Kamis, 21 Oktober 2021

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.4. Budaya Positif


Skenario 1

 

Pagi itu saya masuk kedalam kelas. Kelas masih dalam keadaan kotor.

Padahal biasanya kelas selalu bersih. Sementara itu, ada beberapa orang murid sibuk bermain HP tanpa memperdulikan kebersihan kelas, lalu saya memanggil ketua kelas dan bertanya,

“Tahukah kalian, keyakinan kelas mana yang tidak dilaksanakan ?

Murid-murid pun menjawab “Tahu bu, keyakinan pertama, menjaga kebersihan kelas” jawab mereka. Lalu saya menawarkan restitusi kepada murid-murid. Karna menjaga kebersihan kelas adalah keyakinan yang telah mereka sepakati.

Saya tahu saya tidak bisa memaksa mereka untuk berubaha berdasarkan kemauan saya. Untuk itu saya ingin  coba menggali kesadaran mereka lewat restitusi.

Kemudian saya memanggil Emanuel selaku ketua kelas shif 1. Saya ajak Emanuel bicara, mengapa   kelas belum bersih sampai saya datang, padahal saya sengaja memberikan waktu kepada mereka untuk membersihkan kelas sebelum saya masuk kelas. Kenapa?

Percakapan saya dengan Nuel :

Ibu Novi          : “Nuel tahu keyakinan yang sudah  kamu dan teman-teman mu, langar”?

Nuel                : “Tahu bu, keyakinan pertama, yaitu menjaga kebersihan kelas”.

Ibu Novi         : “ Sebagai ketua hal apa yang bisa Nuel dan teman-teman lakukan untuk memberbaiki kesalahan kalian”?

Nuel                : “ Diskusi Bersama”

Ibu Novi          : “Apa yang ingin didiskusikan”?

Nuel                : “ Tentang keyakinan kelas kami bu, tentang kebersihan kelas dan cara membersihkan kelas”.

Ibu Novi          : “Agar apa”?

Nuel                : “ Agar kelasnya tetap bersih, bu”

Ibu Novi          : “Bersih sampai kedepan nanti. Lalu apa, Nuel, mau melakukan restitusi dengan teman-teman?”

Nuel                : “ Mau ,bu”

Ibu Novi          : “ Yakin”?

Nuel                : Yakin, bu”

Ibu Novi          : “Kira-kira tidak ada hambatan”?

Nuel                : “ Iya, bu”

 

Saya menyetujui keinginan Nuel untuk melakukan  diskusi Bersama  dengan teman-temannya mengenai keyakinan kelas yang dilanggar.

Diskusi kelas

Emanuel         : “Teman-teman, hari ini kita akan melakukan diskusi tentang keyakinan kelas, setuju”?

Murid 4 A       : “Setuju”!

Emanuel          : “Teman-teman, apa yang harus kita lakukan untuk menjag kebersihan kelas”?

Enggal             : “Kita harus menyadari bahwa kebersihan kelas ini adalah keyakinan kita” Bersama.

Emanuel          : “Kalau ini keyakinan kita Bersama, kenapa teman-teman tidak peduli”?

Fatin                : “Mungkin Nuel harus memberi tahu kami dengan jelas didepan kelas supaya kami bisa mendengar dan menjalankan keyakinan ini”.

Nuel                : “Kalau begitu baiklah, saya akan melakukannya”.

Amar                 : “Kami juga akan berjanji untuk melaksanakan keyakinan kelas dengan penuh tanggung jawab”.

Emanuel            : “Setuju teman-teman”?

Murid 4A          : “Setuju”.

Tanggapan Murid Terhadap Restitusi

Ibu Novi            : “Menurut Tatan, Bagaimana penggunaan restitusi dalam menanamkan kedisiplinan kelas”?

Tatan                 : “Baik sekali bu, agar teman-teman menjadi lebih  tertib lagi”.

Ibu Novi            : “ Pelajaran Apa yang bisa Rangga ambil dari restitusi hari ini”?

Rangga              : “Membuat kita lebih menghargai orang lain”

Ibu Novi            : “Siapa yang Rangga hargai”?

Rangga              : “Teman-teman bu”

 

Hasil                  : Kesadaran yang timbul karna dipaksakan tidak akan bertahan lama tapi Kesadaran yang dihasilkan dari saling mendengarkan dan menghargai keberadaan masing-masing akan dilaksanakan tanpa diperintah lagi.

Murid 4A bukannya tidak melaksanakan kebersihan kelas itu, tapi karna awalnya merupakan peraturan, mereka merasa terikat, tapi begitu mereka merasa bebas lalu mereka diabaikan. Setelah melakukan restitusi kelas mereka memiliki kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk kepentingan mereka bersama.

 

Skenario 2

Pagi itu Yayat terlihat lesu dan tidak bersemangat. Bibirnya terlihat pucat dan kurang fokus. Padahal biasanya Yayat sangat lincah dan aktif. Nilai Yayat cukup baik, walaupun kadang-kadang mengerjakan tugas. Setelah ditanya oleh guru, apakah Yayat sudah sarapan?. Ternyata yayat tidak pernah sarapan pagi. Pemenuhan kebutuhan dasar Yayat  akan bertahan hidup tidak terpenuhi. Serta Yayat kurang perhatian dari Orang Tuanya.

Proses Restitusi Dengan Yayat

Ibu Novi            : “Yayat, kalau makan itu biasanya berapa kali”?

Yayat                : “ 1 kali sehari bu”

Ibu Novi            : “ Kapan saja, Yayat makan, pagi, siang atau malam”?

Yayat                : “ Makan malam saja”

Ibu Novi            : “ Kenapa Yayat tidak mau makan pagi dan siang, apa dirumah tidak ada makanan, atau memang Yayat tidak mau makan”?

Yayat                : “ Tidak mau makan”.

Ibu Novi            : “Kenapa alasannya tidak mau makan”?

Yayat                : “ (Menggelengkan kepalanya).

Ibu Novi            : “ Padahal makanan itu sangat baik buat  Yayat, untuk pertumbuhan dan perkembangan Yayat, kalau Yayat tidak makan, maka pertumbuhannya akan terhambat, paham”?

Yayat                : (Menganggukan kepalanya”.

Ibu Novi            : “ Nah, kalau sekarang Yayat sudah paham, kira-kira, hal apa yang harus Yayat lakukan untuk memenuhi gizinya”?

Yayat                : “Makan makanan sehat”.

Ibu Novi            : “Berapa kali”?

Yayat                : “ 3 kali”

Ibu Novi            : “Kapan saja”?

Yayat                : “ Pagi, siang, malam”

Ibu Novi            : “ Benar”?

Yayat                : (Menganggukan kepalanya)

Ibu Novi            : “Bagaimana biar ibu tahu, bahwa Yayat makan”?

Yayat                : “ Yayat akan Wa ibu”

Ibu Novi            : “ Yakin bisa melakukannya”?

Yayat                : “Iya”.

 

Hasil Restitusi Dengan Yayat

Yayat mengetahui bahwa dia harus memenuhi gizinya dengan makan 3 kali sehari. Tidak mengabaikannya lagi demi Yayat sendiri.

 

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Masukannya

Waktu

Waktu berlalu Tinggalkan pedih perih Bila ingat kenangan lalu Tak menentu kemana hati melangkah  Tak terasa banyak hal yang sudah kulalui  B...