Jumat, 27 Agustus 2021

WEBINAR KAMIS 26 AGUSTUS 2021 Elaborasi Pemahaman

WEBINAR KAMIS 26 AGUSTUS 2021 Elaborasi Pemahaman

   
Slide show awal Webinar Kamis 26 Agustus 2021 melalui aplikasi Zoomeet, dibuka dengan sambutan Dirjen GTK RI Bapak, Dr. Iwan Syahril.Ph.D. Disusul dengan lantunan Lagu-lagu daerah, lagu nasional yang dibawakan sangat apik dengan background dan sound yang menarik. Webinar hari ini menampakkan  betapa kayanya bangsa Ku Indonesia dengan budayanya.


                     Sound Musik
Budaya (Culture)

    Sambutan dari Bapak Pokja Pendidikan Guru Penggerak. Bapak.(DR.Kasiman). Yaitu;
    
Beliau mengatakan kita sudah masuk pada modul awal yaitu modul 1.1. 
Dan untuk Webinar hari ini memiliki tujuan yaitu:
1. Bapak ibu CGP dapat lebih dalam lagi mengenal guru penggerak.
2. Setelah mengenal dalam lalu dapat mengubah mindset cara berpikir, melihat dan berlaku.
3. Lebih mengenal sosok Ki Hadjar Dewantara dan bagaimana perguruan Taman Siswa beliau.
4. Bagaimana Pemikiran  Ki.Hadjar Dewantara terhadap pendidikan dan bagaimana beliau mengabdikan diri pada dunia pendidikan serta menjalankan pendidikan yang berpusat pada siswa.
5. Memberikan penguatan alur pemahaman merdeka belajar.
Dengan menghadirkan 2 tokoh penting yang berhubungan dengan Perguruan  Taman Siswa dan Ki.Hadjar Dewantara.
Yaitu mantan siswa dari sekolah Taman Siswa dan siswa dari Ki.Hadjar Dewantara, yaitu Ki.Priyo Dwiarso
Dan ibu Afria Susana, M.Pd

Pemateri 1. Ibu Afria Susana, M.Pd.

Biodata Diri


Pengalaman ibu Ria.

1. Saat TK di Taman siswa, beliau mengingat banyak bermain layaknya kodrat anak-anak.

2. Saat SD, Waktu Istirahat diberikan sebanyak 2 kali. Namanya saat itu, Keluar main. Saat keluar main, anak-anak diarahkan betul-betul untuk bermain. Jadi anak-anak disuruh membawa alat permainan dari rumah seperti, bola bekel, congklak, dll.

3. Anak-anak yang tidak mengerjakan tugas atau pr tidak diberi hukuman. Hanya disuruh berdiri didepan kelas.

4. Dirumah Bu Ria  tidak pernah memaksakan kehendak kepada anaknya.  Hanya menuntun bakat anak, mengarahkan, memberikan kemerdekaan agar anak-anak konsen terhadap bakatnya.

Menurut Ki.Priyo Dwiarso

1. Salam di taman Siswa, yaitu Salam dan Bahagia. Salam artinya selamat raganya dan bahagia artinya bahagia bathinnya.

2. Mengenai hukuman. Jadi di Taman siswa itu ada larangan bahwa pamong atau guru tidak boleh menghukum secara fisik. Tapi sanksi itu tetap ada. 
Anak-anak yang melakukan kesalahan itu tahu resikonya itu apa. Dengan pembinaan.

3. Asas keadilan, artinya siapapun yang bertikai, dua-dua nya harus didisiplinkan.

4. Taman Siswa itu menerapkan asas kekeluargaan. Sebagai asas disekolah. Anak-anak menganggap bapak dan ibu guru sebagai ibu kandung begitupun ibu dan bapak guru juga menganggap anak seperti anak sendiri. Three central anak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yaitu lingkungan utama pembentuk karakter anak. Dimana orangtua memiliki Rasa Asah, asih, dan asuh pada anak. Peduli untuk melihat kebutuhan sang anak (Berhamba pada anak). 

   Saat pulang sekolah banyak orang tua yang menunggu anak-anaknya diselasar sekolah sembari menunggu, Orangtua siswa banyak yang menemui guru anak-anaknya untuk bertanya seputar perkembangan anaknya. Guru hampir mengenal semua walimurid dari siswa.

Guru dan orang tua sering diskusi. Guru datang kerumah siswa. Datang menengok siswa tanpa diberitahu terlebih dahulu. 

Suasana kekeluargaan sangat kental sekali. "Pernah Suatu ketika, saat malam hari, Orangtua siswa datang nangis-nangis kesekolah" tutur Ki.Priyo. orang tua tersebut mengatakan anaknya hanyut dilaut. Disitu guru-guru menunjukkan simpati dengan ikut mencari keberadaan anak tersebut. Walaupun akhirnya tidak ketemu.

Terbuka kapanpun kita belajar menerima sang siswa seperti anak kandung kita sendiri. Menyatu dengan orangtua siswa, sering mengobrol, diskusi. Dikeluarga basis karakter dibentuk. Disekolah tempat menimba ilmu. Di masyarakat harus berupaya melakukan hal yang positif seperti ikut Pramuka, karang taruna, ketiga Tri pusat Pendidikan tersebut  haruslah Kondusif.

5. Bebas itu juga bukan melepas sepenuhnya. Bukan semerdekanya. 

Montesori menganut paham merdeka mutlak. Tapi Ki.Hadjar mengatakan bahwa merdeka itu tidak boleh sampai mengganggu kehendak masyarakat. Kebahagiaan didalam keluarga.

6. Sua Disiplin di Taman Siswa
Sering ditimbulkan dengan pengertian-pengertian.

Suatu ketika Ki.Priyo membawa ketapel.
Dan bertemu dengan Ki.Hadjar "Ini tidak baik ya, Ini ketapel bisa menyakiti makhluk lain. Bisa merusak jendela rumah orang lain.

Mengenai kesenian pun kalau ada kesalahan saat memukul kendang. Ki.Hadjar tidak hanya dikatakan salah tapi juga dikatakan benarnya apa dan resikonya apa. Dibangunkan kesadaran berdasarkan dialog. 

7. Pendidikan itu memuliakan anak.

Ki Hadjar mengatakan Kodrat anak tidak bisa dilanggar tidak boleh dimatikan dengan disiplin. Sang anak itu sudah ada kodratnya. Suatu ketika anak itu akan menemukan bakatnya sendiri. 

Ucapan Ki.Hadjar Dewantara terhadap anaknya yang sangat mengharukan saya.
Anak ku putri saya mengaku salah. Saya akan memuliakan mu sepanjang masa. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Masukannya

Waktu

Waktu berlalu Tinggalkan pedih perih Bila ingat kenangan lalu Tak menentu kemana hati melangkah  Tak terasa banyak hal yang sudah kulalui  B...