Sabtu, 28 Agustus 2021

JURNAL MINGGUAN 2

Jurnal Refleksi
Oleh : Novi Puspitasari,S.Pd


Model Refleksi 5 R (Reporting, Responding, Relating, Reasoning, dan Reconstruction)


1. Reporting 

Selasa, 24 Agustus 2021, Saya mencoba untuk membuat pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Sesuai dengan tujuan Program Pendidikan Guru Penggerak ialah mempersiapkan guru untuk menjadi pemimpin yang mampu menumbuh kembangkan anak secara holistik (Menyeluruh). Anak memiliki kemampuan mengolah cipta (Kognitif), mengolah rasa (Afektif) dan mengolah karsa (Psikomotorik). 
3 kemampuan tersebut harus ada dan seimbang dalam diri siswa, untuk itu saya mencoba untuk membuat pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan memperhatikan apa keinginan siswa itu sendiri.

yang saya lakukan dalam membuat pembelajaran yang berpusat pada siswa ialah

1. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berpusat pada siswa. 
2. Menyediakan media, memilih metode yang tepat untuk pembelajaran
3. Menerapkan budaya 6 S (Senyum, Salam, Salim, Sapa, Sopan dan Santun) sebagai bentuk  pembiasaan.

Dalam pelaksanaan KBM, seperti biasa saya melakukan tahapan Awal, inti dan tahapan akhir. Tapi dalam proses praktiknya saya mencoba merombak cara pelaksanaanya. Keluar dari kebiasaan sebelumnya, disini saya menempatkan diri saya untuk melayani siswa dan mendengar apa maunya mereka. 

Untuk menumbuhkan daya cipta (Kognitif) siswa, saya mencoba memberikan pembelajaran yang siswa inginkan, tidak menuntut tapi lebih kearah menuntun.
seperti;

1. Bertanya pada siswa tentang pelajaran yang ingin  mereka pelajari. 
Respon yang  siswa berikan juga beragam, ada yang ingin bernyanyi, menggambar, berhitung dan lain-lain. Tentunya keinginan mereka ini harus saya apresiasi dalam wujud nyata.

2. Saya merespon dengan senyuman saat mendegar keinginan siswa, Jam SBdP yang seharusnya tujuan pembelajaran ialah diharapkan siswa dapat menyanyi lagu menanam jagung dengan tempo nada yang tepat. saya arahkan bukan ke satu tujuan saja, melainkan kebanyak tujuan, seperti; mampu menggambar sketsa jagung, mampu menghitung jumlah dan banyak jagung.

Rancangan pembelajaran

a. Membagi mereka berdasarkan keinginan
  • Untuk semua anak saya arahkan untuk mendengar audio lagu menanam jagung, kemudian  mereka bernyanyi bersama sembari bertepuk tangan. Nada awal lemah dan nada selanjutnya kuat.
  • Siswa mendengar dengan seksama dan kemudian meniru dengan diiringi epukan tangan.
b. Untuk anak-anak yang senang menggambar saya arahkan anak-anak tersebut untuk menggambar jagung sesuai dengan keinginan mereka.
  • Anak bebas membuat sketsa jagung mereka
c. Untuk anak-anak yang senang berkebun saya arahkan mereka untuk menceritakan pengalaman mereka saat menanam jagung.
  • Ternyata ada beberapa orang anak laki-laki yang senang berkebun, mereka sangat antusias bercerita tentang tanaman-tanamannya.
  • Ternyata, anak-anak kalau belajar sesuatu yang mereka suka responya sangat bersemangat sekali.
d. Untuk anak-anak yang senang berhitung saya buatkan mereka soal cerita matematika yang berkaitan dengan jagung. 
  • Saya bimbing mereka untuk berhitung berdasarkan cerita yang ada disekitar lingkungan tempat tinggal mereka. (Contekstual learning)

4. Budaya 6 S tetap diterapkan didalam kelas. contohnya Sopan dan santun dimana saat anak-anak bertanya mereka diminta untuk mengucapkan santabe (permisi) untuk mulai bertanya dan meminta izin. Kata 'Santabe' ini berkaitan dengan adab  kesopanan dan tingkah laku masyarakat Bima. Diluar kelas, Salam, salim, Sapa  dan senyum dijadikan pembiasaan saat bertemu.

5. Untuk Mengembangkan Daya Rasa (Afektif) saya melakukan pembinaan. berupa mendengarkan keluh kesah siswa, memberikan bimbingan disela jam mengajar. Saya berusaha menjadi pendengar yang baik bagi siswa. Membina laku yang  luhur, jiwa yang halus, kemauan yang kuat  dari hati kehati. Bukan hanya untuk siswa yang bermasalah tapi juga bagi siswa yang memiliki sikap-sikap baik supaya bisa menjadi contoh dan pelajaran bagi siswa lainnya. Berbagi pengalaman bersama teman mungkin lebih mengena dihati siswa.


2. Responding 

          Respon atau tanggapan siswa pada pembelajaran tersebut ialah;

1. Siswa menjadi sangat saat belajar, menjadi lebih fokus dan semangat.
2. siswa menjadi senang dan cepat  dalam mengerjakan tugas.

Respon budaya 6S
1. Siswa sudah mulai terbiasa untuk menyapa dengan Salam, Senyum, Salim, Sapa, Sopan dan Santun.
2. Siswa menjadi lebih terbuka pada guru mengenai perasaannya.

3. Relating 


         Dalam pelaksanaannya pembelajaran yang berpusat pada siswa mendapatkan respon yang positif, tapi dalam pelaksanaanya saya cukup keteteran karna harus mempunyai ekstra tenaga dalam menangani keinginan siswa. Saya harus lebih lincah, cekatan dan bersemangat.

Begitu pula dalam merancang pembelajaran yang berbeda disetiap harinya  punya tantangan tersendiri, agar lebih menarik dari sebelumya. Ditambah lagi jumlah siswa yang saya ajar banyak. 

Untuk siswa yang menerima pembinaan, sejauh ini berjalan dengan baik. Siswa mulai menunjukkan kedekatannya dengan guru melalui sikap-sikap positif. Sudah mau mendengarkan dan belajar dengan antusias.

4. Reasoning


        Setelah saya menganalisa hal-hal tersebut, saya memutuskan untuk mencoba menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan keinginan siswa tersebut dengan catatan saya berkolaborasi dengan teman. pendamping saya, mengapa? mengingat banyaknya materi yang harus diajarkan dan banyaknya siswa yang harus dilayani. 

5. Reconstructing


       Menuliskan rencana alternatif jika menghadapi situasi serupa dimasa yang akan datang. 
setelah apa yang saya lakukan dalam KBM dengan mengikuti kemauan siswa. Saya akan mencoba memperbaiki lagi kemampuan saya. dengan mencari metode-metode baru  bahkan media yang bisa melayani kebutuhan siswa. 




Jumat, 27 Agustus 2021

WEBINAR KAMIS 26 AGUSTUS 2021 Elaborasi Pemahaman

WEBINAR KAMIS 26 AGUSTUS 2021 Elaborasi Pemahaman

   
Slide show awal Webinar Kamis 26 Agustus 2021 melalui aplikasi Zoomeet, dibuka dengan sambutan Dirjen GTK RI Bapak, Dr. Iwan Syahril.Ph.D. Disusul dengan lantunan Lagu-lagu daerah, lagu nasional yang dibawakan sangat apik dengan background dan sound yang menarik. Webinar hari ini menampakkan  betapa kayanya bangsa Ku Indonesia dengan budayanya.


                     Sound Musik
Budaya (Culture)

    Sambutan dari Bapak Pokja Pendidikan Guru Penggerak. Bapak.(DR.Kasiman). Yaitu;
    
Beliau mengatakan kita sudah masuk pada modul awal yaitu modul 1.1. 
Dan untuk Webinar hari ini memiliki tujuan yaitu:
1. Bapak ibu CGP dapat lebih dalam lagi mengenal guru penggerak.
2. Setelah mengenal dalam lalu dapat mengubah mindset cara berpikir, melihat dan berlaku.
3. Lebih mengenal sosok Ki Hadjar Dewantara dan bagaimana perguruan Taman Siswa beliau.
4. Bagaimana Pemikiran  Ki.Hadjar Dewantara terhadap pendidikan dan bagaimana beliau mengabdikan diri pada dunia pendidikan serta menjalankan pendidikan yang berpusat pada siswa.
5. Memberikan penguatan alur pemahaman merdeka belajar.
Dengan menghadirkan 2 tokoh penting yang berhubungan dengan Perguruan  Taman Siswa dan Ki.Hadjar Dewantara.
Yaitu mantan siswa dari sekolah Taman Siswa dan siswa dari Ki.Hadjar Dewantara, yaitu Ki.Priyo Dwiarso
Dan ibu Afria Susana, M.Pd

Pemateri 1. Ibu Afria Susana, M.Pd.

Biodata Diri


Pengalaman ibu Ria.

1. Saat TK di Taman siswa, beliau mengingat banyak bermain layaknya kodrat anak-anak.

2. Saat SD, Waktu Istirahat diberikan sebanyak 2 kali. Namanya saat itu, Keluar main. Saat keluar main, anak-anak diarahkan betul-betul untuk bermain. Jadi anak-anak disuruh membawa alat permainan dari rumah seperti, bola bekel, congklak, dll.

3. Anak-anak yang tidak mengerjakan tugas atau pr tidak diberi hukuman. Hanya disuruh berdiri didepan kelas.

4. Dirumah Bu Ria  tidak pernah memaksakan kehendak kepada anaknya.  Hanya menuntun bakat anak, mengarahkan, memberikan kemerdekaan agar anak-anak konsen terhadap bakatnya.

Menurut Ki.Priyo Dwiarso

1. Salam di taman Siswa, yaitu Salam dan Bahagia. Salam artinya selamat raganya dan bahagia artinya bahagia bathinnya.

2. Mengenai hukuman. Jadi di Taman siswa itu ada larangan bahwa pamong atau guru tidak boleh menghukum secara fisik. Tapi sanksi itu tetap ada. 
Anak-anak yang melakukan kesalahan itu tahu resikonya itu apa. Dengan pembinaan.

3. Asas keadilan, artinya siapapun yang bertikai, dua-dua nya harus didisiplinkan.

4. Taman Siswa itu menerapkan asas kekeluargaan. Sebagai asas disekolah. Anak-anak menganggap bapak dan ibu guru sebagai ibu kandung begitupun ibu dan bapak guru juga menganggap anak seperti anak sendiri. Three central anak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yaitu lingkungan utama pembentuk karakter anak. Dimana orangtua memiliki Rasa Asah, asih, dan asuh pada anak. Peduli untuk melihat kebutuhan sang anak (Berhamba pada anak). 

   Saat pulang sekolah banyak orang tua yang menunggu anak-anaknya diselasar sekolah sembari menunggu, Orangtua siswa banyak yang menemui guru anak-anaknya untuk bertanya seputar perkembangan anaknya. Guru hampir mengenal semua walimurid dari siswa.

Guru dan orang tua sering diskusi. Guru datang kerumah siswa. Datang menengok siswa tanpa diberitahu terlebih dahulu. 

Suasana kekeluargaan sangat kental sekali. "Pernah Suatu ketika, saat malam hari, Orangtua siswa datang nangis-nangis kesekolah" tutur Ki.Priyo. orang tua tersebut mengatakan anaknya hanyut dilaut. Disitu guru-guru menunjukkan simpati dengan ikut mencari keberadaan anak tersebut. Walaupun akhirnya tidak ketemu.

Terbuka kapanpun kita belajar menerima sang siswa seperti anak kandung kita sendiri. Menyatu dengan orangtua siswa, sering mengobrol, diskusi. Dikeluarga basis karakter dibentuk. Disekolah tempat menimba ilmu. Di masyarakat harus berupaya melakukan hal yang positif seperti ikut Pramuka, karang taruna, ketiga Tri pusat Pendidikan tersebut  haruslah Kondusif.

5. Bebas itu juga bukan melepas sepenuhnya. Bukan semerdekanya. 

Montesori menganut paham merdeka mutlak. Tapi Ki.Hadjar mengatakan bahwa merdeka itu tidak boleh sampai mengganggu kehendak masyarakat. Kebahagiaan didalam keluarga.

6. Sua Disiplin di Taman Siswa
Sering ditimbulkan dengan pengertian-pengertian.

Suatu ketika Ki.Priyo membawa ketapel.
Dan bertemu dengan Ki.Hadjar "Ini tidak baik ya, Ini ketapel bisa menyakiti makhluk lain. Bisa merusak jendela rumah orang lain.

Mengenai kesenian pun kalau ada kesalahan saat memukul kendang. Ki.Hadjar tidak hanya dikatakan salah tapi juga dikatakan benarnya apa dan resikonya apa. Dibangunkan kesadaran berdasarkan dialog. 

7. Pendidikan itu memuliakan anak.

Ki Hadjar mengatakan Kodrat anak tidak bisa dilanggar tidak boleh dimatikan dengan disiplin. Sang anak itu sudah ada kodratnya. Suatu ketika anak itu akan menemukan bakatnya sendiri. 

Ucapan Ki.Hadjar Dewantara terhadap anaknya yang sangat mengharukan saya.
Anak ku putri saya mengaku salah. Saya akan memuliakan mu sepanjang masa. 




Koneksi Antar Materi 27 Agustus 2021

By. Novi Puspitasari


Saya mencoba untuk menulis apa yang sudah saya pelajari selama 2 Minggu ini sebagai CGP yang aktif berkutat dengan LMS (Leaning Management System') dalam Alur MERRDEKA nya.

a. Tes awal, ialah pre test yang dilakukan untuk mengetahui pemahaman awal Calon Guru Penggerak(CGP) sebelum mereka belajar modul.

"Nilai saya 45, benar 9". Pak.Rahman Fasilitator saya mengatakan, "itu sudah bagus, Bu". Baru tahap awal kok. Terimakasih motivator sekaligus fasilitator ku.

Setelah itu mulailah membuka modul 1 dan dengan penuh rasa ingin tahu saya membaca dan berusaha memahaminya.

Berikut gambaran nya

Modul 1. Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki.Hadjar Dewantara.

Kami CGP diarahkan untuk mengenal makna pendidikan berdasarkan filosofi dari seorang tokoh besar dunia Pendidikan di Indonesia, Bapak Mentri Pendidikan pertama Republik Indonesia yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk perkembangan dunia pendidikan, yaitu Ki. Hadjar Dewantara.

Pada tahap awal penanaman konsep dasar ini, saya mencoba untuk responsif serta mau open minded (membuka pikiran) untuk aktif menerima seperti apa wawasan, pemahaman, cara pandang, nilai budi pekerti serta semangat dari seorang Ki.Hadjar Dewantara.

Beliau menjadi suri teladan dalam dunia pendidikan, yang mana esensi pemikiran beliau bukan hanya sebatas pada filosofi semata tapi juga pada contoh aksi nyata dan kepribadian bersahaja beliau pada dunia pendidikan.

Memilih dan mempunyai role model sebagai acuan dalam melangkah itu sangat penting. Mengapa? Karna memilih orang yang tepat untuk kita tiru adalah langkah tepat untuk menjadi lebih baik serta mempunyai role model yang tepat adalah penentu indikator keberhasilan kita diawal. Niat baik datang dari orang-orang yang berhati baik.

Gambaran Alur MERRDEKA dalam LMS (Learning Management System)

Alur Pertama

1. Mulai Dari Diri


Bercermin pada sosok Ki.Hadjar Dewantara. Membuat saya tergerak untuk menata diri. Beliau bisa menjadi contoh karna jiwanya yang tulus, Sabar dan telaten. 

Saya ingin seperti beliau, bisa mengubah sebuah peradaban menjadi lebih baik lagi. Beliau berkata "Jika ingin mengubah peradaban, perbaikilah pendidikan bangsa tersebut". Punya Tujuan yang sama dengan Ki.Hadjar Dewantara, membuat saya memiliki role model yang harus saya ikuti kedepannya. 

      Filosofi-filosofi Ki.Hadjar sangat mendalam. Mengilhami saya untuk belajar bagaimana seharusnya guru menempatkan perannya dengan tepat.

Filosofi Ki.Hadjar Dewantara

1. Trilogi pemikiran Ki.Hadjar Dewantara mengenai peran guru. Ing Ngarsa sung tuladha. Guru berada didepan memberi contoh, teladan untuk murid-muridnya. Ing Madya Mangun Karsa, guru ditengah membangun semangat, memberi arahan, mengasah pemikiran siswa. Tut Wuri Handayani, guru dibelakang memberi dorongan. Mendorong bakat dan minat siswa agar mereka lebih termotivasi untuk aktif mencari tahu bukan hanya menunggu untuk diberi tahu oleh guru.



2. Guru hanya menuntun agar siswa menemukan keselamatan dan kebahagiaan hidupnya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Guru tidak diperbolehkan memaksa dan menuntut siswa. Karena menurut Ki.Hadjar Dewantara setiap siswa lahir dengan kodratnya masing-masing. Guru hanya mengarahkan dan menuntun mereka agar memperbaiki lakunya. 

Pendidikan menurut Ki.Hadjar Dewantara

1. Tujuan pendidikan adalah memberi keselamatan dan kebahagiaan untuk anak, baik sebagai manusia maupun sebagai bagian dari masyarakat.
2. Pendidikan seharusnya mengikuti kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat Alam datangnya dari Tuhan dan Kodrat Zaman datang nya dari Lingkungan. Kodrat anak yaitu bermain, membiarkan mereka menemukan jati dirinya lewat pengalaman bermain yang mereka lakukan. Pendidikan juga tidak boleh diam, harus mengikuti zamannya. Jika zaman semakin maju maka pendidikan juga harus menyertainya, sesuai  Asas Trikon yang pertama 1. Kontiyu, pendidikan harus berkelanjutan tidak boleh berhenti. 2. Konvergen artinya ilmu -ilmu dan pemikiran untuk pendidikan, bukan hanya diambil dari satu sumber yang sama tapi bisa datang dari sumber lain yang berbeda. Bukan sebatas dari dalam negri tapi juga bisa dari luar negri. Selama itu  baik dan Konsentris artinya, bisa sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

2. Eksplorasi Konsep


Dalam eksplorasi konsep tergambar  bagaimana pendidikan di Indonesia pada masa Kolonial Belanda. Bupati membuka sekolah hanya untuk mendidik calon pegawai saja. Dimana interaksi dunia pendidikan dilakukan berdasarkan kepentingan semata. Bukan berdasarkan kebutuhan Kodrat anak yang sebenarnya. 

Pendidikan saat itu diberikan hanya untuk kalangan tertentu berdasarkan tingkat strata sosial dan keuntungan kolonialisme saja.

Lalu tahun 1922 lahirlah Taman Siswa di Jogjakarta yang didirikan oleh Ki.Hadjar Dewantara sebagai sebuah gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa.

3. Ruang Kolaborasi 


 Diruang Kolaborasi ini, kelompok CGP berdiskusi tentang:

1. Bagaimana kami dapat mendesain kerangka pembelajaran yang kontekstual.

2. Mengambil Nilai-nilai positif dari pemikiran KHD yang dikaitkan dengan budaya lokal kami. 

Dari diskusi tersebut disepakati 1 nilai positif yaitu "Menghamba pada siswa".
Kami kaitkan dengan budaya Lokal kami, yaitu "Nggusu Waru" yaitu 8 syarat Kepemimpinan". Dimana dalam Nggusu Waru tersebut tertanam nilai-nilai budaya seperti,

1. To'a (Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa)
2. Dei ro Paja Ilmu ( Berilmu dan berwawasan luas)
3. Madisa Kai Ma Poda ( Berani menegakkan kebenaran)
4. Lembo Ade ( Sabar dan Toleran)
5. Sabua Nggahi Sabua Rawi ( Satu kata satu perbuatan)
6. Dou mbeca wombo ( Kaya lahir batin)
7. Londo Mai Dou Mataho ( Dari Keturunan yang baik)
8. Gaga ruku Ntika Ade (Gagah Lahir Bathin).

   Hal tersebut sesuai dengan karakteristik Orang Bima yang Agamais, ramah dan pekerja keras serta
berkorelasi dengan nilai -nilai positif dari pemikiran Ki.Hadjar Dewantara. "Menghamba pada Siswa". Pendidik memberikan ruang ekslorasi yang setinggi-tingginya dengan memasukkan nilai-nilai budaya dalam membentuk laku siswa tanpa melanggar kodrat mereka.

Menghamba pada siswa adalah dimana guru menempatkan dirinya seperti  orangtua bagi siswa. Begitu pula siswa menganggap gurunya seperti orang tuanya sendiri. Orang tua melimpahkan seluruh kasih sayang dan hal terbaik pada anak- anak mereka tanpa pernah menuntut. Disinilaih letak menghamba itu.

 Contoh konkret yang akan  kami terapkan disekolah yang merupakan kesepakatan bersama, ialah membudayakan budaya 6S yaitu Budaya Senyum, Salam, Sapa, Salim, Sopan dan Santun . Berharap budaya 6S ini akan bermuara pada pembentukan karakter siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

4. Refleksi Terbimbing


Dalam refleksi terbimbing, pengetahuan dan  pengalaman baru para CGP akan ditelusuri.

 Pengetahuan yang saya dapatkan ialah:

1. Bahwa pendidikan ialah bagaimana menuntun anak sesuai kodratnya sehingga selamat dan bahagia, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

2. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia
Manusia mempunyai kodrat alam dan kodrat zamannya sendiri. Tugas guru ialah menjadi teladan, motivator dan fasilitator. Ing Ngarso sung tulodo guru berada didepan menjadi pemimpin 
Ing madyo mangun Karso guru berada ditengah memberikan inspirasi dengan ide-ide barunya guna memajukan dunia pendidikan. Tut Wuri Handayani guru berada dibelakang memberi dorongan atau motivasi agar siswa didik lebih lebih semangat untuk belajar.

3. Pendidikan hendaknya berpusat pada siswa

4. Pendidikan adalah bagaimana melayani siswa dengan sebaik-baiknya. (Menghamba pada siswa).

Pengalaman Baru 
 
1. Menjadi Giat Belajar. Hampir setiap hari saya menyempatkan diri untuk belajar. Tiada waktu yang terbuang sia-sia lagi.

2. Bisa berkolaborasi dengan guru-guru hebat yang sebelumnya tidak saling kenal menjadi kenal. Kita bisa Sharing banyak hal tentang dunia pendidikan. Dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Sharing ilmu dan pengalaman.

3. Mengenali dan menyadari kekuatan sendiri.

4. Mampu merefleksikan diri sehingga mau menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru tersebut di kelas.

5. Demonstrasi Kontekstual

Metode Demonstrasi  adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai penjelasan lisan. Suparno(2006).

Kontekstual merupakan pendekatan belajar yang membantu guru mengaitkan antar materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Menurut Elaine(2011).


Maka dari pengertian itu saya berusaha untuk membuat Vidio pembelajaran yang menunjukkan kegiatan saya saat mengajar dikelas dan berinteraksi dengan siswa secara real(Nyata) diluar kelas. seperti:

1. Pelajaran yang berpusat pada siswa. melihat Karakteristik siswa yang berbeda kesukaan dan kemauannya.

2. Menghindari menekan siswa dengan segala tugas yang menuntut siswa, mengalir apa adanya.

3. Membina mereka jika mereka salah dan nakal dengan memberi tahu apa salah dan memberitahu bagaimana benarnya. Menimbulkan self correct dalam diri anak agar mereka dapat dengan sendirinya menyadari, menemukan, dan memperbaiki diri.

4. Mendisiplinkan mereka tanpa membuat mereka trauma.

5. Menyadari kodrat anak yang senang bermain.

6. Elaborasi Pemahaman


Di elaborasi pemahaman ini kami diajak untuk lebih mengenal lebih dalam lagi tentang perguruan Taman Siswa dan bagaimana sebenarnya cara Ki.Hadjar Dewantara dalam mendidik murid-muridnya melalui taman siswa tersebut. 

Tambahan pemahaman ini kami peroleh dari Ki.Priyo Dwiarso dan ibu Afria Susana, M.Pd.
Pemahaman tersebut diantaranya ialah;

1. Salam di taman Siswa, yaitu Salam dan BahagiaSalam artinya selamat raganya dan bahagia artinya bahagia bathinnya.

2. Hukuman di Taman SiswaPamong atau guru tidak boleh menghukum secara fisik. Tapi sanksi bagi anak-anak yang melakukan kesalahan tetap ada, namanya bukan hukuman tapi pembinaan.
Tujuan penbinaan itu ialah: 
a.  Agar anak menjadi tahu apa kesalahannya, serta tahu bagaimana resikonya jika mereka berbuat yang salah dan merugikan. 
b. Mereka bisa sadar dan memperbaiki sendiri kesalahannya (Self correct).
c. Menjadi disiplin. Contohnya jika 2. Orang berselisih maka keduanya harus sama -sama didisiplikan. (Adil)
d. Menjadi jera supaya tidak mengulang lagi kesalahan.

3. Taman Siswa juga menerapkan asas kekeluargaan sebagai asas disekolah.  Bapak dan ibu guru menganggap murid-murid seperti anak kandungnya. begitu juga murid-murid menganggap ibu dan bapak guru seperti ibu dan bapak kandung mereka. Alasannya karna three central (tiga pusat) pendidikan anak yang paling utama adalah dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Lingkungan pertama pembentuk karakter anak. Dimana didalam keluarga, saling Asah, asih dan asuh. Orang tua juga akan selalu melihat kebutuhan sang anak. Disinilah letaknya guru berhamba pada anak. Layaknya orangtua yang takkan pernah berhenti untuk menyayangi dan mendidik anak-anaknya.
Ki. Priyo menambahkan bahwa pamong dan orangtua siswa sering berdiskusi mengenai perkembangan anak-anak mereka. Guru juga sering datang menengok kerumah siswa tanpa memberitahu terlebih dahulu. Hal itu dilakukan untuk mengecek keadaan siswa yang sebenarnya. Hubungan guru dan orangtua siswa sangat dekat.
Guru terbuka kapanpun menerima siswa seperti anak kandung sendiri.

4. Filosofi merdeka. Merdeka itu bukan semerdekanya, bukan melepas sepenuhnya. Montesori menganut paham merdeka mutlak.  Tapi Ki.Hadjar melihat bahwa merdeka itu haruslah tidak sampai mengganggu kehendak masyarakat, tertib damai (Masyarakat) , Salam bahagia(keluarga).

5.  Disiplin di Taman Siswa.

Sering ditimbulkan dengan pengertian-pengertian.

Ki.Priyo bercerita ,Suatu ketika Ki.Priyo membawa ketapel dan bertemu dengan Ki.Hadjar. Lalu Ki.Hadjar berkata " Ketapel ini tidak baik ya, ketapel ini bisa menyakiti makhluk lain, bisa merusak jendela rumah orang lain, Eyang simpan ya" tutur beliau.
 
Cerita lain, berkaitan dengan kesenian. Saat berjalan, Ki.Hadjar mendengar ada kesalahan saat memukul kendang, lalu dipanggilah anak yang melakukan kesalahan tadi. Beliau tidak hanya mengatakan salah tapi beliau memberitahu benarnya bagaimana.
Penekanan pembinaan ini ialah beliau membangun kesadaran anak dengan dialog dan pembinaan.

6. Pendidikan itu memuliakan anak.
Ki Hadjar mengatakan Kodrat anak tidak bisa dilanggar tidak boleh dimatikan dengan disiplin. Sang anak itu sudah ada kodratnya. Suatu ketika anak itu akan menemukan bakatnya sendiri. 

7. Koneksi Antar Materi

Kesimpulan yang bisa saya ambil setelah mengurutkan apa yang sudah saya pelajari dari beberapa alur tersebut ialah:

1. Penanaman konsep awal dan fondasi dasar pada diri saya, tentang bagaimana pendidikan itu sebenarnya. Apa tujuan pendidikan buat anak-anak yang saya didik. Bagaimana filosofi pemikiran yang memerdekakan anak dapat tercapai sehingga anak dapat selamat dan bahagia dimasa depan.

2. Setelah saya paham akan konsep pemikiran tersebut, saya diajak untuk belajar dari sejarah. Refleksi Sejarah. Bagaimana pahitnya penjajahan. Bagaimana penjajahan dapat merampas kodrat anak  untuk merdeka dalam mengenyam pendidikan. 
Belajar dari sejarah tersebut, saya diajak untuk dapat mengambil pelajaran agar kedepan saat saya mendidik anak-anak bangsa, layaknya tidak menekan, tidak memaksa, menuntut dan menindas. Agar sejarah tidak terulang lagi. Merdeka tapi tidak betul-betul merdeka.

3. Koneksi dengan pembelajaran di Ruang Kolaborasi ialah Setelah belajar dari sejarah. Kami diajak untuk menghargai budaya sendiri. Bangga akan nilai -nilai budaya yang ada di daerah sendiri. Agar kami tidak melupakan nilai-nilai luhur budaya daerah. Bagaimana kami bisa mengangkat nilai-nilai positif kultur daerah dalam proses pembelajaran disekolah kami, sehingga dalam pelaksanaanya nanti antara budaya dan pendidikan bisa saling menyatu dalam pembentukan karakter anak yang berbudaya. 

4. Koneksi dengan alur ke empat ialah merefleksikan diri sendiri. Dimana saya diarahkan untuk mengenali diri sendiri, apa kekuatan saya, apa yang harus saya lakukan dengan pengetahuan yang saya peroleh ini, bagaimana saya membagi pengalaman saya ini terhadap siswa-siswi saya besok disekolah.

5. Demonstrasi Kontekstual.
Saya diarahkan untuk bergerak dengan ilmu yang saya peroleh. Mengaplikasikannya secara bertahap. Paham apa yang harus saya lakukan setelah ini.

6. Koneksi dengan elaborasi pemahaman. Memasuki tahap ini pemahaman saya terhadap pelajaran sebelumnya dikuatkan lagi, Lebih dipertajam lagi. Pemikiran Ki.Hadjar, konsep, tujuan , dan filosofi beliau lebih diperdalam lagi.

7. Memasuki koneksi antar materi saya diarahkan untuk mengaitkan tahapan demi tahapan antar materi, bertujuan agar saya lebih memahami konsep alur belajar merdeka. 

Kesimpulan penting yang saya pelajari dalam satu modul ini, yaitu;

     Awalnya saya percaya bahwa murid itu bisa berubah jika kita mendisiplinkan mereka dengan aturan-aturan yang mengikat tapi ternyata itu tidak benar. Menurut Ki.Hadjar mendisiplinkan itu tidak dengan melanggar kodrat anak, kodrat yang sudah diberikan Allah. 
      Tuntun dan arahkan mereka dengan penuh kasih sayang jika mereka salah lakukan pembinaan yang tidak membuat mereka trauma dan tertekan.
     Buatlah mereka menyadari kesalahannya, buatlah mereka mau mencari tahu bukan hanya menunggu untuk diberitahu. Sungguh saya harus belajar keras lagi untuk menjadi guru yang baik dan sabar.
  

8. Aksi Nyata

Praktek lapangan, praktek yang sebenarnya. Saya akan berusaha menerapkan apa yang sudah saya pelajari selama beberapa Minggu ini. Dimulai dari hal yang paling kecil dan mudah. Menuntun mereka dan bukan menuntut. Buat mereka senang dan bermain. Selayaknya kodrat mereka. Berfokus pada siswa. Melayani siswa.



Minggu, 22 Agustus 2021

Refleksi Terbimbing Minggu 22 Agustus 2021

REFLEKSI PEMIKIRAN Ki.Hadjar Dewantara Sebagai pengetahuan dan Pengalaman baru dalam pembelajaran


Setelah belajar pemikiran Ki.Hadjar Dewantara saya menjadi mempunyai pengetahuan baru yang saya jadikan pegangan, sebuah pijakan untuk cerminan diri guna menjadi guru yang lebih baik lagi. Mulai belajar sedikit demi sedikit. 
Pengetahuan yang saya dapatkan ialah:
1. Bahwa pendidikan ialah bagaimana menuntun anak sesuai kodratnya sehingga selamat dan bahagia, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Menuntun, mengarahkan tanpa menuntut dan mengekang anak didik. Saya harus pandai menempatkan diri dan memperhatikan ucapan saya.
2. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. 
Manusia mempunyai kodrat alam dan kodrat zamannya sendiri. Tugas guru ialah menjadi tauladan, motivator dan fasilitator. Ing Ngarso sung tulodo guru berada didepan menjadi pemimpin 
Ing madyo mangun Karso guru berada ditengah memberikan semangat, inspirasi dengan ide-ide barunya guna memajukan dunia pendidikan. Tut Wuri Handayani guru berada dibelakang memberi dorongan atau motivasi agar siswa didik lebih lebih semangat untuk belajar.
3. Pendidikan berpusat pada siswa
4. Pendidikan adalah bagaiman melayani siswa dengan sebaik-baiknya. (Menghamba pada siswa).

Pertama yang saya lakukan ialah 1.Refleksi diri.
Mulai merefleksikan diri saya dengan bertanya pada diri sendiri
1. "Apakah saya sudah benar menjadi seorang guru?"
2. Apakah saya sudah menempatkan hati dan pikiran saya seutuhnya untuk melayani dan memberikan yang terbaik untuk siswa?
3.  Apa saya sudah melakukan pengajaran yang berpusat pada siswa?
4. Apakah saya sudah menyeimbangkan antara Cipta Rasa dan karsa terhadap siswa.
5. Sudah adil kah saya pada murid-murid saya?

Saya bukanlah manusia yang sempurna tapi saya harus berusaha melakukan yang terbaik yang saya bisa.
2. Kemudian saya mencatat apa yang selama ini sudah saya lakukan dan yang belum saya lakukan. Sebagai napak tilas saya dalam melihat kelebihan dan kekurangan diri.
Setelah belajar selama 1 Minggu lebih saya menyadari bahwa masih banyak hal-hal yang tidak saya lakukan dengan baik. Diantaranya;

1. Saya kurang sabar menghadapi siswa
2. Saya belum melihat mereka sebagai murid seutuhnya yang harus saya layani
3. Belum sepenuhnya memfasilitasi perbedaan karakteristik mereka sebagai suatu yang tidak sama.
4. Belum berusaha maksimal menemukan bakat dan potensi mereka serta mengasahnya hingga lebih dalam. 

Yang sudah saya lakukan
1. Menanamkan karakter seperti menghargai diri dan orang lain.
2. Menyadarkan mereka akan tanggung jawab sebagai siswa.
3. Membuat mereka bahagia saat belajar dengan saya.
4. Mengajar dan mendidik dengan sepenuh hati.

Hal yang harus saya lakukan setelah belajar tentang pemikiran Ki. Hadjar Dewantara ini  dan kemudian menerapkan dalam pembelajaran saya ialah:

1. Mengarahkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
a. Merancang RPP yang berpusat pada siswa.
b. Membuat permainan yang berpusat pada siswa
c. Membuat mereka aktif dan kreatif

2. Tidak menuntut mereka tapi lebih ke menuntun.

3. Membuat mereka lebih kreatif dan inovatif.

4. Mengarahkan mereka pada profil pancasila dan nilai -nilai kultur Bima 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan melakukan hal-hal yang tidak disadari oleh mereka. 

5. Membuat pengajaran yang menyenangkan.

Guruku kini aku menjadi guru


Puisi Untuk Guru Ku.
Minggu 22 Agustus 2021
Oleh Novi Puspitasari
CGP angkatan 3 Kota Bima 4

guru Ku...
Murid mu kini menjadi guru.
Meneruskan cita-cita mu yang luhur

Sepeda motor 
Membawa tubuh ku...
Murid menunggu, aku terlambat
Aku malu...
Padahal aku guru...

Guru Ku
Aku berjanji takkan begitu lagi,
Seperti kata mu 
Ing ngarso sung tulodho
Aku seharusnya jadi teladan.

Mata murid ku sayu
Sepertinya dia mengantuk
Aku marahi mereka, malah ribut
Apa materi ku membosankan?
Aku salah apa?
Aku tak pantas menjadi guru.

Guru Ku...
Kodrat ku kodrat ku
Setiap anak membawa kodratnya sendiri
Aku malah menuntut tidak  menuntun
Seharusnya aku tidak begitu.
Aku lalai menjadi guru

Guru Ku...
Banyak kesalahan yang kulakukan 
Padahal aku seorang guru

CGP membuat ku sadar
Aku harus mulai berubah 
Bukan menjadi apa yang hebat
Tapi berusaha memperbaiki apa yang salah.

Sebab aku guru
Bukan berarti aku selalu benar
Sebab aku manusia 
Aku juga bisa salah

Guru ku
Kini aku menjadi guru
Menjadi ibu dari banyak anak
Yang setiap malam akan berdoa
Untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka

Ruang Kolaborasi Hari Sabtu Tanggal 19 Agustus 2021

Ruang Kolaborasi  Hari Sabtu Tanggal 19 Agustus 2021


Ruang Kolaborasi ini adalah wadah bagi CGP melakukan diskusi secara mandiri. Dengan pantauan Fasilitator dan tanpa Pengajar Praktik. Setelah melakukan kolaborasi dan diskusi dengan teman sesama CGP yang terbagi dalam dua kelompok kemudian apa yang kami diskusikan itu akan dipresentasikan diruang kolaborasi tersebut. Tentunya setelah ditentukan jadwalnya oleh fasilitator.
     Kegiatan Kolaborasi kami jatuh pada tanggal 19 Agustus 2021 dan kemudian presentasinya tanggal 20 Agustus 2021. 

     Didalam ruang kolaborasi ini terdiri dari 2 kelompok CGP yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 CGP jadi total 12 CGP. Adapun yang kami bahas dalam ruang kolaborasi ini adalah:
1. Mendesain pembelajaran yang kontekstual.
2. Membahas Nilai-nilai positif yang telah dipelajari dalam pemikiran KHD dan mengaitkannya dengan budaya lokal. Dan disepakati 1 saja hal positifa yang kami ambil.

    Kelompok kami mengambil nilai positif dari Ki.Hadjar Dewantara yaitu Menghamba pada siswa dengan mengkaitkannya dengan budaya Lokal Bima yaitu "Nggusu Waru" yaitu 8 syarat Kepemimpinan" Dimana dalam Nggusu Waru ini tertanam nilai-nilai seperti,
1. To'a (Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa)
2. Dei ro Paja Ilmu ( Berilmu dan berwawasan luas)
3. Madisa Kai Ma Poda ( Berani menegakkan kebenaran)
4. Lembo Ade ( Sabar dan Toleran)
5. Sabua Nggahi Sabua Rawi ( Satu kata satu perbuatan)
6. Dou mbeca wombo ( Kaya lahir batin)
7. Londo Mai Dou Mataho ( Dari Keturunan yang baik)
8. Gaga ruku Ntika Ade (Gagah Lahir Bathin).

    Nilai positif yang kami pilih ialah point' pertama yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hal ini sangat berkorelasi dengan nilai -nilai positif dari pemikiran Ki.Hadjar Dewantara. "Menghamba pada Siswa" yang mana pendidik memberikan ruang ekslorasi yang setinggi-tingginya kepada siswa, ibarat guru adalah orangtua dan siswa adalah anak-anaknya. Orang tua yang melimpahkan seluruh kasih sayang setulus-tulusnya tanpa menuntut tetapi menuntun sehingga menganggap siswa seperti anak-anaknya dan siswa menganggap guru seperti orang tuanya sendiri. Kita tahu kasih sayang orang tua pada anak adalah tulus tanpa mengharapkan balasan. Mereka ingin anak-anaknya bisa tumbuh menjadi pribadi yang luhur. Sesuai dengan profil Pancasila  yang pertama yaitu, Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

    Dalam contoh konkret pelaksanaan disekolah nya nanti kami sepakat bersama CGP lainnya dikelompok kami,
memilih menanamkan budaya pembiasaan disekolah, yaitu budaya 6S, yaitu Budaya Senyum, Salam, Sapa, Salim, Sopan  dan Santun . Berharap budaya 6S ini akan bermuara pada pembentukan karakter siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Calon Guru Penggerak 12 Januari 2021

My Journey Menjadi Calon Guru Penggerak

  12 Januari 2021



Hei teman-teman seprofesi, seangkatan, dan  seperjuangan dalam mencerdaskan putra-putri bangsa. 
tak kenal maka tak sayang. perkenalkan saya Novi Puspitasari, S.Pd. Panggil saja Novi. 

Tulisan berikut bercerita tentang kisah perjalanan saya menjadi Calon Guru Penggerak. Episode kelima dari program kemendikbudristek yaitu MERDEKA BELAJAR. Angakatan 3 Kota Bima tahun 2021.
cerita ini akan saya bagi dalam bentuk cerpen, disimak ya ! 

A. Berawal dari rasa penasaran.

Saya dilema, saya gamang?
Mengapa ? 
Karna saya tidak tahu apa itu program Pendidikan Guru Penggerak?. 
Hatipun ikut mencubit menyindir saya " masa guru tidak tahu apa itu guru penggerak, jangan cuek gitu, Vi" kata hati saya.
Saya biasa berkomunikasi dengan hati karna bagi saya itu lebih aman dan tanpa menimbulkan masalah.

Alhasil disiang hari bolong yang panas, selepas pulang sekolah saya mencoba mengorek informasi dari sang pujaan hati. siapa lagi kalau bukan Mas suami. 
" Pa"! Panggil ku.

tapi biasalah si Mas suami orangnya rada cuek sama istri karna asyik bermain gadget. 
" Pa, dengar ga sih ade panggil dari tadi"? tanya ku
" kenapa"? tanya nya tapi dengan pandangan tetap ke HP
" kalau papa cuek, lebih baik ade jadi HP saja, biar bisa dilihat terus" rajuk ku.
karna saking sebalnya akhirnya saya ngedumel sendiri.
 Dan kalau begini ceritanya lebih baik saya cari sendiri di internet lewat Mas Google yang selalu setia asal ada paket. 

Akhirnya terbukalah layar biru yang menampilkan 2 orang guru yang membahas tentang program guru penggerak. Tapi setelah menonton video tersebut saya makin bingung dan penasaran. Bingung karna masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dan sekaligus penasaran bagaimana ending program ini kedepan. belum mulai saja sudah pikir ending. 

daripada bingung dan makin penasaran akhirnya saya mengulik lebih banyak lagi informasi bukan hanya lewat YouTube tapi juga lewat artikel- artikel tugas guru penggerak.

saat lagi sayik-asyiknya membaca tiba-tiba mas suami datang menghampiri.

" Kenapa dek" tanya suami ku selepas kalah main game. kenapa kutahu mas suami kalah main game karna saya sudah hafal betul ekspresinya".
" Ade sangat penasaran dengan program guru penggerak, papa tahu tidak program tersebut"? tanya ku.
" Tahulah, sudah berjalankan program guru penggerak, cuma ade kan lagi sibuk dengan sekolah modal saat itu" kata suami.
Betul juga sih, baru dua bulan selepas sekolah model, saya punya waktu luang untuk sekedar mencari informasi baru.
" Pa, kalau ade ikut program ini bagaimana, apa papa mendukung ade"? tanya ku
" masuk saja, papa akan selalu dukung selama ade mampu menjalaninya"
" tapi nanti papa harus bantuin ade ya, jangan main hp terus"

   Dari mas suami saya tahu bahwa program guru penggerak itu sudah ada beberapa bulan yang lalu dan baru berjalan tahap ke 2 sehingga wajar saja gaungnya belum cukup terdengar.

   Saya sadar beberapa minggu sebelumnya saya sangat Sibuk dengan rutinitas kegiatan sekolah model. Dan alhamdulillah kegiatan tersebut sudah berakhir pada akhir tahun 2020. Sehingga pas Januari saya minim aktifitas. Karena saya tipikal orang yang tidak bisa diam tanpa aktifitas apapun, maka saya mencoba mencari tahu, adakah hal baru yang bisa membuat karir dan kompetensi saya berkembang?.
Dan syukurlah saya menemukan sedikit informasi PGP tersebut.

   Setelah berdiskusi dengan suami, suamipun menyarankan agar saya membuka SIM PKB terutama fitur Guru Penggerak untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai program guru penggerak tersebut.

     Akhirnya saya pun membuka SIM PKB. Setelah saya baca dengan seksama, saya menemukan informasi tentang benar adanya program guru penggerak. Tapi sayangnya saat itu belum terbuka untuk pendaftaran angkatan selanjutnya. 

Maka mulai lah saya menunggu kapan waktu pendaftaran angkatan selanjutnya dimulai. Saya mulai rajin membuka SIM PKB karna saya takut ketinggalan waktu pendaftaran.

   Seiring waktu setelah mencari tahu lebih banyak, saya menjadi sangat tertarik dengan Program Guru Penggerak. Wow... Saya excited sekali. Mengapa?
Karena program ini merupakan program kelima dari program merdeka belajar Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Bapak Nadiem Anwar Makarim. Sebuah program andalan yang tidak main-main. 

   Program PGP adalah program yang dapat memberikan dampak positif dalam pengembangan karir dan peningkatan kompetensi guru. Manfaat dari program ini yaitu; Lulusan dari program guru penggerak bagi PNS akan diprioritaskan untuk menjadi  calon pemimpin pendidikan di masa depan seperti pemimpin pembelajaran, pemimpin institusi dinas kependidikan, seperti Kepala Dinas, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Instruktur, dll.

B. Mulai Mendaftar

   Setelah 2 mingguan menunggu, akhirnya program PGP angkatan 3 dibuka. Saya pun mendaftarkan diri untuk mulai bergabung dalam program guru penggerak angkatan 3.

Bismillahirrahmanirrahim.
Innamal A'mallu Billniat
Sesungguhnya segala sesuatu tergantung niatnya.

Dalam melakukan pendaftaran ini ada beberapa hal yang harus diisi, file yang harus diunggah tapi sebelum bahan-bahan pendaftaran tersebut dikengkapi, kami diundang untuk mengikuti webinar awal pengenalan seputar program guru penggerak Kemendikbud.
Tepatnya tanggal 21 Januari 2021.

Webinar ini membahas seputar;
1. Apa itu guru penggerak?
Jawab: yaitu sebuah Program yang mengarahkan guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran.

2. Diproyeksikan untuk apa guru penggerak?
Jawab: Yaitu untu menjadi pemimpin pembelajaran, Kepala Sekolah, Pengawas, Tutor)
3. Berapa lama program ini akan dilalui oleh Calon guru penggerak?
Jawab: Yaitu selama 9 Bulan,  terdiri dari Refleksi diri, Lokakarya dan program pendampingan mandiri.
4. Apa manfaatnya buat guru tersebut?
Jawab: Yaitu kami sebagai guru akan menjadi giat belajar.

Alhamdulillah pertanyaan saya seputar guru penggerak terjawab di Webinar tersebut. Lalu setelah itu saya mulai melengkapi bahan-bahan saya.

C. Tahap seleksi awal.
 ( Pengisian Data, Menulis Essay, Mengupload Surat Rekomendasi/Dukungan sekolah).

Tahap seleksi awal  atau melengkapi berkas. Dimulai dari melengkapi berkas-berkas, seperti KTP dalam bentuk jpg. Mengunduh surat rekomendasi Kepala Sekolah dan Teman sejawat dan kemudian di-upload kembali, mengisi essai-essai yang panjangnya lebih kurang  500 s/d 5000 kata peressai. Yang semuanya saya isi diwaktu senggang mengajar.

Alhamdulillah semuanya terisi sempurna.
Setelah semua bahan di Upload. Kami harus menunggu lagi apakah bahan kami lolos atau tidak.

D.Tahap menunggu bahan "Lolos atau tidak"

Dengan harap-harap cemas saya menunggu semoga bahan saya lolos penyeleksian awal ini. Dan alhamdulillah penantian saya tidak mengecewakan. Saya dinyatakannya lolos tahap penyeleksian bahan.

Tahap-tahap penyeleksian PGP

A. Tahap 1 (Tes Bakat Skolastik)

Tes Bakat Skolastik (TBS) real testnya akan dilakukan tanggal 12 April 2021.

Sebelum mengikuti real test tersebut, kami peserta diundang terlebih dahulu untuk mengikuti Webinar Coaching Clinic TBS (Sabtu 9 April 2021 jam 10.00 s/d 11.30 WITA).

 Dalam kegiatan Coaching ini kami dijelaskan bagaimana cara memahami pengerjaan TBS dengan alokasi waktu yg telah disediakan, kiat-kiat bagaimana sikap menghadapi TBS sehingga saat Real test TBS bisa lebih rileks dan paham menjawab soal TBS.

TBS ini terdiri dari Tes Verbal 20 menit 30 soal, Tes Kuantitatif 40 Menit 20 soal dan Tes Penalaran 25 Menit sebanyak 21 Soal.Total Waktu pengerjaan 85 Menit sebanyak 71 soal.

Jadwal Tes TBS
Real Test nanti 12 April 2021 dibagi dalam 2 sesi yaitu:
SESI 1: Jam 08.00s/d11.00 untuk wilayah Kalimantan, Bali Nusra, Sulawesi,Maluku dan Papua.
SESI 2: Jam 14.00 s/d 16.00 untuk wilayah Sumut dan Jawa.

B. Tahap 2 ( Simulasi Mengajar dan Tes Wawancara)

Bagi yang lolos TBS maka akan mengikuti Simulasi mengajar dan Wawancara.
Dan Alhamdulillah saya lolos tahap 1 dan bisa mengikuti tahap selanjutnya yaitu Simulasi mengajar dan Tes Wawancara.

Sebenarnya guru Penggerak ini titik beratnya bukan kepada proses seleksinya tapi melainkan bagaimana proses berkelanjutan setelah lulusnya, yaitu mampu menjalankan tugas dan pendidikan sebagai calon guru penggerak  selama 9 bulan. Karnanya sebagai CGP kami harus mempersiapkan fisik dan mental karnanya perjalanan ini tidaklah mudah.  Calon Guru Penggerak harus tahan banting, tidak mengeluh, tidak mudah putus asa, dan setiap saat harus belajar

   1. Tes Simulasi mengajar

Webinar Coaching Clinic menuju seleksi tahap 2 Guru penggerak.
1. Simulasi mengajar
2. Tes wawancara
4.446 CGP angkatan 3 dari seluruh Indonesia akan mengikuti seleksi tahap 2. 
Ada 2 hal penting yang saya dapat hari ini saat ikut webinar.

Info penting untuk simulasi mengajar
1. Tools bukan hal yang utama,yang penting efisiensi mengajar.

Info penting untuk wawancara 
2. Perhatikan 8 kompetensi yang harus dimiliki. Less talk but given proven of we talk.

Sebelum simulasi mengajar, kami diminta untuk meng-upload RPP 10 menit yang memang dikhususkan untuk tes simulasi mengajar di fitur guru berbagi SIM PKB. Setelah di Upload kami mengkonfirmasi jadwal tes Simulasi mengajar. Saya sendiri mendapat jadwal hari Kamis 27 Mei 2021 Jam 13.30 s/d 14.00. Wita
Pada saat simulasi mengajar yang harus dipersiapkan adalah RPP 10 menit

   2. Tes Wawancara (Interview)

Jadwal Wawancara  saya jatuh pada tanggal 28 Juni 2021.

Alhamdulillah proses wawancara saya berlangsung lancar. Saya sangat bersemangat sekali karna saya sudah mempersiapkan diri saya. 

C. Tahap 3 Pengumuman Nama-nama CGP yang Lolos angkatan 3.

Alhamdulillah nama saya ada dalam CGP angkatan 3.

C. Mulailah Saya menjadi CGP

Pada tahap ini nama kami masih CGP (Calon Guru Penggerak) belum berubah nama menjadi Guru Penggerak. Nanti setelah kami selesai menyelesaikan pendidikan kami selama 9 bulan baru kami mendapatkan predikat Guru Penggerak. Perjalanan yang membutuhkan semangat dan kerja keras. Menjadi seorang guru penggerak sangatlah tidak mudah tapi bukan berarti tidak mampu dilalui dan dijalani.

D. Lokakarya Perdana 

Lokakarya perdana atau biasa disebut lokakarya Nol. Terjadi pada hari Sabtu 7 Agustus 2021 secara Daring melalui aplikasi Gmeet. Yang menjadi Koordinator Pelaksana Program Guru Penggerak ini ialah P4TK PKn IPS Jawa Timur yang bertempat di Kota Batu.

Sebuah tempat pusat pelatihan dan pengembangan potensi guru PKn IPS.
Yang dihadiri oleh Ketua P4TK PKn IPS. Bapak. Dr. Subandi M.M. P4TK PKn IPS ini mewadahi 3 bagian Provinsi PGP dari Wilayah Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Maluku Utara.

Pada Lokakarya perdana ini pesertanya berasal dari:
1. Banyuwangi, untuk Jawa Timur dan Kabupaten Jember mulai, mulai dari Kepala Sekolah, Pengawas sekolah, CGP, semuanya berjumlah 511 orang.
2. Provinsi NTB, berasal dari Kota Bima dan Mataram baik pengawas,Kepala Sekolah,PP dan CGP berjumlah 180 orang.
3. Maluku Utara berasal dari Halmahera Barat, Halmahera Selatan dan Halmahera Timur serta Kabupaten Pulau Taliabu yang berjumlah 162 orang.

Tujuan Yang Ingin Dicapai Dalam Lokakarya Perdana ini ialah:
1. Calon Guru Penggerak mengenal ekosistem belajar di program pendidikan guru penggerak.
2. Calon Guru Penggerak dapat mengidentifikasi dukungan yang diperlukan selama proses pendidikan guru penggerak dan membuat rencana belajarnya.
3. Calon Guru Penggerak dapat mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang muncul saat program berlangsung.
4. Calon Guru Penggerak dapat mengidentifikasi fungsi dan peran fasilitator dan pengajar praktik.

E. Diklat Pengenalan LMS ( Learning Management System).

Sebuah alplikasi yang akan kami gunakan dalam mendownload modul pembelajaran, menerima tugas dari fasilitator lewat LMS, menerima respon Fasilitator, meng-upload tugas kami, melakukan Vicon bersama Fasilitator dan ruang Kolaborasi dan diskusi bersama teman-teman CGP lainnya. Dimana dalam prosesnya nanti, kami akan mengikuti alur merrdeka belajar.

1. Mulai dari diri
Disini kami diberikan tes awal sebelum masuk pada modul pertama. Soalnya ada 17 soal dengan waktu pengerjaan j jam. Saya mengerjakan ke 17 soal tersebut dalam waktu 32 menit. Soalnya seputar pemahaman awal tentang Konsep pemikiran Ki.Hadjar Dewantara.
 
2. Eksplorasi konsep
Pada ruang eksplorasi konsep ini kami diajarkan konsep pemikiran Ki.Hadjar Dewantara, pemikiran dan filosofi beliau tentang inti sari pendidikan, Asas Pendidikan, Tujuan Pendidikan, Budi Pekerti. Dan kami diharuskan meng-upload pemikiran Ki.Hadjar Dewantara dalam bentuk Audio/ Vidio yang berdurasi 2 sampai 4 menit.

3. Ruang Kolaborasi
Ruang Kolaborasi ini kami melakukan Vicon dengan Fasilitaor dan teman-teman CGP lainnya untuk berdiskusi secara mandiri.

4. Refleksi terbimbing
5. Demonstrasi Kontekstual
6. Elaborasi Pemahaman
7. Korelasi antar materi
8. Aksi Nyata

Gambar LMS
F. Pembukaan Program Guru Pengerak oleh Bapak MENDIKBUDRISTEK RI Nadiem Anwar Makarim. 
Kamis 12 Agustus 2021


Bersama Bapak Dirjen Pendidikan Republik Indonesia. Bapak Dr.Iwan Syahril, Ph.D
 



Foto-foto Kegiatan Awal PGP

1. Foto Webinar Awal Pengenalan PGP dan cara mengupload Bahan PGP. ( 21 Januari 2021).
2. Foto Coaching Clinic TBS ( Tes Bakat Skolastik). ( 9 April 2021)

3. Foto Coaching Clinic Persiapan Simulasi Mengajar dan Wawancara.

4. Foto Tes Wawancara ( 28 Juni 2021)
Dan tes Simulasi mengajar (27 Mei 2021)

5. Foto Lokakarya Perdana (7 Agustus 2021).


6. Foto Pembukaan Program Pendidikan angkatan 3  Oleh Bapak Mentri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan teknologi Republik Indonesia, Bapak Nadiem Anwar Makarim.

Dan Bapak Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Dr. Iwan Syahril, Ph.D


JURNAL MINGGUAN 1 Sabtu 21 Agustus 2021

JURNAL MINGGUAN 1 Sabtu 21 Agustus 2021


Sabtu, 21 Agustus 2021, 11:21 PM.
Kami ditugaskan untuk menulis jurnal mingguan. Dan ini adalah Jurnal mingguan saya yang pertama.

Saya bangun jam 00.08 setelah kecapean Vicon jam 15.30 dan dilanjutkan belajar senam pelajar Indonesia dan akhirnya saya ketiduran.

Bangun jam 00.08 AM. saya dikagetkan dengan suara pemberitahuan di WA. Banyak sekali pesan masuk. Deadline penulisan Jurnal harian yaitu hari Sabtu jam 23.59, saya kaget waktunya mepet sekali, untungnya perbedaan waktu kami dengan Indonesia Barat beda 1 jam. Dengan tergesa-gesa saya bangun. Nyalakan laptop, Modem dan HP untuk melihat model jurnal yang akan saya pilih. Akhirnya saya memilih model jurnal 4F.
Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future).
4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr.Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut(disesuaikan dengan yang sedang terjadi saat penulisan jurnal):

1.Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada Minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata kedalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambata atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada Minggu ini, apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?.
2. Feeling (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Ceritakan Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata kedalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut. 
3.Findings (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?
4.Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakuka  dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa dimasa depan? Apa aksi / tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?

Dengan isian jurnal saya ialah:
1. Setelah saya mengikuti CGP ini saya sedikit banyak mengetahui tentang bapak Pendidikan Ki.Hadjar Dewantara, yang selama ini saya tahu beliau hanya sekedar bapak pendidikan saja. Kata-kata beliau" Menghamba pada siswa" menitik beratkan pada pengabdian kepada siswa tanpa batas. Bagaimana melayani siswa sebaik-baiknya sepenuh hati dalam dunia pendidikan. Sabar dalam menghadapi setiap karakter siswa. Ki Hadjar mengajarkan saya untuk lebih banyak bersabar menghadapi siswa. Walaupun selama ini saya sudah bersabar.
2. Perasaan saya selama pembelajaran berlangsung, saya sangat bahagia. Saya yang biasanya serius mengajar. Sesekali saya mulai belajar bercanda agar anak bisa tersenyum dan tertawa. Ternyata sangat menyenangkan membuat anak-anak tertawa.
3. Pembelajaran yang saya dapatkan dari proses ini ialah saya harus belajar banyak bersabar dan belajar membuat murid saya bahagia dan senang dengan materi pelajaran dan gurunya. Sehingga mereka senang belajar.
4. Untuk penerapan kedepan saya akan lebih banyak belajar bagaimana menjadi guru yang luar biasa. Membuat murid saya menemukan banyak bakat dan potensinya masing-masing. Saya akan meningkatkan lagi kualitas pembelajaran saya dengan mengikuti kodrat alam dan kodrat zaman.

Wish: Semoga untuk Jurnal mingguan kedua saya, bisa lebih baik lagi. Semoga jurnal ini bisa menjadi pengingat bagi saya bahwa masih banyak hal yang belum saya terapkan.
Yaitu:
1. Lebih sabar lagi
2. Bisa membuat murid bahagia dan tersenyum.

Senin, 16 Agustus 2021

Reflektif Kritis Pemikiran Ki.Hadjar Dewantara. 16 Agustus 2021

Reflektif Kritis Pemikiran Ki.Hadjar Dewantara. 16 Agustus 2021


Tulisan By.NOVI PUSPITASARI 
Instansi: SDN 55 Dara Kota Bima.
Email: novi899melberd@gmail.com
novipuspitasari00@guru.sd.belajar.id
YouTube: Novi Puspitasari
https://novimelberd.blogspot.com/
Published: 16 Agustus 2021
CGP Kota Bima 4 angkatan 4 tahun 2021

A. Reflektif kritis saya terhadap pemikiran Ki.Hadjar Dewantara, ialah:

  Pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Dalam artian kita sebagai pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan mereka tanpa menghilangkan kodrat aslinya. Karena Ki.Hadjar percaya bahwa dalam diri anak-anak Sang Maha Aming (Pemelihara) sudah terisi dengan alat-alat yang bersifat mendidik si Anak.

B.Proses pengajaran yang mencerminkan pemikiran Ki.Hadjar Dewantara diantaranya ialah:

1. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Yang dapat melatih daya cipta, daya rasa dan daya karsa.
2. Menyelipkan nilai-nilai budaya, kekayaan kultur bangsa yang diselaraskan dengan keadaan hidup anak yang sebenarnya.
3. Menciptakan pengajaran yang berpusat pada siswa.

C. Apa yang akan saya lakukan agar proses pembelajaran dapat mewujudkan dan mencerminkan pemikiran Ki.Hadjar Dewantara:

1. Menjadikan murid-murid saya sebagai subjek yang harus saya layani, saya tuntun dan saya arahkan.
2. Kita akan sama-sama belajar saling memberi dan menerima.
3. Membuat proses KBM saya lebih menyenangkan, menantang dan bermakna bagi mereka.
4. Menjadi sahabat bagi murid-murid saya dimana kita akan saling memahami.

D. Konsep pemikiran Ki.Hadjar Dewantara yang sudah anda terapkan.

1. Memprioritaskan untuk mengajar mereka dan menjadikan murid-murid sebagai subjek yang harus saya utamakan.
2. Mendidik dan menanamkan karakter baik dalam pembiasaan yang kami lakukan.
3. Menjadi tauladan, motivator, dan fasilitator.
4. Menyadari setiap anak itu berbeda dengan keistimewaannya masing-masing.

Channel YouTube:
https://youtu.be/-U5NZJAqSYM

Blogspot: novimelberd.blogspot.com

Potret Pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial Belanda Hingga Kini Indonesia Merdeka.

Potret Pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial Belanda Hingga Kini Indonesia Merdeka


1. Bagian yang paling menarik menurut saya dalam Vidio Potret pendidikan sejak zaman kolonial Belanda hingga kini ialah :
1.Saya melihat keserakahan rencana, penjajah yang ingin menindas dan mengambil manfaat sebanyak-banyaknya  tanpa ada memberikan balasan terhadap orang-orang pribumi yang sudah berjasa mengisi kas-kas kosong dan hutang negara mereka. Prinsipnya mereka mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan nasib negara jajahannya. Rakyat dibiarkan semakin bodoh sehingga mereka bisa terus  menindas sampai keakar-akarnya.

2. Tujuan Pendidikan Pada Zaman Kolonial yang dapat saya simpulkan setelah melihat Vidio tersebut ialah

a. Tujuan pendidikan hanya berpusat pada kepentingan golongan tertentu saja.
b. Tidak adanya keadilan yang merata dalam bidang pendidikan. Orang-orang tertentu saja yang boleh bersekolah. Seperti anak-anak raja, ningrat/priyayi/ , bupati yang kelak dapat membantu mereka dalam pemerintahan.
c. Sistem pendidikan yang memihak pada pemerintah.

3. Persamaan dan Perbedaan antara situasi Pendidikan Zaman Kolonial dan Situasi Pendidikan Indonesia saat ini ialah...

Persamaannya ialah:
1. Sistem pendidikan yang tidak jauh berbeda dengan sistem pada masa kolonial Belanda.
2. Kurangnya perencanaan pendidikan yang sistematis.

Perbedaanya ialah: 
1. Pada masa kolonial hanya kalangan tertentu saja yang bisa bersekolah sedangkan rakyat biasa tidak. Sedangkan masa rakyat diberikan hak dan kebebasan untuk bersekolah.
2. Pelajar pribumi tidak bisa mengeluarkan pendapat dan aspirasi jika menyingung pemerintahan Belanda maka akan diasingkan. Sedangkan sekarang kita diberikan kebebasan untuk beraspirasi dan berpendapat.

Jumat, 13 Agustus 2021

Pemikiran Ki.Hajar Dewantara Mengenai Pendidikan dan Pengajaran

Pemikiran Ki.Hajar Dewantara Mengenai Pendidikan dan Pengajaran


Tulisan By.NOVI PUSPITASARI 
Instansi: SDN 55 Dara Kota Bima.
Email: novi899melberd@gmail.com
novipuspitasari00@guru.sd.belajar.id
YouTube: Novi Puspitasari
https://novimelberd.blogspot.com/
Published: 13 Agustus 2021

A. Refleksi Kritis

1. Pemikiran  KI Hadjar Dewantara mengenai Pendidikan dan Pengajaran.

      Pertama, yang saya ketahui dari sosok  KI Hadjar Dewantara, beliau adalah sosok yang jenius dan sangat berani. Pribadi yang memiliki karakter kebangsaan yang kuat serta sangat peduli terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

Pemikiran beliau tentang Pendidikan sangat relevansi dengan peradaban dan perkembangan zaman, baik pada masa dulu, masa sekarang dan masa depan. 

"Jika ingin mengubah peradaban perbaikilah pendidikan bangsa tersebut". Kerangka dasar suatu peradaban adalah otak manusia. Bagaimana otak manusia di mindset, dibentuk pola pikirnya secara bebas dan ditanamkan nilai-nilai budaya. Peradaban yang merdeka dalam Kebebasan berpikir dan menentukan langkah. Bukankah kebebasan berpikir tersebut  hanya bisa dilakukan oleh manusia yang merdeka?. Merdeka dari kebodohan yang memenjara, merdeka dari penindasan yang mengukung, merdeka menentukan diri menurut kodrat sebagai manusia yang seutuhnya.

     Ki Hajar Dewantara mengemukakan, bahwa Tujuan  dasar dari pendidikan itu sendiri ialah memerdekakan manusia. Manusia yang merdeka disini adalah manusia yang selamat raganya, bahagia hidupnya baik sebagai manusia seutuhnya maupun sebagai anggota masyarakat. Setiap manusia pasti ingin bahagia, selamat jiwa raganya?. Maka Jawabannya ialah dengan Pendidikan yang merdeka. Pendidikan sangat diyakini mampu menuntun kodrat manusia itu sendiri kearah keselamatan dan kebahagiaan  yang setinggi-tingginya.

    Pendidikan menurut KI Hadjar Dewantara adalah sesuatu yang terus bergerak mengikuti laju zaman, tidak statis atau diam. Jika pendidikan itu tidak mengikuti perkembangan zaman maka peradaban akan tertinggal dan kacau. Pendidikan harus dilakukan secara Kontinue, artinya berkesinambungan, terus menerus, berproses sepanjang hayat sepanjang hidup manusia. 
Dalam prosesnya pendidikan akan terus berkembang, untuk itu pendidikan harus Konvergen,  artinya  referensi atau sumber pendidikan dianjurkan dan  diperbanyak bukan hanya dari satu sumber saja . Sumber dan referensi itu bisa datang dari mana saja  dan dari pemikiran siapa saja. Pemikiran bangsa sendiri maupun pemikiran bangsa barat tapi walaupun demikian, sumber maupun referensi tersebut tetap harus dipegang  secara Konsentris artinya walaupun kita mengambil sumber dari orang luar tetap harus disaring dan disesuaikan dengan konteks, kultural, maupun kearifan lokal bangsa Indonesia.

     Pengajaran menurut KI Hadjar Dewantara ialah proses pendidikan yang mentransfer ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Proses pentransferan nilai-nilai budaya, nilai positif, keteladanan, Budi pekerti dalam ide, tutur kata maupun tindak laku pendidik. Dimana murid-murid yang menerima transferan ini tentunya   akan meniru apa yang dilakukan oleh gurunya karna guru adalah figur/ contoh dalam pengajaran. disekolah. Pengajaran yang dilakukan oleh guru haruslah penuh kasih sayang, berpusat pada siswa, dan membahagiakan mereka.  In ngarso sung tulodo yang artinya didepan memberi contoh teladan, In madyo Mangun Karso ditengah membangun semangat dan Tut Wuri Handayani yaitu dibelakang memberi dorongan. 

    Semua ini ditujukan untuk guru dimana diharapkan guru bisa memberi contoh/suri tauladan bagi murid-muridnya. Melakukan pengajaran yang kreatif dan inovatif dengan metode, media, model pembelajaran yang beragam sehingga membangun semangat belajar anak dan disaat murid-murid tidak semangat, Guru hadir untuk memberi dorongan kepada mereka baik secara moril maupun materi.

2. Relevansi Pemikiran KI Hadjar Dewantara dengan Konteks Pendidikan Indonesia serta pendidikan disekolah.

A. Relevansi  pemikiran KI Hadjar Dewantara dengan konteks Pendidikan di Indonesia
       Relevansi atau hubungan dari pemikiran KI Hadjar Dewantara dewasa ini sangat relevan dengan dunia pendidikan di Indonesia.
1. Pemikiran tentang Pendidikan yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman dan tidak statis. Contohnya telah kita lihat dimasa kini, dimana Pandemic Covid 19 melanda negri dan dunia. Pendidikan mengalami suatu kondisi stug (macet) ditempat untuk beberapa saat. Tapi hal itu tidak membuat insan pendidikan  ikut menjadi  stug juga. Mereka memikirkan cara bagaimana proses pendidikan ini harus terus berjalan walaupun ditengah keterbatasan. Mau tidak mau, suka tidak suka sistem pendidikan harus ikut berubah sesuai dengan tuntutan zaman. Pola pengajaran berubah, cara yang digunakan juga berbeda  tapi tidak dengan essensi /nilai budaya dari pendidikan itu sendiri. 

2. Merdeka Belajar Siswa 

Relevansinya ialah siswa disaranai oleh pemerintah agar mereka dapat mengeksplore  kemampuan dan potensi. Melalui program Merdeka Belajar dari MENDIKBUDRISTEK RI. 
Program Merdeka Belajar ini merukanan bentuk kepedulian dan tanggung jawab Pemerintah dalam memikirkan bagaimana nasib pendidikan dan anak-anak Indonesia dalam jangka panjang. Yang membutuhkan proses panjang dan kerja sama dari segala aspek dunia pendidikan baik itu Pemerintah, Pangawas, Kepala Sekolah , guru, elemen masyarakat, walimurid, dan siswa. Yang mana hasilnya baru akan bisa kita nikmati dalam kurun waktu beberapa tahun maupun puluhan tahun kedepan. 

B. Relevansi pemikiran KI Hadjar Dewantara dengan Pendidikan di Sekolah 

1.  Menuju kearah Perubahan 
Sekolah harus mulai melakukan penataan kembali mengenai perubahan pola pikir dalam pengajaran. Adapun perubahan tersebut meliputi:
a. Pengajaran mulai berpusat pada siswa, kepentingan siswa (Student Center). Pendidikan yang dilakukan untuk membuat siswa kita bahagia. Guru melayani sepenuh hati, memberikan pengajaran yang bermakna, guna menjadikan mereka sebagai profil Pancasila. Yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, cakap berpengetahuan, Nasionalis, gotong royong.
b. Guru dan siswa  sama-sama belajar. Guru senantiasa terus belajar meningkatkan diri dan kemampuannya mengikuti perkembangan zaman, begitupun dengan  siswa yang terus belajar dengan cara-cara baru yang menyenangkan dari yang disajika guru-guru mereka. Guru dan Siswa bisa saling mengisi dan memahami sehingga siswa menjadi pribadi yang lebih bahagia.
c. Apakah kita sebagai guru sudah melaksanakan pemikiran KI Hadjar Dewantara dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru?
Jawabannya belum sepenuhnya.
Saya sudah berusaha melakukan hal seperti;
1. Belajar untuk mengajar dengan baik. Dengan menggunakan media yang beragam, latihan, memberikan pembinaan dan nasehat.
2. Bertanggung jawab dengan profesi saya.
3. Menganggap murid-murid saya seperti anak-anak sendiri yang harus saya ajar, didik dan latih.
Walaupun kekurangannya ialah: 
1. Ada beberapa Model pembelajaran yang jarang saya gunakan. 
2. Keterbatasan waktu saya bersama mereka karna kita tahu bahwa waktu mereka lebih banyak dirumah. 
3. Belum sepenuhnya berpusat pada siswa, belum mampu membuat mereka senang dengan saya sepenuhnya. Tapi dengan mereka hadir terus kesekolah saja membuat saya bahagia. Saya berharap mereka juga akan bahagia.

B.Harapan dan Ekspetasi.

A. Harapan
Harapan yang ingin saya lihat pada diri saya sebagai seorang Pendidik  setelah mempelajari pemikiran-pemikiran KI Hadjar Dewantara ialah:
1. Saya akan menjadi guru yang paling anak-anak ingat dan senangi.
2. Saya bisa membuat mereka bahagia untuk belajar bersama saya dalam kelas.
3. Saya ingin meningkatkan lagi kompetensi saya dengan menjadikan dasar kebahagiaan murid sebagai acuan motivasi kuat saya untuk mempelajari keterampilan baru untuk mendukung pembelajaran yang lebih bermakna untuk mereka.
4. Saya dapat menanamkan hal-hal positif dan membangun karakter baik mulai dari memperbaiki diri saya sendiri.
5. Saya bisa melakukan langkah kecil untuk perubahan sekolah kearah yang lebih baik, mulai dari tukar pikiran dengan kepala sekolah dan memberi penekanan kearah siswa yang bahagia.

Harapan yang ingin saya lihat dari murid-murid saya setelah mempelajari modul pemikiran KI Hadjar Dewantara ini ialah :

1. Murid saya selalu merasa rindu untuk kembali kesekolah dan belajar 
2. Murid saya merasa bahagia belajar bersama disekolah, bahagia saat mereka kembali kerumah.
3. Murid saya bisa menjadi pribadi yang mandiri, mampu melihat permasalahan hidup dengan pandangan yang bebas tanpa menganggap hal itu sebagai tekanan dalam hidup. 
4. Murid bisa menyadari betapa pentingnya belajar dan membangun kebiasaan-kebiasaan baik dimulai dari hal kecil dan dari diri sendiri.

B. Ekspetasi 
1. Saya harap apa yang saya ajarkan kepada murid-murid saya kelak akan mengantarkan mereka menjadi pribadi yang beriman, berakhlak, mandiri, berpengetahuan, berkarakter pancasila, berprestasi, berguna dan bermanfaat untuk mereka sendiri, orang tua, negara dan seluruh umat manusia didunia. Dengan kata lain melalui tangan-tangan kecil mereka mudah-mudahan tercipta perubahan peradaban bangsa dan umat yang mengarah pada terciptanya peradaban yang lebih baik, maju dan sejahtera.

Waktu

Waktu berlalu Tinggalkan pedih perih Bila ingat kenangan lalu Tak menentu kemana hati melangkah  Tak terasa banyak hal yang sudah kulalui  B...