Kamis, 30 September 2021

Mbojo Mantoi Jejak Peradaban Bima

 Mbojo Mantoi Jejak Peradaban Bima


Sejarah

Jejak Peradaban Islam di Tanah Bima

1. Mesjid Kamina

lokasi Mesjid ini terletak didesa Kalodu Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima yang berjarak lebih kurang75 KM dari Kota Bima. Dinamakan "Kamina" karena masyarakat di desa inilah yang pertama kali meng-aminkan Islam (Bima: Ka-amina-islam). Masjid ini didirikan sekitar tahun 1621 M oleh Sultan Bima pertama Sultan Abdul Kahir bersama beberapa Mubalig dari Sulawesi Selatan (Goa, Tallo, Luwu dan Bone) dan para pengikut setianya. Bangunan Mesjid berbentuk segi empat sama sisi (Bujur sangkar) dan tidak memiliki mihrab seperti lazimnya sebuah mesjid. Tiang bangunan mesjid ada delapan, yang berbentuk nggusu waru (segi delapan) merupakan simbol dari empat orang putera dan keluarga istana dan empat daerah asal para ulama yang menjadi guru mereka yaitu Gowa, Tallo, Luwu dan Bone. Nggusu waru adalah delapan sendi atau syarat kepemimpinan ditanah Bima.

2. Langgar Kuno Melayu

Sebuah Langgar (Musholla) yang terletak dikampung Melayu atau oleh masyarakat Bima menyebutnya kampo malaju. Langgar tersebut diperkirakan dibangun pada tahun  1608 M (sesuai tulisan pada papan nama yang dibuat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bima. Langgar Kuno, demikianlah warga RT 14 RW.06 Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota Kota Bima menyebut bangunan yang bertiang 16 dengan ukuran  8x8 meter ini. Langgar Kuno ini diperkirakan dibangun oleh para Mubalig dari Minangkabau pada masa awal masuknya Islam di tanah Bima. Akhir abad 17 M kebudayaan islam mulai berkembang di kampung Melayu, peradaban Islam yang tercipta dan hingga kini masih terjaga, salah satunya BO yaitu naskah yang ditulis dengan Arab Melayu (Jawi). Bukan hanya itu, kampung Melayu menjadi sentral penyebaran dan pembelajaran Sara' (keagamaan) Dana Mbojo.

3. Mesji Sultan Muhammad Salahuddin 

dibangun oleh Sultan Abdul Qadim Muhammad Syah dengan Wajir Ismail pada tahun 1737. Pembangunan selanjutnya dilakukan oleh Sultan Abdul Hamid dengan merubah atap mesjid tersebut menjadi bersusun tiga yang mirip dengan mesjid Kudus. Pembangunan mesjid ini terus dilanjutkan oleh Sultan Ismail dan Sultan-Sultan setelahnya. Pada masa pendudukan Jepan, Mesjid ini di Bom oleh Sekutu dan dibangun kembali atas inisiatif ibu Dr. Hj. Siti Maryam Salahuddin pada tahun 1996 dan diberi nama Mesjid Sultan Muhammad Salahudin.

4. Mesjid Baitul Hamid 

Mesjid ini terletak dikelurahan penaraga, tepatnya di Jalan Soekarno Hatta yang menjadi jalur utama di Kota Bima. Masjid Baitul Hamid didirikan oleh Ruma Bicara (Perdana Menteri) Abdul Hamid pada tahun 1935. Sumber dana pembangunan mesjid Baitul Hamid adalah dari tanah wakaf Ruma Bicara. Abdul Hamid juga berperan dalam mengubah teks khutbah Jum'at yang sebelumnya memakai bahasa Arab kedalam Bahasa  daerah dan Bahasa Indonesia agar mudah dipahami oleh Jamaah.

4. Warisan Cagar Budaya di Bima

1. Situs Wadu Pa'a
Situs Wadu Pa,a (Batu Pahat) merupakan salah satu situs yang menjadi penanda keberadaan ajaran Hindu serta Buddha di Bima. Situs Wadu Pa,a memiliki berbagai arca, prasasti, serta relief yang menjadi bukti penyebaran ajaran Buddha sekaligus Hindu di Pulau Sumbawa. Situs Wadu Pa'a terletak didesa Kananta, Soromandi, Kota Bima, propinsi Nusa Tenggara Barat dengan koordinat 8,22'5 LS 118' 15' BT. Wadu Pa'a terletak pada sebuah teluk kecil disebelah Barat Daya teluk Bima, tempat tersebut cukup terlindungi dari angin dan arus laut yang kuat, sehingga merupakan tempat yang ideal sebagai tempat berlabuh. Di sekitar lokasi situs terdapat sumber mata air yang dapat dipakai untuk minum dan menambah perbekalan para pelaut dan saudagar yang singgah bagi umat Hindu, mata air ini disebut "Amarta" mata air kehidupan.



Foto-foto peninggalan sejarah

                                                    Peti Grobog Peninggalan Jeneli Rasanae
                                                                Abdullah Daeng Hafsah     


                              Replika Uma Lengge

                               Replika Uma Ceko


                                   Alat Tenun



Puisi

Tuhan tidak tidur


Kau gores sendiri tangan mu
Kau taburi sendiri garam diatasnya
Lalu setelah itu kau salahkan orang lain karna rasa sakit yang kau rasa setelahnya.

Berpikirlah semau mu
Tuhan maha tahu mana yang harus dibantu
Bertindaklah sesukamu
Tuhan tidak tidur untuk menilai semua perbuatan mu

Kau sendiri yang menghinakan diri mu
Tapi kau pintar berdalih itu hanya kekhilafan sesaat
Tidak kah kau belajar dari apa yang terjadi?
Tuhan takkan meninggikan derajat mu
Jika kau terus menistakan diri mu
Tuhan takkan menolong mu
Jika kau tak pernah tahu siapa Tuhan mu,
Tuhan mu bukan batu atau pohon

Tuhan takkan pernah melihat mu
Jika kau tidak pandai bersyukur atas apa yang orang lain beri untuk mu.

Jangan kau hinakan diri mu
Hanya sebuah harta dunia
Jangan kau rendahkan derajat mu 
Hanya karna secuil ambisi dunia
Jangan kau merasa jumawa diri
Hanya karna kau ditakuti dan hebat.

Nilai mu tidak lebih dari se sen rupiah
Dan keberadaan mu tidak sampai sedetik untuk diingat

Jangan menyalahkan orang lain
Jika kau mengambil kotoran dan melemparkannya sendiri di muka mu

Tuhan tidak pernah tidur !!!



Maafkan aku

Maafkan aku
jika salah menilai kediaman Mu

apa yang bisa dimengerti
jika bahasa kita membisu

hanya desiran angin
dan getaran hati saling gelisah 

salah ?
tidak ada yang mau mengalah
tidak ada yang mau merendah

Cari baik ku
Ku tepis jelek mu
kita saling bersuara
aku mendengarkan
dan kau bicara
aku mengerti 
dan ku tak salah memahami

Masihkah kita berteman?

Maafkan aku !








Selasa, 28 September 2021

Dukungan Kepala Sekolah SDN 55 Dara Kota Bima Terhadap Program Calon Guru Penggerak.

A. Sekolah Kami dan Program Calon Guru Penggerak.

SDN 55 Dara Kota Bima adalah sekolah dasar negri yang berada dipusat Kota Bima, berlokasi dijalan Sultan Muhammad Salahuddin No.05 Kelurahan Dara. Berdiri kokoh diatas lahan yang sangat luas, dengan bentuk bangunan minimalis dengan warna pink cerah. 

Kepala Sekolah, SDN 55 Dara Kota Bima, Ibu Hafsah,S.Pd.SD. adalah kepala sekolah yang penuh dedikasi dan loyalitas tinggi terhadap tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang kepala sekolah. Beliau adalah sosok utama dan pertama yang mendukung Calon Guru Penggerak dengan semua program dan visinya. Program yang CGP utarakan disambut baik, diarahkan serta didukung penuh oleh beliau.

(Foto Penyampaian Program Calon Guru Penggerak terhadap seluruh pendidik dan tenaga kependidikan SDN 55 Dara Kota Bima oleh Kepala Sekolah)


Sebagai Calon Guru Penggerak, saya merasa sangat antusias sekali terhadap maksimalnya pelaksanaan program-program Calon Guru Penggerak kedepan. Salah satu program yang mulai diterapkan disekolah SDN 55 Dara Kota Bima adalah Program Budaya  6S.  Program Budaya 6S ini singkatan dari;
1. Senyum
2. Salam
3. Salim
4. Sapa
5. Sopan
6. Santun
 Implementasi program 6S ini, mungkin tidak semudah saat kita membaca nya, namun bukan berarti program ini tidak dapat diwujudkan, bukan?

Dibutuhkan kerjasama yang kuat, gigih dan konsisten dari seluruh warga sekolah untuk keberhasilannya. Ukuran keberhasilan program budaya 6S ini kedepan, bukan hanya dilihat dari banyaknya kuantitas siswa yang berubah tapi juga kualitas dan konsisten semua pihak sekolah dalam melaksanakan program ini secara berkelanjutan, maupun program-program lainnya kedepan. Sebab kita tahu, bahwa suatu program budaya dan pembiasaan-pembiasaan sekolah membutuhkan proses dan waktu yang cukup panjang untuk dapat terlihat hasilnya. 


B. Calon Guru Penggerak ( Bergerak, Tergerak, Pergerakkan)

Bergerak, tergerak dan melahirkan pergerakkan adalah kata kunci dari apa yang akan dilakukan oleh Calon Guru Penggerak (CGP). 

Bagaimana CGP menjadikan kata-kata kunci tersebut bukan hanya sekedar slogan kata semata, tapi melainkan kata kunci yang harus diwujudkan dalam tindak nyata. Lalu bagaimana cara mewujudkannya menjadi nyata?

a. CGP Mandiri Bergerak Dari Niat Tulus Ikhlas.

Untuk mewujudkan sebuah pergerakkan besar seluruh warga sekolah dibutuhkan niat tulus, kerja cerdas dan perjuangan yang konsisten dari seorang Calon Guru Penggerak. Bagaimana CGP mampu mandiri bergerak, mengatur strategi, membaca keadaan serta mampu mempengaruhi komunitasnya untuk mau tergerak bersama.

Bukan perkara mudah membangun semangat dalam diri Calon Guru penggerak untuk memulai. Calon Guru Penggerak bukan hanya sekedar guru biasa yang datang kesekolah sekedar memenuhi tugas dan kewajibannya saja. Tapi melainkan guru yang secara sadar mau menggerakkan seluruh kemampuannya, baik fisik dan psikisnya untuk tercapainya Visi diri dan sekolah secara berkelanjutan. Semangat guru tidak akan murni jika niatnya sudah salah diawal, semangat tidak akan mandiri jika tujuannya bukan lagi keikhlasan diri. Penting sekali memiliki niat yang tulus ikhlas dalam membangun semangat diri.

Karena sejatinya motivasi Intrinsik jauh lebih permanen bertahan ditengah derasnya arus perubahan. Disamping  motivasi ekstrinsik yang akan mendukungnya pula.

Pendidikan bukan tempat kita mencari untung dan rugi tapi pendidikan adalah tempat kita membangun benih-benih budaya yang kelak membentuk peradaban zaman yang lebih baik. Dan untuk membangun peradaban yang baik ini diperlukan pengorbanan yang besar dari seluruh Insan Pendidikan. Pengorbanan tapi tidak mengorbankan karna sejatinya Pendidikan adalah memerdekakan dan mencari keselamatan serta kebahagiaan hidup baik sebagai manusia maupun sebagai warga masyarakat. Jadi niat tulus dan Ikhlas dari dalam diri CGP sangatlah penting. 

b. Guru adalah Suri Teladan
Terlepas dari sempurnanya sosok seorang guru. Kita harus ingat bahwa guru tetaplah manusia biasa. Manusia yang mempunyai sisi negatif, seperti semangat yang akan naik turun, lost menejemen waktu dan emosi. Guru bukanlah makhluk yang serba tahu dan tanpa dosa. Tapi lensa kehidupan sudah memfokuskan guru sebagai manusia yang baik dan dapat menjadi suri teladan, menjadi sosok yang digugu dan ditiru, dihormati dan dihargai dimanapun mereka berada. Berani menjadi guru berarti berani menjadi suri teladan, berani bertanggung jawab menjaga nama baik profesinya sebagai seorang guru. 



 


Minggu, 26 September 2021

Puisi

Sebuah Nama yang terlupakan
by.Novi Puspitasari


Apa yang kau kenal sempurna
Kau kenali rupa
Tapi tidak kau kenali jiwa

Apa yang kau sebut kata
Kau tahu dari siapa 
Tapi tidak kau kenali makna

Jika memang sempurna menjadi maya
Tinggalkanlah hati mu untuk merasa
Bukan lantas kau pergi membawa raga dimana luka tidak kau tutup jua

Aku tahu kau akan pergi lama
Tapi bukan lantas pergi begitu saja 
Apalagi  meninggalkan luka
Karena luka meninggalkan noda
Dan hati ku menderita

Apa yang kau sebut kita
Bukan hanya kisah aku bahagia
Atau kamu yang merana
Hari ini berurai airmata
Lalu tiba-tiba ada tawa


Apa yang kau sebut kita 
Itu adalah keluarga
Yang biasa marah tapi hanya sementara
Yang biasa berseberangan tapi bukan merasa paling benar .

Ini adalah sebuah kisah pilu dari seorang  Nara
Yang terbang tanpa sayap karna patah dua
Rumahmu dimana?
Aku kan bertamu kemana
Kau jadi sebatang kara

Apa yang kau sebut malu
Itu hanya soal waktu
Dan jua akan berlalu
Hari ini akan melaju
esok merubah masa depan mu
 
Apa yang kau sebut keluarga
Tidak selamanya datang dari ikatan darah,
Tapi juga lewat ikatan yang tanpa nama

Jika ingin pergi
Pergi saja
Tapi jangan membawa luka
Sebab hati masih punya rasa
Dan cinta itu tetap ada
Walau ternokhtah oleh satu kesalahan
Kita tetap keluarga

Keluarga bisa saling meninggalkan
Tapi keluarga takkan bisa saling membenci.

Biarkan aku diam dalam doa
Dan kau berlalu dengan tenang.

Sabtu, 25 September 2021

JURNAL MINGGUAN 6

JURNAL MINGGUAN 6

A. Melaporkan 
Minggu ke enam tidak terasa sudah dilalui, kali ini saya belajar tentang Visi Guru Penggerak. Di Mulai dari Diri sendiri. Saya menggunggah tugas tentang Visi saya terhadap siswa didik dimasa depan. Apa yang saya cita-citakan dan perubahan seperti apa yang ingin kami raih bersama. 

Visi saya adalah bagaimana siswa didik bisa menjadi profil pelajar Pancasila, yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Bagaimana mencapai Visi tersebut?
Yang saya lakukan ialah: 
Saya terlebih dulu melakukan pemetaan kekuatan aset yang dimiliki oleh sekolah. Baik kategori aset orang, aset benda, aset komunitas dan aset lembaga. Aset-aset ini yang akan menjadi kekuatan kami CGP dalam melakukan perubahan. Kunci aset yang utama adalah CGP dan siswa itu sendiri.

Untuk mencapai Visi tersebut saya menggunakan pendekatan Inquiri Apresiatif dengan 5 tahapan BAGJA.
BAGJA adalah akronim dari :
B: Buat pertanyaan utama
A: Ambil pelajaran 
G: Gali mimpi bersama
J: Jabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang diinginkan
A:  Atur eksekusi

B. Merespon
Dalam berdiskusi diruang Kolaborasi teman-teman CGP menyampaikan apa-apa saja aset kekuatan yang dimiliki oleh sekolah masing-masing CGP. Setelah itu Fasilitator memberikan penguatan terhadap pemaparan materi kami masing-masing.

Saya menyampaikan pemetaan kekuatan aset baik dari kategori orang yaitu CGP, siswa, Kepala Sekolah dan Teman sejawat karena saya rasa ke empat orang tersebut yang akan sangat dominan membantu pencapaian visi saya didalam kelas nanti. Untuk kategori benda, ada aset ruang kelas yang bersih, nyaman dan luas untuk proses KBM, jaringan internet untuk meningkatkan kualitas dan memperluas jangkauan informasi dalam mengajar, buku paket dan buku panduan lain sebagai penunjang, serta LCD, Speaker dan mik untuk alat pendukung perubahan. Untuk kategori komunitas, ada KKG (Kelompok kerja guru) sebagai wadah diskusi dan kolaboratif dalam mendukung peningkatan KBM. Untuk kategori lembaga, ada sekolah dan Dinas Dikbud Kota Bima yang akan menjadi tim pemantau dan pendukung perubahan.

Tanggapan Bapak.Fasilitator ialah:
1. Penyampaian materi saya sangat baik, penuh semangat. Letak sekolah yang strategis dipusat kota adalah kekuatan yang saya miliki untuk dapat memberikan semangat lebih kepada anak-anak dalam berkembang. Apalagi ditambah dengan CGP yang memahami nilai dan perannya sebagai guru penggerak yang mampu menggerakkan.

C. Mengaitkan
Selama ini saya hanya datang sekolah mengajar dengan benar, melakukan tugas pembinaan disekolah dengan niat mendidik dan membawa perubahan untuk siswa walau tanpa visi yang tertulis jelas. Ternyata Visi seorang guru itu penting guna menjadi arah maupun gambaran yang akan dicapai dimasa depan. Cita-cita ideal guru terhadap apa yang akan dicapai oleh siswa didiknya didalam proses KBM. Banyak dari kami yang tidak sadar akan pentingnya Visi guru, lebih -lebih visi sekolah. Dengan mengikuti Program guru penggerak ini saya semakin sadar dan lebih peduli lagi untuk mencapai perubahan seperti yang saya impikan. Tentunya dengan mulai membuat Visi yang jelas dan tertulis.

Visi saya ini akan saya terapkan dalam budaya dan pembiasaan siswa dikelas guna tercapainya profil pelajar Pancasila. 

Mencoba menerapkan Inquiri Apresiatif dalam mendorong lahirnya perubahan baru yang lebih baik dari kekuatan-kekuatan aset yang kami miliki untuk kemajuan siswa di kelas.

D. Menganalisis
Mengapa saya dan guru-guru tidak sadar akan visi sekolah lebih-lebih visi guru dalam kelas.
1. Visi sekolah jarang disosialisasikan pada awal tahun ajaran oleh pimpinan sekolah.
2.Guru hanya fokus dengan tugas utamanya mengajar bukan pada menejerial dan pengembangan sekolah.
3. Tidak aktifnya guru dalam forum diskusi sekolah.
4. Guru hanya fokus pada Visi sekolah tanpa melihat kekuatan aset kelasnya masing-masing.

E. Merancang Ulang.

Calon Guru Penggerak dapat memaksimalkan peran dan nilainya didalam merancang ulang program sekolah. Memberikan masukan penting atau ide baru untuk pengembangan dan menejerial sekolah termaksud dalam hubungannya dengan Visi sekolah.

Rencana yang bisa dilakukan seperti:
1. Merancang Ulang visi yang sesuai dengan keadaan dan era zaman.
2. Merancang program sekolah yang mampu mewujudkan visi sekolah
3. Mensosialisasikan visi sekolah kepada seluruh warga sekolah. Baik RKT sekolah, apel pagi sekolah dll.
4. Membuat Visi kelas dan menganjurkan guru-guru untuk membuat visi kelas masing-masing.
5. Melibatkan siswa dalam pembuatan Visi kelas.

Kamis, 16 September 2021

JURNAL REFLEKSI AKSI NYATA MODUL 1.1. FILOSOFI KI.HAJAR DEWANTARA

 

JURNAL REFLEKSI MODUL 1.1

1. Perasaan selama melakukan perubahan di kelas 

Setelah belajar selama seminggu dalam program guru penggerak, saya mencoba mengaplikasikan apa yang saya peroleh  dari proses belajar tersebut kedalam praktik baik disekolah. Langkah awal ini saya mulai dari melakukan reflektif melihat sejauh apa yang sudah saya lakukan selama ini.

a. Proses Reflektif diri

Proses reflektif diri terhadap apa yang sudah saya lakukan selama ini sebagai seorang guru, yang memimpin pembelajaran didalam kelas. Bagaimana saya mengajar, mendidik, melatih, merencanakan, melaksanakan hingga pada proses evaluasi pembelajaran.

 Apakah murid sudah memahami pelajaran yang saya berikan, Apakah saya sudah puas dengan hasil yang saya lihat selama ini? apakah, apakah dan masih banyak pertanyaan lain yang mulai berputar diotak saya untuk dipecahkan. 

Tapi pertanyaan dasarnya ialah apakah murid-murid sudah bahagia? 

sampailah saya pada sebuh kesimpulan, bahwa murid saya belum bahagia. Mengapa saya berani berkata demikian? Karna saya sendiri belum merasa bahagia dan puas akan apa yang telah saya lakukan  dan capai selama ini. Saya merasa masih egois, terlalu serius pada aturan dan tuntutan sekolah. Tanpa menyadari bahwa hakekat yang paling dibutuhkan oleh seorang anak kelak ialah selamat dan bahagia, bukan rentetan angka yang tinggi tapi tidak memberi jaminan mereka bahagia kelak.

saya harus reflektif jika saya mau berubah. Program Guru Penggerak mencerahkan paradigma berpikir saya akan nilai-nilai dan peran saya sebagai seorang guru yang sebenarnya.

b. Proses perubahan paradigma

Ki.Hajar Dewantara, berkata pendidikan adalah menuntun anak kearah kodratnya. Anak-anak mempunyai kodratnya masing-masing. yang masih samar. Tinggal bagaimana guru hadir dan mampu menebalkan kodrat tersebut menjadi esensi yang berguna untuk anak tersebut dalam meraih keselamatan dan kebahagiaannya baik sebagai manusia seutuhnya maupun sebagai manusia sosial yang hidup bersama kelompoknya. 

Kodrat anak perlu dipahami oleh seorang pendidik untuk mampu menyelami hati anak dan mampu menyelami perannya sebagai seorang pejuang digaris depan pendidikan bangsa.

Paradigma berpikir seorang pendidik adalah kunci yang mampu menciptakan perubahan. karna apa gunanya sebuah peruabahn jika itu bernilai kosong tanpa nyawa. Kalau hanya sekedar ilmu yang dipelajari dari luar tanpa merubah paradigma seseorang, ilmu itu bagaikan sekedar ilusi belaka yang akan hilang jika sudah dianggap tidak penting. Penting sekali paradigma ini ditanamkan dan diyakini sebagai dasar perubahan. 

Paradigma yang bersumber dari Ki.Hajar Dewantara, sosok yang peduli akan perkembangan pendidikan bangsa yang merdeka.

c. Perasaan saya

Perasaan ini akan terekspresikan dengan jujur jika saya sudah melalui proses berpikir kemudian merubah paradigama, lalu saya meyakini akan apa yang saya jalani.  Tanpa  kepura-puraan dan tendensi tertentu dengan yakin saya berkata " Saya bahagia saat ini".


2.   2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan

Ide yang muncul dan yang harus saya dahulukan adalah

1.       Melakukan perubahan cara mengajar

Perubahan yang saya lakukan disini tidak hanya mengajar dikelas tapi juga mengajar diluar kelas seperti ditaman sekolah. Melakukan pembelajaran yang disenangi oleh anak sesuai dengan yang mereka inginkan.

2.     Membiasakan Budaya 6 S disekolah

Pembiasaan budaya 6S (Salam, salim, Sapa, Senyum, Sopan dan Santun).  

  1. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik .   1. Penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa 

      a. Tetap melihat kurikulum dan materi ajar tapi tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kemampuan siswa sesuai dengan kodrat dan lingkungan mereka.
b. Mendesain pembelajaran tersebut menjadi lebih hidup, menarik dan sesuai dengan kodrat anak
c. Meminimalisir peran guru dan mengaktifkan peran siswa dalam proses KBM
d. Membuat anak-anak bahagia saat belajar
e. Menerapkan cara dan gaya belajar yang berbeda-beda untuk meningkatkan semangat belajar siswa.
2.     Penerapan budaya 6S

Senin, 30 Agustus saya mulai mencoba untuk menerapkan budaya 6S disekolah SDN 55 Dara Kota Bima. SDN 55 Dara Kota Bima adalah sekolah yang terletak dipusat  Jantung Kota Bima. Beralamat Jalan Sultan Muhammad Salahuddin No.05 Kecamatan Rasanae  Barat Kota Bima. Lokasi sekolah sangat strategis karna dekat dengan terminal bus dara, polsek Bima Kota, Puskesmas Dara dan Pusat jajanan Kota Bima.

A. Latar Belakang mengambil Budaya 6S

              1.     Mengembalikan budaya luhur Bima yang hampir hilang tergerus zaman. Yaitu budaya Toa              (taat) Kepada Tuhan yang Maha Esa,  menghargai dan menghormati yang lebih tua. Karna                  Masyarakat Bima adalah masyarakat yang kental sekali dengan nilai-nilai religiusitasnya.
         2.   Menanamkan kesadaran siswa akan pentingnya nilai-nilai budaya untuk tetap lestari.
B. Strategi Penerapan Budaya 6S ini ialah:
1. CGP menyampaikan kepada Kepala Sekolah  SDN 55 Dara Kota Bima sebagai pemimpin institusi/ sekolah untuk mengatur strategi penerapan 6S ini dan bagaimana membagi informasi kepada seluruh warga sekolah agar pelaksanaannya maksimal dan berkelanjutan.
2. Menginformasikan Budaya 6S ini didalam kelas CGP dan Kelas lain, serta pada program-program budaya sekolah.
3. Membuat poster Budaya 6S ini dikelas, dan menempel ditempat strategis disekolah.
4. Menerapkan 6 S dimulai dari Kedatangan siswa dipintu gerbang hingga pada setiap budaya pembiasaan positif SDN 55 Dara Kota Bima

C. Implementasi 6S

Hari pertama (Senin, 30 Agustus 2021)

A. Budaya Salam, Senyum, Sapa, Salim saat dipintu gerbang

Hari ini Senin 30 Agustus 2021 Jam 06.50 saya datang lebih awal kesekolah. Ingin menyambut siswa didepan pintu gerbang sekolah. Kegiatan penanaman Budaya 6 S ini saya awali pada pagi hari. Saat saya datang , Sekolah masih sepi dan juga dalam keadaan mati lampu. Tapi penjaga sekolah yang bertugas mengukur suhu anak sudah siap dipintu gerbang menunggu anak-anak datang. Saya mencoba untuk berdiri dibelakang pintu gerbang menyambut anak-anak yang hadir awal dipagi hari. Ini adalah langkah awal yang saya lakukan untuk menanamkan budaya salam dipagi hari. Untuk penerapan budaya sapa, saya gunakan kalimat “Salam dan Bahagia” yang saya pelajari di PGP.

B. Budaya Salam, Senyum ,Sapa dan Salim Saat proses belajar mengajar

Penanaman budaya sapa kami terapkan dalam pembelajaran baik dalam kelas maupun diluar kelas. Lewat  permainan dan praktek – praktek baik diluar kelas.

Budaya sapa ini saya terapkan agar antara guru dan siswa timbul rasa saling mengenal dan saling menghargai satu sama lain. Siswa menghargai dan menghormati gurunya  begitu pula guru menghargai dan menyayangi siswa-siswa.

C. Budaya Sopan santun

Saat menghadapi anak-anak yang tidak tertib saya berusaha menahan diri untuk lebih sabar dan lagi-lagi tidak menuntut. Disini berusaha menegur mereka dengan tutur kata yang sopan dan santun, memanggil mereka sambil tersenyum. Saya mencoba menerapkan “pembinaan” bukan hukuman untuk menyadarkan siswa akan perbuatan salahnya.  Dengan menjelaskan dampak dan resiko yang terjadi akibat aperbuan mereka bagi orang lain.

Contoh 1:Septi, Irawan  secara sengaja mendorong temannya. Kemudian saya panggil  untuk maju di depan kelas. Pada awalnya mereka tidak mau maju kedepan mungkin saja mereka takut saya marahin, tapi setelah saya beritahu dan panggil dengan lembut disertai senyum akhirnya mereka mau maju kedepan kelas. saat itu baju Septi dan Irawan awalnya diluar. Lalu saya katakan pada mereka berdua. “Septi sama Irawan ganteng kali ya, kalau bajunya dimasukkan kedalam” Kata ku. Lalu mereka berdua berusaha memasukkan bajunya kedalam.

Contoh 2: Muamar secara tidak  sengaja menjatuhkan tinta spidol ditangga sekolah. Akhirnya baju 2 orang temannya kotor. Muamar saya panggil beserta kedua temannya menanyakan perihal tersebut. Muamar mengaku akan kesalahannya. Lalu saya bertanya padanya “ Amar, apakah perbuatan mu itu merugikan orang lain?, Lihatlah, baju teman-teman mu menjadi kotor, dan mungkin saja baju guru lainnya menjadi kotor akibat perbuatan mu”. “Bagaimana cara mu untuk memperbaiki kesalahan dan kerugian yang sudah kamu perbuat”? Tanya saya pada nya.

Muamar berkata” membersihkannya”. “ Lalu bagaimana caranya?” Akhirnya Muamar pergi mengambil serbet dilemari lalu mebasahinya dengan air kemudian pergi membersihkan pegangan tangga.

Saya mencoba berbicara pada siswa tanpa menekan dan memaksa. Saat mereka tidak membersihkan kelas, Saya berkata pelan pada anak-anak, “ kayanya kelas ini kotor, apa yang harus kita lakukan agar kelas ini bersih, ya”?

Lalu tanpa disuruh  ada beberapa anak laki-laki yang langsung mengambil sapu dan membersihkan kelas. Lalu saya bertanya lagi “ apakah diluar ini juga kotor”? lalu cepat-cepat mereka mengambil sapu untuk membersihkan kelas bagian depan. Tapi pada saat itu ada juga anak-anak yang tidak

bangun dari tempat duduknya untuk membantu. Saya coba untuk memahami itu dan saya tidak ingin memaksa dan menuntut mereka karna disini saya mencoba menanamkan kebiasaan bukan memaksakan suatu kebiasaan.


Penanaman budaya 6 S pada hari pertama ini bukan tanpa kendala, Adapun  kendala yang saya dihadapi ialah;

1.       Tidak semua pihak sekolah mendukung apa yang saya lakukan.

Contohnya, Hari ini, Seni 30 Agustus, saya mencoba membawa siswa untuk belajar diluar kelas. Yaitu dihalaman sekolah. Siswa terlihat sangat antusias sekali. Tapia da 1 orang guru yang berkata pada saya “ Ibu Novi mau, menjadi guru olahraga ya”?(Yang bertanya pada saya saat itu adalah guru olahraga) lalu saya menjawab “Bukankah guru itu bisa membawa siswanya belajar dimana saja, baik didalam maupun luar kelas”? jawab saya.

2.     Hari pertama saya menerapkan Budaya Salam,Sapa,Salim ini sudah ada 3 orang siswa yang melakukan kebiasaan ini secara sadar. Dan beberapa siswa lainnya masih saya ingatkan untuk berlaku sopan bila berjalan depan guru.

3.     Ada juga beberapa orang guru yang menyambut baik budaya yang saya terapkan ini, saya ceritaka pada guru-guru tersebut. Bahwa proses penanaman budaya baik ini adalah bentuk kepedulian kita terhadap budaya daerah yang sudah hampir hilang. Tentunya setelah saya belajar dalam program PGP ini saya semakin sadar bahwa tugas utama kami guru adalah bagaimana mempersemai benih-benih budaya.

4.     Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi nyata.

Perencanaan;

1.  Foto penyampaian Budaya 6 S kepada kepala sekolah


2. Foto Penyampaian program 6S kepada guru



Penerapan 

 Budaya 6S dipintu gerbang sekolah 

                      

 Budaya 6S saat KBM

                        

Penerapan Pembelajaran yang berpusat pada siswa


Pembelajaran yang menyenangkan siswa

3. Refleksi

1. Program 6S dilakukan diawali dipintu gerbang sekolah, dalam kegiatan budaya sekolah dan Proses Kegiatan Pembelajaran.

2. Program 6S diperkuat lagi oleh dukungan Kepala Sekolah dan guru-guru SDN 55 Dara Kota Bima

5. Testimoni Guru dan Murid yang terlibat dalam proses perubahan yang saya lakukan




 Testimoni siswa

1. Titiyan Pratiwi Andani

Daftar Pertanyaan

a. Bagaimana dengan budaya salam 6S yang diterapkan didalam kelas?

b. Apa manfaat yang kamu dapat dengan perubahan yang ada dikelas mu?





2. Testimoni Rekan Sejawat

Nama guru: Ahmad, S.PdI

Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana tanggapan Bapak tentang peran Calon Guru Penggerak disekolah?

2. Bagaimana tanggapan Bapak dengan program 6S ini?

3. Hal baik apa yang bisa diambil guru dan murid dari program 6S ini?






 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Waktu

Waktu berlalu Tinggalkan pedih perih Bila ingat kenangan lalu Tak menentu kemana hati melangkah  Tak terasa banyak hal yang sudah kulalui  B...