). Yaitu dimana semua anggota komunitas nya adalah pembelajar. Guru-guru akan memimpin murid-muridnya untuk mengembangkan sikap dan praktek yang saling mendukung tumbuhnya lingkungan belajar yang diharapkan.

Komunitas belajar seperti apa yang dapat mendukung pembelajaran berdiferensiasi?

Berikut ini adalah beberapa karakteristik kelas yang dibangun dari pembelajaran berdiferensiasi yang disebutkan oleh Carrol And Tomlinson.

1. Terdapat Iklim belajar yang positif oleh karenanya kehadiran setiap orang akan sangat dihargai. Guru ramah dan murid pun akan ramah antar murid.
2. Sikap saling menghargai yang dominan
3. Perasaan Aman baik psikis maupun fisik.
4. Ada harapan bagi pertumbuhan. Membatu murid tumbuh sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Seberapa pun kecilnya pencapaian  mereka akan layak dicatat.
5. Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan.
6. Ada keadilan dalam bentuk yang nyata.

Kesimpulannya bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam membangun atmosfir lingkungan kelas yang positif.





PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Modul 2.1

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI 

1. Informasi atau fakta apa yang disampaikan dalam video dan artikel tersebut?

Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.

Kebutuhan belajar murid ini harus menjadi dasar dalam praktek pembelajaran diferensiasi di kelas.

Agar dapat merespon lebih tepat terhadap kebutuhan dasar murid-murid, guru dapat melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid terlebih dahulu.
Bagaimana caranya?

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom 
menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek, yaitu 1. Kesiapan belajar murid (Readiness),2.Minat Murid, 3. Profil belajar murid.

1). Kesiapan belajar murid
Kesiapan belajar adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid. Keluar dari zona nyaman murid namun murid didukung dengan lingkungan belajar yang memadai.
2). Minat Murid
Minat adalah merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu. Seperti halnya orang dewasa, murid juga memiliki minatnya sendiri, seperti minat dalam bidang seni, sains, matematika, akting dll.
3). Profil belajar murid
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, gaya belajar seseorang.

Lalu, bagaimana cara kita memetakan kebutuhan belajar murid lewat 3 aspek, yaitu Kesiapan belajar , minat dan profil belajar murid?

Yaitu dengan cara menentukan strategi diferensiasi.
Strategi diferensiasi diantaranya ialah:
1. Diferensiasi konten
2. Diferensiasi proses
3. Diferensiasi produk

A. Informasi ataupun fakta yang disampaikan dalam video dan artikel

Dalam video

Adapun penjelasan ketiga strategi tersebut ialah sebagai berikut:

 1). DIFERENSIASI KONTEN
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid kita. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap tingkat kesiapan, minat atau profil belajar murid yang berbeda atau juga bisa merupakan gabungan dari ke 3nya.
(Tomlinson, 2001) dalam perspektif kontinum, mengadopsi alat yang disebut Equalizer yang dapat menentukan tingkat kesiapan belajar murid.

Tingkat kesiapan belajar murid itu, yaitu ; 1. jenis informasi apa yang kita berikan, siapa yang akan kita berikan informasi yang bersifat Mendasar dan siapa yang bisa kita berikan informasi yang bersifat transformatif.
2. Apakah murid sudah siap belajar secara abstrak atau justru masih dengan alat yang bersifat konkret.
3. Saat murid sudah memahami informasi secara konkret, penting bagi murid untuk bergerak ketingkatan yang lebih kompleks.

Diferensiasi konten juga bisa dilakukan berdasarkan minat murid. Misalnya saat belajar tentang teks narasi, guru dapat menyiapkan murid berbagai teks berbagai topik yang disukai murid.

Diferensiasi konten berdasarkan profil belajar murid yaitu dengan memastikan bahwa murid kita dapat mengakses materi ajar tersebut sesuai gaya belajarnya. Sebagai contoh murid yang memiliki gaya belajar audiotory mungkin akan lebih baik jika materi yang diberikan lewat bunyi atau suara.

2). DIFERENSIASI PROSES

Diferensiasi proses disini ialah mengacu pada bagaimana murid akan memahami dan memaknai informasi atau materi yang dipelajari. Setelah kebutuhan belajar murid dipetakan selanjutnya yang dipikirkan ialah bagaimana kebutuahan belajar tersebut bisa dipenuhi? Caranya seperti apa? Proses seperti apa yang perlu disiapkan? Agar kita mengetahui bahwa murid-murid kita belajar. Apakah murid kita akan bekerja mandiri atau berkelompok? Kita diarahkan untuk berpikir seberapa banyak jumlah bantuan yang bisa kita berikan kepada murid, siapa saja yang memerlukan banyak bantuan, lalu mereka bisa bekerja dengan mandiri.  Semua hal tersebut diatas harus kita pertimbangkan dalam skenario pembelajaran yang kita rancang.

Bagaimana melakukan diferensiasi proses?

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan.

1. Menggunakan kegiatan berjenjang
Dimana semua murid bekerja membangun pemahaman dan keterampilan yang sama tapi dilakukan dengan berbagai tingkat dukungan, tantangan, atau kompleksitas yang berbeda.

2. Menggunakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan disudut-sudut minat. Sudut minat ini akan digunakan murid untuk bereksplorasi terkait materi yang sedang dipelajari sehingga menarik minat murid.

3. Membuat agenda individual murid
Guru bisa membuat daftar tugas umum untuk seluruh kelas dan daftar pekerjaan Yang terkait dengan kebutuhan individual murid.

4. Memfariasikan lama waktu untuk murid menyelesaikan tugas.

5.Mengembangkan kegiatan yang berfariasi yang mengakomodasi berbagai gaya belajar.

6.Menggunakan pengelompokan yang fleksibel

3). DIFERENSIASI PRODUK

Produk adalah hasil dari pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan oleh murid kepada guru.

Produk adalah sesuatu yang ada wujud nya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dll.

Yang terpenting produk yang dihasilkan harus mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Bagaimana cara mendiferensiasi produk?
1. Mempertimbangkan kebutuhan belajar murid sebelum menentukan penugasan produk.

Penugasan produk harus membantu murid baik secara individu atau dalam kelompok memikirkan kembali dan meperluas apa yang telah mereka pelajari selama periode waktu tertentu. 1.unit, 1 semester atau bahkan 1 tahun.

Produk penting karna merupakan elemen yang dapat dimiliki langsung oleh murid.

Pada dasarnya diferensiasi produk meliputi 2 hal yaitu;
1.  Memberikan tantangan dan keragaman/variasi.
2. Memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Ekspetasi seperti apa yang diharapkan guru dari murid,
a.  Kualitas pekerjaan
b. Konten apa yang harus ada dalam produk mereka.
c. Bagaimana mereka harus mengerjakannya.
d. Apa sifat dari produk akhir yang diharapkan.

Artikel 
" Peran Penilaian dalam pemebalajaran berdiferensiasi"
A. Informasi
Seorang guru dalam mengajar tentunya ia akan mendasarkan praktiknya pada pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki yang berhubungan dengan mata pelajaran yang ia ampu dan ilmu pedagogi. Selain itu guru juga harus membangun komunikasi dan kepercayaan murid-muridnya, agar muridnya tersebut mau mengikuti instruksi dan saran-saran yang ia berikan.

B. Fakta
Lewat proses penilaian, guru akan dapat mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya.


2. Gagasan baru apa yang anda dapatkan dari video dan artikel yang anda lihat?

Gagasan 
Video
1. Menerapkan 3 strategi diferensiasi yaitu 1. Diferensiasi konten, 2. Diferensiasi proses 3. Diferensiasi produk.

Artikel.
1. Gagasan bahwa Penilaian formatif mampu memonitor proses pembelajaran secara berkelanjutan serta konsisten, sehingga membantu guru untuk memantau pengetahuan, pemahaman dan keterampilan murid yang berkembang terkait dengan topik atau materi yang sedang dipelajari. Hasil dari penilaian ini akan dijadikan sumber dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar murid.
2. Beberapa contoh strategi penilaian formatif yang mungkin bisa saya terapkan dikelas yaitu:
a. Tiket keluar b. Tiket masuk. c. Berbagi 30.detik d. Strategi 5 jari.

3. Apakah yang menurut anda akan sulit di implementasikan? Mengapa?
Yaitu membangun kepercayaan murid-murid untuk mau mengikuti saran-saran kita. Karna muridlah yang mampu mengontrol diri mereka sendiri. Tapi saya akan berusaha membangun kepercayaan itu lewat pendekatan persuasif.

4. Pertanyaan apakah yang masih anda miliki / klarifikasi apakah yang masih anda perlukan terkait isi video dan artikel tersebut?

Sejauh ini isi konten pembelajaran berdiferensi cukup kompleks menurut saya. Dimana seorang guru harus lebih peka, mandiri dan kritis dalam memetakan kebutuhan belajar murid-muridnya. Mungkin Guru hanya akan mengupayakan proses KBM yang optimal untuk murid tapi tidak menjamin sepenuhnya akan melaksanakan diferensiasi ini secara merata. Tantanganya yaitu, guru harus bisa membaca situasi dan perubahan perkembangan murid secara berkelanjutan.



Sabtu, 23 Oktober 2021

JURNAL MINGGUAN KE 9

Jurnal Mingguan ke 9       

Sabtu, 23-10- 2021

Penerapan Aksi Nyata Modul

1.  FACT = Peristiwa

Penerapan budaya positif disekolah pada minggu ini saya tengah melakukan aksi nyata disekolah. Jujur, banyak sekali hal baik yang saya alamu. Pikiran saya jadi lebih fokus dan hati saya menjadi lebih peka dengan keadaan murid. Ada beberapa kejadian yang membuat saya tersentuh dan terenyuh secara bersamaan. Lalu saya mencoba merefleksikan aka napa yang tengaf terjadi sekarang dan mengaitkan denga napa yang saya lakukan dulu. Ternyata, saya banyak melewatkan kesempatan untuk mendidik murid dengan cara terbaik dan lebih fokus kepada hasil da perubahan. Budaya positif secara sadar merubah paradigma saya mebjadi lebih positif baik dalam bersikap, bertutur dan bertindak. Dulu saya begitu mengontrol murid dan memastikan mereka harus serba tertib dan patuh dengan cara dan pemikiran yang saya anggap benar, tapi ternyata itu keliru. Murid mempunyai kemampuan sendiri mengontrol diri mereka sendiri, menjadi hebat dan baik berdasarkan keinginan mereka sendiri.

2.  FEELINGS = Perasaan

Terus terang saya merasa tersentuh dengan apa yang terjadi dalam satu minggu ini. Perasaan seorang anak ternyata sebenarnya sangat halus dan sensitive. Murid membutuhkan perhatian untuk bertahan hidup, kasih sayang, pengakuan, kebebasan dan kesenangan. Semua hal yang mereka butuhkan ada dalam orang-orang terdekat, tapi jika itu tidak terpenuhi maka murid akan mencarinya dari orang lain. Hal ini sangat kompleks sekali, menurut saya untuk pemenuhan kebutuhan dasar anak haruslah dimulai dari rumah sedangkan sekolah hanya sebagai pendukung saja. Sekolah sebagai pendukung dan  pengarah agar anak menjadi mandiri dan mampu menghadapi tantangan dalam hidupnya dikemudian hari sebagai kontroler.

3.  FINDING = Pelajaran

Pelajaran yang saya dapatkan dalam proses ini ialah saya harus banyak belajar dan membuka diri akan hal-hal yang bisa membuat saya menjadi lebih baik lagi sebagai guru. Mampu berpikir kritis dan praktis, kritis melihat permasalahan bukan hanya dalam satu sudut pandangkarna setiap hal terjadi pasti punya alasannya sendiri, tidak langsung menilai orang begitu saja. Praktis yaitu melihat seorang murid sebagai sosok sederhana, polos dan apa adanya, mereka butuh kasih sayang langsung bukan hanya sekedar teori dan omongan belaka.

4.  FUTURE = Penerapan

Saya sangat yakin akan tetap menerapkan budaya positif ini dimana pun saya menjadi pemimpin, dimasa depan saya akan memperjuangkan hal-hal terbaik untuk generasi bangsa.

Kamis, 21 Oktober 2021

Teka Teki Cinta

Ada apa dengan hati yang mencintai?


Semakin kau mengenalnya 
Semakin kau membencinya 
Semakin kau larut dengannya
Semakin kau tak memahaminya

Ditakdirkan bersama
Tapi tak ditakdirkan sejiwa
Saling bertaut Raga
Tapi tak saling mengerti rasa

Saat kau mencoba menjadi tegar
Dia membuat mu goyah
Saat kau mencoba menjadi kuat
Dia membuat mu gagal

Semakin kau mencintainya
Semakin kau terluka oleh nya
Semakin kau menginginkannya
Maka semakin pula dia membuat mu tak berdaya.

Cinta seperti apa yg ia tawarkan?
Jika untuk pandai menyalahkan
Bukankah cinta ada untuk memberi kenyamanan?
Tapi justru yang hadir resah dan kegundahan

Tak ada yang paling menyakitkan
Saat Cinta itu ada tapi bukan memiliki mu
saat dia menyatu tapi bukan tertulisa nama mu
Semua hanya semu

Hadir mu tak didamba...

Lalu,

Untuk apa?
Jika didepan orang banyak terlihat tegar
Tapi dibelakang kau hancur tak tersisa.
berkeping berserakan

Aku ingin lepas
Dari cinta ini
Dari belenggu ini
Tapi aku tak bisa

Pisau itu tertancap kuat didada
Jika dilepas aku mati
Jika tak dilepas pun aku sengsara
Cinta yg ku impikan tak teraih
layaknya teka teki tanpa jawaban.


lalu untuk apa aku mencintai?
jika harus disakiti.











Demonstrasi Kontekstual Modul 1.4. Budaya Positif


Skenario 1

 

Pagi itu saya masuk kedalam kelas. Kelas masih dalam keadaan kotor.

Padahal biasanya kelas selalu bersih. Sementara itu, ada beberapa orang murid sibuk bermain HP tanpa memperdulikan kebersihan kelas, lalu saya memanggil ketua kelas dan bertanya,

“Tahukah kalian, keyakinan kelas mana yang tidak dilaksanakan ?

Murid-murid pun menjawab “Tahu bu, keyakinan pertama, menjaga kebersihan kelas” jawab mereka. Lalu saya menawarkan restitusi kepada murid-murid. Karna menjaga kebersihan kelas adalah keyakinan yang telah mereka sepakati.

Saya tahu saya tidak bisa memaksa mereka untuk berubaha berdasarkan kemauan saya. Untuk itu saya ingin  coba menggali kesadaran mereka lewat restitusi.

Kemudian saya memanggil Emanuel selaku ketua kelas shif 1. Saya ajak Emanuel bicara, mengapa   kelas belum bersih sampai saya datang, padahal saya sengaja memberikan waktu kepada mereka untuk membersihkan kelas sebelum saya masuk kelas. Kenapa?

Percakapan saya dengan Nuel :

Ibu Novi          : “Nuel tahu keyakinan yang sudah  kamu dan teman-teman mu, langar”?

Nuel                : “Tahu bu, keyakinan pertama, yaitu menjaga kebersihan kelas”.

Ibu Novi         : “ Sebagai ketua hal apa yang bisa Nuel dan teman-teman lakukan untuk memberbaiki kesalahan kalian”?

Nuel                : “ Diskusi Bersama”

Ibu Novi          : “Apa yang ingin didiskusikan”?

Nuel                : “ Tentang keyakinan kelas kami bu, tentang kebersihan kelas dan cara membersihkan kelas”.

Ibu Novi          : “Agar apa”?

Nuel                : “ Agar kelasnya tetap bersih, bu”

Ibu Novi          : “Bersih sampai kedepan nanti. Lalu apa, Nuel, mau melakukan restitusi dengan teman-teman?”

Nuel                : “ Mau ,bu”

Ibu Novi          : “ Yakin”?

Nuel                : Yakin, bu”

Ibu Novi          : “Kira-kira tidak ada hambatan”?

Nuel                : “ Iya, bu”

 

Saya menyetujui keinginan Nuel untuk melakukan  diskusi Bersama  dengan teman-temannya mengenai keyakinan kelas yang dilanggar.

Diskusi kelas

Emanuel         : “Teman-teman, hari ini kita akan melakukan diskusi tentang keyakinan kelas, setuju”?

Murid 4 A       : “Setuju”!

Emanuel          : “Teman-teman, apa yang harus kita lakukan untuk menjag kebersihan kelas”?

Enggal             : “Kita harus menyadari bahwa kebersihan kelas ini adalah keyakinan kita” Bersama.

Emanuel          : “Kalau ini keyakinan kita Bersama, kenapa teman-teman tidak peduli”?

Fatin                : “Mungkin Nuel harus memberi tahu kami dengan jelas didepan kelas supaya kami bisa mendengar dan menjalankan keyakinan ini”.

Nuel                : “Kalau begitu baiklah, saya akan melakukannya”.

Amar                 : “Kami juga akan berjanji untuk melaksanakan keyakinan kelas dengan penuh tanggung jawab”.

Emanuel            : “Setuju teman-teman”?

Murid 4A          : “Setuju”.

Tanggapan Murid Terhadap Restitusi

Ibu Novi            : “Menurut Tatan, Bagaimana penggunaan restitusi dalam menanamkan kedisiplinan kelas”?

Tatan                 : “Baik sekali bu, agar teman-teman menjadi lebih  tertib lagi”.

Ibu Novi            : “ Pelajaran Apa yang bisa Rangga ambil dari restitusi hari ini”?

Rangga              : “Membuat kita lebih menghargai orang lain”

Ibu Novi            : “Siapa yang Rangga hargai”?

Rangga              : “Teman-teman bu”

 

Hasil                  : Kesadaran yang timbul karna dipaksakan tidak akan bertahan lama tapi Kesadaran yang dihasilkan dari saling mendengarkan dan menghargai keberadaan masing-masing akan dilaksanakan tanpa diperintah lagi.

Murid 4A bukannya tidak melaksanakan kebersihan kelas itu, tapi karna awalnya merupakan peraturan, mereka merasa terikat, tapi begitu mereka merasa bebas lalu mereka diabaikan. Setelah melakukan restitusi kelas mereka memiliki kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk kepentingan mereka bersama.

 

Skenario 2

Pagi itu Yayat terlihat lesu dan tidak bersemangat. Bibirnya terlihat pucat dan kurang fokus. Padahal biasanya Yayat sangat lincah dan aktif. Nilai Yayat cukup baik, walaupun kadang-kadang mengerjakan tugas. Setelah ditanya oleh guru, apakah Yayat sudah sarapan?. Ternyata yayat tidak pernah sarapan pagi. Pemenuhan kebutuhan dasar Yayat  akan bertahan hidup tidak terpenuhi. Serta Yayat kurang perhatian dari Orang Tuanya.

Proses Restitusi Dengan Yayat

Ibu Novi            : “Yayat, kalau makan itu biasanya berapa kali”?

Yayat                : “ 1 kali sehari bu”

Ibu Novi            : “ Kapan saja, Yayat makan, pagi, siang atau malam”?

Yayat                : “ Makan malam saja”

Ibu Novi            : “ Kenapa Yayat tidak mau makan pagi dan siang, apa dirumah tidak ada makanan, atau memang Yayat tidak mau makan”?

Yayat                : “ Tidak mau makan”.

Ibu Novi            : “Kenapa alasannya tidak mau makan”?

Yayat                : “ (Menggelengkan kepalanya).

Ibu Novi            : “ Padahal makanan itu sangat baik buat  Yayat, untuk pertumbuhan dan perkembangan Yayat, kalau Yayat tidak makan, maka pertumbuhannya akan terhambat, paham”?

Yayat                : (Menganggukan kepalanya”.

Ibu Novi            : “ Nah, kalau sekarang Yayat sudah paham, kira-kira, hal apa yang harus Yayat lakukan untuk memenuhi gizinya”?

Yayat                : “Makan makanan sehat”.

Ibu Novi            : “Berapa kali”?

Yayat                : “ 3 kali”

Ibu Novi            : “Kapan saja”?

Yayat                : “ Pagi, siang, malam”

Ibu Novi            : “ Benar”?

Yayat                : (Menganggukan kepalanya)

Ibu Novi            : “Bagaimana biar ibu tahu, bahwa Yayat makan”?

Yayat                : “ Yayat akan Wa ibu”

Ibu Novi            : “ Yakin bisa melakukannya”?

Yayat                : “Iya”.

 

Hasil Restitusi Dengan Yayat

Yayat mengetahui bahwa dia harus memenuhi gizinya dengan makan 3 kali sehari. Tidak mengabaikannya lagi demi Yayat sendiri.

 

 

 

 

 


Selasa, 12 Oktober 2021

Aku Bahagia

Aku bahagia
Saat melihat murid ku yang tidak berani tampil
Menjadi berani dan percaya diri

Aku bahagia
Saat mereka percaya pada Ku
Berbagai kisah dan pengalaman hidup nya

Aku bahagia
Karena mereka berubah menjadi lebih baik dan ceria
Ada harapan di mata mereka
Ada semangat dalam senyuman mereka

Ini kah rasanya peduli yang berbalas?

Aku bahagia 
Saat melihat murid Ku
Berdiri dengan tegap
Tersenyum lebar
Dan memanggil ku , ibu

Aku bahagia
Aku ingin murid ku percaya bahwa mereka hebat
Tidak ada yg bodoh
Tidak ada anak yang gagal
Tidak ada anak yang tidak bahagia
Karena kendali hidup ada ditangan mereka.

Aku bahagia 
Kami saling mendoakan untuk selamat
hidup berbahagia
Tuhan selalu memberi rahmat
Kabulkanlah....Amin.

Sabtu, 09 Oktober 2021

JURNAL MINGGUAN 8

 JURNAL MINGGUAN 8


1. Peristiwa

Jurnal minggu ke 8, saya dan teman-teman CGP, mulai belajar budaya positif di modul 1.4. 

CGP diarahkan untuk melihat lagi konsep  dan paradigma yang menurut saya baru walaupun pada implementasinya bukan hal yang baru karena pernah saya terapkan. Yaitu bagaimana cara mengubah stimulus respon menjadi teori kontrol positif. Dimana selama ini mungkin kami telah melakukan cara yang keliru dalam penerapan budaya positif. Terutama budaya kontrol positif seperti disiplin di sekolah lebih-lebih dikelas saya. 

Dalam menciptakan budaya disiplin positif sekolah. Disiplin harus lahir dari motivasi internal murid itu sendiri. Bukan karna paksaan semata dari pihak luar (eksternal).  Dilingkungan sekolah contohnya, sekolah memiliki tata tertib dan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh murid. Yang berguna untuk menciptakan lingkungan yang kondusif disekolah. Dalam hal ini sebagai pendidik kita tidak serta merta melaksanakan tata tertib itu secara kaku tanpa disertai sikap bijak dalam prosesnya, seperti memberi hukuman bagi yang melanggar tanpa didengar dulu alasan Meraka, kenapa dan mengapa mereka berbuat demikian? dan juga tanpa diberikan kesempatan bagi mereka agar dapat merubah diri menjadi lebih baik. 

Peraturan bukan untuk menekan, tapi peraturan yang baik adalah  ada untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan yang berguna untuk murid. Nilai-nilai kebajikan itu Seperti nilai disiplin dan tanggung jawab.

Didalam modul 1.4. ini juga kami belajar tentang 3 motivasi manusia yang mendasari perilaku Meraka, yaitu: 

1. Motivasi untuk menghindari ketidaknyamanan dan hukuman
 2. motivasi untuk mendapatkan imbalan dan pujian. 
3. Motivasi untuk menjadi diri sendiri dengan memegang teguh nilai-nilai kepercayaan yang diyakini.

Kepercayaan dan keyakinan tiap orang berbeda, begitu pun dengan paradigma dan pandangan mereka. Untuk itu Didalam kelas yang plural dengan segala kemajemukan yang ada, dibutuhkan sebuah sistem kontrol positif untuk mencapai budaya positif. Yaitu dengan menerapkan "Keyakinan Kelas".

Keyakinan kelas lebih baik dari peraturan kelas, mengapa? karena sesuatu yang bernilai keyakinan itu bersumber dari internal seseorang, bersumber dari motivasi intrinsik. Sesuatu yang bersumber dari dalam diri Seseorang akan lebih membuat orang tergerak dan bersemangat dalam menjalankan keyakinannya daripada sekedar mengikuti peraturan.

Dikelas, saya mencoba menerapkan "Keyakinan kelas" dengan meminta murid menyebutkan keyakinan-keyakinan seperti apa yang dipercaya dan disadari oleh siswa untuk dijadikan sebagai keyakinan guna berguna sebagai kontrol positif kelas. 

Alhamdulillah murid-murid mampu mengemukakan kepercayaan dan mengenali bentuk dari kepercayaan tersebut. Saat mereka melakukan sesuatu yang salah dengan cepat mereka menyadari keyakinan kelas apa yang mereka langgar. 

Selain itu guru juga tidak boleh tutup mata dengan keadaan siswa. Guru juga dituntut untuk melihat kebutuhan dasar apa yang belum terpenuhi dalam diri siswa siswa mereka melanggar keyakinan kelas. Sungguh materi yang perlu dipelajari lebih dalam lagi.

2. Perasaan

Perasaan yang saya rasakan saat melalui alur merdeka mulai dari diri, eksplorasi konsep, diskusi di ruang kolaborasi hingga presentasi  ialah sangat senang. Sebuah materi pembahasan yang sangat menantang buat saya. 

3. Pembelajaran 

Diruang Kolaborasi banyak sekali saya mendapatkan pembelajaran dari pendapat yang membangun dari teman, penguatan dan pesan dari bapak. Fasilitator agar didalam implementasi dalam kelas saya tidak lupa untuk mampu menjadi apa yang dibutuhkan oleh siswa, baik sebagai orang tua, guru, teman, bahkan nenek bagi siswa.
Saya menyadari bahwa 
ada 5 posisi kontrol dan saya harus mampu memposisikan diri yaitu; 
1. Mampu memposisikan diri dalam 3 posisi kontrol, yaitu: Sebagai teman, pemantau, dan manajer  sesuai dengan situasi dan kebutuhan murid. 
2. Menghindari satu posisi kontrol yaitu sebagai  pembuat orang merasa bersalah.
3. Menjauhi satu posisi kontrol sebagai penghukum.

4). Perubahan

Perubahan yang terjadi pada diri saya ialah;

1. Paradigma saya berubah, bahwa untuk menerapkan budaya positif terhadap murid, saya tidak bisa memaksa mereka sesuai kemauan saya. 

2. Menerapkan keyakinan kelas dan bukan peraturan kelas.

3. Mengidentifikasi Lebih dalam lagi tentang kebutuhan-kebutuhan dasar dan prioritas utama yang dibutuhkan oleh murid.

4. Ingin mempelajari lebih dalam lagi dan menerapkan secara nyata restitusi dalam menanamkan disiplin positif pada murid.

Kamis, 07 Oktober 2021

Pengimbasan Inqury Apresiatif (IA) Kepada Kelas VA SDN 55 Dara Kota Bima oleh CGP Novi Puspitasari,S.Pd. Modul.1.3

Pengalaman berkesan menjalankan rencana perubahan dengan Paradigma Inquiri Apresiatif(IA) dengan Model.BAGJA. untuk mendapatkan Sudut Literasi yang nyaman dan berkelanjutan untuk siswa.

A. Pengalaman pengimbasan mengembangkan sudut literasi di kelas lain.

 Kamis, 7 Oktober 2021
Saya merasa sangat bangga dan senang sekali karna pengimbasan yang saya lakukan untuk mendapatkan sudut literasi yang nyaman dan berkelanjutan bukan hanya terlaksana dikelas saya 4A tapi juga dikelas-kelas lain,  contohnya kelas 5A. Pada awalnya saya mengajak teman-teman berdiskusi pada hari Sabtu, budaya yang kami terapkan sebagai budaya sekolah. Melalui pembicaraan yang hangat dan penuh semangat kekeluargaan, saya mencoba  mengemukakan apa yang saya dapat dari Program Guru Penggerak. Bahwa di PGP saya mendapatkan sebuah Paradigma perubahan yang berbasis kekuatan yang dikenal dengan Model IA dengan Sintak BAGJAnya. Disitu saya mencoba menjelaskan bahwa penggunaan BAGJA ini harus kita tekan kan pada psikologi pendidikan yang positif dan dilakukan dengan bahagia. Dari pembahasan itu, beberapa uneg-uneg guru keluar. Mereka mengeluh akan banyak hal. Sama seperti apa yang saya rasakan dulu sebelum mengenal paradigama IA ini. Lalu saya merespon. "Saya juga dulu seperti itu, selalu memikirkan apa masalahnya, apa kelemahannya, apa kendalanya, sampai pada sudut literasi  yang tidak terealisasi dengan nyata. Tapi setelah saya belajar  paradigma IA, saya mencoba merubah paradigma saya, tidak hanya melihat dari sisi negatif saja, mari kita coba lihat positif dan kekuatan aset yang kita miliki". Tutur saya saat itu. "Mari, kita coba kerjakan dulu, dan lihat hasilnya kemudian !". Saya mencoba memberikan keyakinan yang saya punya, kepada teman-teman guru. Saya ingin semua elemen sekolah mendapatkan manfaat baiknya dari program guru penggerak ini. Akhirnya pada hari Kamis tanggal 07 Oktober 2021, kelas 5A disamping kelas saya membuat perubahan sudut literasinya. Disinilah rasa bangga dan senang itu muncul. Kepuasan dalam diri. Dimana kita akan selalu berusaha melayani siswa secara bersama-sama. Karna 2 orang yang bekerja itu lebih baik dari pada 1 orang. Bekerja bersama-sama itu lebih baik daripada bekerja sendiri. Bukan hasil akhir yang menjadi patokan utama keberhasilan saya, tapi proses dan penerimaan baik yang datang dari orang lain dan bagaimana ketulusan hati kita untuk merubah dan berubah. Perjalanan CGP masih panjang 9 bulan kedepan. Mari kita berbuat lebih untuk negri. Siapa pun pemimpinnya kelak itu tidak berpengaruh. Karna kita bekerja untuk negri. Menjadi pelayan negri.

Gambar Sudut Literasi kelas 5A sebelum dirombak



sudut literasi 5A setelah dirombak

Selasa, 05 Oktober 2021

Puisi Ku

Orang hanya akan melihat seperti apa aku hidup
Bagaimana aku bertahan
Tanpa harus melihat ku menangis

Orang hanya akan melihat bagaimana aku tersenyum 
Saat aku menjadi hebat
Tanpa melihat bagaimana gila nya aku berjuang

Orang hanya akan melihat 
Seorang wanita yang tangguh berdiri
Tanpa pernah tahu bagaimana aku bertahan menguatkan kaki ku berpijak

Orang hanya akan melihat ku berhasil
Tanpa melihat bagaimana sakitnya raga dan jiwa ku saat berjuang
Yang mana orang lain akan gila bila diposisi ku

Karna aku adalah luka itu
Aku adalah kesakitan itu
Aku yang tak bisa mengeluh akan semuanya
Aku yang tak bisa mengekspresikan segalanya
Aku yang tak bisa mempercayakan segala hidup ku
Apa apa yang salah

Aku tahu Allah maha Benar
Dan aku tak bukan apa-apa
Allah Maha Besar
Dan aku bukan siapa-siapa
Allah Maha Kuasa
Dan aku tetap mencintainya

Dalam kesakitan Ku aku belajar merindu Tuhan Ku
Dalam kesedihan Ku aku belajar menyebut nama Nya
Dalam ketidak Tahuan ku
Aku belajar memaknai keberadaan nya
Allah Maha Benar
Dan aku yang tak tahu apa-apa
Allah Maha Kasih
Memberiku Cinta Yang Maha Dahsyat
Allah Maha Sempurna 
Yang membuatku selalu percaya
Apa yang terjadi pada ku
Sakit Ki, pedih Ku, luka ku, ketidakberdayaan ku adalah yang terbaik
Semua yang aku dapat pasti yang terbaik
Aku percaya akan kebaikan mu pada ku
Sekalipun Aku takkan menjadi apa-apa
Aku akan selalu ada percaya pada mu
Yang selalu ada mengasihi Ku.

Sabtu, 02 Oktober 2021

JURNAL MINGGU KE 7

1. Peristiwa
Diruang elaborasi pemahaman bersama Instruktur ibu Purnama Sari Pelupessi, ada satu hal yang berkesan untuk saya, Saat  Bu Puri memperlihatkan gambar seorang anak kecil yang sedang melihat dari luar jendela kelas anak-anak lain yang sedang belajar didalam kelas. Bu Puri bertanya,"Apa yang akan ibu dan bapak lakukan jika melihat hal demikian?. Dalam hati, saya merasa sedih melihat hal itu. Macam-macam jawaban kita saat itu. Ada yang menjawab akan memanggil anak tersebut dan bertanya kenapa ia tidak sekolah. Berbicara dengan pihak sekolah untuk kelengkapan administrasi anak tersebut. Dari situ saya mencerna, bahwa sebuah visi seseorang dapat terlaksana dari seberapa yakinnya dia dengan kemampuannya sendiri. Dalam hati saya pun meyakini bahwa jika saya dalam posisi sebagai guru dalam gambar tersebut, saya merasa sangat mampu untuk membantu anak tersebut agar bersekolah. Disini saya menyimpulkan bahwa Visi yang saya buat akan terwujud nyata jika saya yakin saya mampu. Akhirnya saya memutuskan untuk merancang sudut literasi kelas. Yang selama ini saya selalu memikirkan kelemahan, seperti banyaknya murid sehingga menyebabkan banyaknya jumlah meja dan kursi siswa, hal ini tentu mengambil bangyak ruang dan menyebkan tidak terpikir ide lain.

B. Perasaan
Perasaan saat melihat gambar tersebut hati saya sedih. Kalau saya bisa meyakini visi saya dan menerapkannya tentunya banyak perubahan positif yang akan terjadi. Membayangkan banyaknya siswa yang akan berubah dan terbantu oleh saya dari model perubahan IA BAGJA ini membuat saya lebih bersemangat lagi untuk menerapkan perubahan berbasis kekuatan BAGJA.

C. Pembelajaran
Pembelajaran yang saya dapat ialah, jangan terlalu banyak berpikir teori dan retorika bahasa yang terpenting sikap dan perbuatan, nasihat bapak Fasilitator saya Bapak.A.Rahman. kata itu seperti cambuk buat saya Untuk membuktikan pada diri sendiri bahwa saya adalah orang yang sedikit bicara tapi banyak bekerja, lebih baik saya buktikan dengan tindak nyata daripada banyak bicara tapi tidak ada hasil.

D. Strategi yang akan saya lakukan 

Kedepannya dalam membuat perubahan yang baik dan konsisten, saya akan berusaha untuk yakin dengan kemampuan dan kekuatan diri sendiri,
Membuat perubahan secara berkelanjutan dan konsisten.

Kedepannya disamping meningkatkan kemampuan diri dan perkembangan siswa didik Saya akan berusaha menerapkan  pendekatan IA BAGJA ini, untuk merintis lahirnya komunitas kecil disekolah yang bisa mewadahi ide-ide baru dalam perkembangan sekolah.

Jumat, 01 Oktober 2021

JURNAL REFLEKSI AKSI NYATA MODUL 1.3. VISI GURU PENGGERAK

Pengalaman berkesan menjalankan rencana perubahan dengan Paradigma Inquiri Apresiatif(IA) dengan Model.BAGJA. untuk mendapatkan Sudut Literasi yang nyaman dan berkelanjutan untuk siswa.

Minggu pertama, dimulai hari Rabu 29 Oktober 2021.
Saat memasuki modul 1.3 tentang visi guru penggerak saya masih meraba-raba tengang apa yang diinginkan dalam modul ini, terutama tentang IA dengan model BAGJA nya. Disamping belajar di LMS lewat ruang kolaborasi dan modul saya juga mencari tahu lewat google untuk menambah pemahaman saya tentang pendekatan IA ini, pada awalnya saya memilih menumbuhkan motivasi semangat belajar siswa tapi makin kesini saya semakin mencari hal yang paling utama yang dibutuhkan siswa, bekerja ringan tapi hasilnya banyak. Artinya saya harus berpikir cerdas. Disekolah kami kekurangan guru, Alhamdulillah ada guru honorer K2 yang bisa membantu tapi selamanya saya tidak boleh mengandalkan guru lain untuk pembinaan siswa saya. Akhirnya saya melirik kembali sudut literasi saya dipojok kelas. Tidak ada yang menarik saat dilihat, buku yang tidak beraturan saking banyaknya dan tidak tertata baik, tapi karna di LMS contoh yang diberi adalah pojok literasi takutnya dianggap meniru akhirnya saat awal saya tidak memilih pojok literasi. Tapi makin kesini hati saya meronta, saya harus membenahi sudut literasi saya yang terbengkalai akibat korona, banyak nya jumlah bangku dan kursi sehingga saya fokus kepada kekurangan dan kelemahan. Tepatnya pada saat mengunggah tugas koneksi antar materi saya memutuskan untuk merubah pandangan saya. Saya harus merubah sudut literasi saya karn itu adalah hal urgen saya saat ini. Mengapa? Penurunan semangat literasi siswa menghawatirkan. Daripada saya memikirkan kelemahan akhirnya saya coba mencari kelebihan dan kekuatan yang saya miliki, 1. Saya orang yang mau berkorban waktu dan materi asal itu buat pendidikan. 2. Saya suka bekerja dan gigih jika ada kemauan. Akhirnya saya membuat tugas baru " Mendapatkan sudut literasi yang nyaman dan berkelanjutan". Saya berpikir cepat bagaimana langkah selanjutnya. Dengan semangat 45 dan dukungan dari siswa dalam kelas kami sepakat merombak sudut literasi lama yang sudah tak berbentuk. Dan hari Kamis Jadilah sudut literasi tersebut dengan penampilan baru. Dan respon anak-anak dengan sudut literasi tersebut sangat luar biasa antusiasnya. 1. Mereka betah belajar disudut literasi bahkan tidak ingin pulang cepat. 2. Mereka jadi leluasan bergerak dan bercanda dengan teman-teman mereka 3. Semangat literasi mereka meningkat, saya tidak perlu berkoar-koar untuk mereka membaca karna mereka berinisiatif sendiri membaca dan belajar disudut literasi tersebut. Terimakasih PGP, bahagianya berubah bersama BAGJA, terimakasih sudah membuka pikiran saya yang melihat kelemahan tanpa melihat kekuatan yang ada.

Foto sudut literasi sebelum dibenahi


Foto sudut literasi setelah dibenahi



Pendampingan oleh pengajar praktik Jumat 01 Oktober 2021

Siswa senang memilih buku bacaannya

Siswa nyaman saat berliterasi sambil bercanda dengan teman-temannya.

KBM siswa juga berlangsung ceria dan siswa senang.

JURNAL REFLEKSI AKSI NYATA MODUL 1.2 NILAI-NILAI DAN PERAN CALON GURU PENGGERAK

" Aku hanya orang biasa yang bekerja untuk bangsa Indonesia dengan cara Indonesia" Ki.Hajar Dewantara.

1. Perasaan Selama melakukan aksi nyata untuk menguatkan nilai dan peran guru penggerak.

Perasaan saya saat ini sangat merasa bersemangat sekali, mengapa? Karna ini merupakan tantangan sendiri buat saya. Dimana saya harus memahami Nilai-nilai yang harus saya sadari, miliki dan kembangkan serta bagaimana saya mengenali peran saya sebagai Calon Guru Penggerak yang harus mampu bergerak dan menggerakkan orang lain. Yang mampu berjalan sembari membuka jalan.
Nilai-nilai guru Penggerak yang saya mulai terapkan setelah pembelajaran modul ini ialah;
1. Nilai reflektif, aktif berpikir bagaimana melihat kemampuan dan potensi diri sehingga mampu membuat perubahan dan perbaikan secara berkelanjutan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
2. Nilai Mandiri, Senang belajar, mencari tahu banyak hal untuk mengembangkan diri, berinisiasi terhadap hal baru yang bermanfaat untuk kelas dan sekolah. Tidak terpaku apa yang bisa orang lain beri kepada saya tapi bagaimana saya bisa mandiri membuat diri saya lebih baik dan berkompeten.
3. Nilai Kolaboratif
Mampu menciptakan semangat kolaboratif, membangun komunikasi sehat dan aktif dengan rekan sejawat, menjadi pribadi yang disenangi sehingga mampu menggerakkan orang lain.
4. Nilai inovatif
Kreatif dan inovatif dalam menciptakan hal-hal yang baru yang mampu meningkatkan semangat belajar siswa.
5. Nilai keberpihakan pada siswa
Mampu menghadirkan pengajaran yang berpusat pada siswa, melayani siswa dengan sebaik-baiknya.

Peran-peran guru penggerak yang saya sadari ialah:
1. Menjadi pemimpin pembelajaran
2. Menggerakkan komunitas praktisi
3. Menjadi coach bagi guru lain
4. Mendorong kolaborasi antar guru
5. Mewujudkan Kepemimpinan murid.

Semua nilai dan peran guru penggerak adalah hal penting yang harus saya pahami dalam menguatkan aksi nyata di Modul 1.2 ini.


2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses selama mempelajari modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak ialah Ide untuk dapat menggerakkan diri sendiri dan orang lain

Menggerakkan diri sendiri dalam bentuk;
a. Belajar secara mandiri dalam menyelesaikan segala tugas di LMS, baik buat gambar dengan aplikasi, buat Vidio dll.
b. Menginisiasi segala kegiatan di kelas dan sekolah serta berinisiatif melakukan guna memperlancar suksesnya program pengembangan sekolah.

Menggerakkan orang lain dalam bentuk;
a. Memberi Pembinaan Sains untuk siswa-siswa yang mempunyai minat lebih dibidang SAINS
b. Melakukan Coaching pembuatan Vidio pembelajaran dan penguatan tugas guru.
c. Berdiskusi dan sharing dengan teman-teman guru lainnya guna menyampaikan ilmu yang saya dapatkan di program pendidikan guru penggerak setiap Sabtu.

3. Pembelajaran dan pengajaran dalam bentuk praktek baik
 Bentuk praktik baik dalam pembelajaran ialah:

1. Membiasakan anak-anak mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak dan menggunakan hand sanitizer sebelum masuk kelas dan saat prose KBM.
2. Membiasakan budaya 6S, seperti masuk kelas membawa salam,  mengawali pembelajaran dengan berdoa, meminta izin kepada guru dengan sopan dan santun, belajar didalam kelas dengan santun, membiasakan bertanya dengan menggunakan kata "permisi Bu/pak saya ingin bertanya?". Dan mengawali pembelajaran dengan tersenyum.
3. Memunculkan nilai-nilai profil Pancasila dalam pengajaran di kelas seperti; nilai mandiri saat mengerjakan tugas, siswa mampu mengambil keputusan memilih pembelajaran dan pengajaran yang disediakan guru, nilai berimanan dan bertakwa seperti berdoa sebelum belajar, membaca ayat-ayat pendek, mengambil pembelajaran/pesan dari bahan bacaan ataupun proses KBM  yang akan dipelajari pada akhir sesi. Serta karakteristik lainnya kreatif, berkebhinekaan global, bernalar kritis dan bergotong royong.


4. Foto bercerita
a. Pembinaan Anak-anak belajar SAINS
b. Menjadi Coach untuk guru lain

5. Testimoni dari rekan guru dan murid dalam aksi nyata saya.

Testimoni murid saat pembinaan SAINS
Daftar pertanyaan dalam testimoni.
1. Faisal Attaqum
a. Bagaimana perasaan Ical saat belajar SAINS bersama ibu Novi?
b. Apa manfaat yang Ical dapat DARI mengikuti pembinaan SAINS?
c. Apa harapan Ical kedepan untuk Ical diri Ical sendiri dan teman-teman Ical

2. Testimoni Rekan guru
Daftar pertanyaan dalam testimoni
1. Kurniawati
a. Mengapa mengikuti coach itu penting bagi anda?
b. Bagaimana perasaan anda saat di coaching oleh teman anda sendiri?
c. Apa harapan terbesar anda untuk karir anda dan teman yang mencoaching anda?


Waktu

Waktu berlalu Tinggalkan pedih perih Bila ingat kenangan lalu Tak menentu kemana hati melangkah  Tak terasa banyak hal yang sudah kulalui  B...