Sabtu, 27 November 2021

JURNAL MINGGUAN KE 14

 Jurnal Mingguan Ke 14

Model Connection, Challenge, Concept, Chance (4C)

Oleh : Novi Puspitasari, S.Pd

Minggu ini kami Calon Guru Penggerak belajar tentang pembelajaran sosial emosional. PSE ini sungguh pelajaran yang sangat menarik sekali buat saya. Mengapa?
Karna pembelajaran sosial emosional ini langsung menyentuh kedalam kondisi kejiwaan siswa (emosi dan sosial).

Program guru penggerak hadir bukan hanya memberikan materi seputar bagaimana kita menanamkan ilmu pengetahuan secara kasat mata yang langsung bisa diraih oleh anak lewat prestasi akademik, penghargaan dan piala-piala kemenangan.  Tapi PGP hadir dengan bagaimana seorang guru dapat membangun siswa didik secara utuh baik lahir dan bathinnya. Bukan hanya sekedar mengisi otak siswa dengan ilmu  pengetahuan teoritis tapi juga kejiwaan yang siap dan taktis. Bagaimana hati dan pikiran siswa didik dibentuk dan dikuatkan kearah kematangan diri (self maturity) baik kepribadian, sosial dan emosionalnya. Bagaimana fisik dan jiwa yang masih muda (Anak-anak) itu dilatih untuk mengenali diri, mengolah, membangun relasi dan empati serta bertanggung jawab akan keputusan yang diambil.

Connection 👉 Keterkaitan dengan peran saya sebagai guru

Sejalan dengan materi yang diberikan dalam pembelajaran sosial emosional ini (PSE).  Saya sudah sering menyampaikan kepada siswa bagaimana seharusnya siswa didik melihat kehidupan yang mereka hadapi sekarang.  Bagaimana kerasnya kehidupan yang saat ini dijalani anak.  Tawa dan airmata akan selalu akan datang beriringan. 

Pengalaman saya saat saya kecil tidak ada guru yang mengajarkan saya bahwa hidup itu keras, kamu akan bertemu dengan hal-hal yang rumit dalam hidup mu maka kamu harus begini. Sama sekali tidak ada yang mengajarkan akan hal itu. Hingga pada saat sebelum remaja pun saya dikagetkan dengan bermacam masalah dan saya saat itu tidak siap. 

Seorang anak dengan kepolosan serta minimnya pengalaman  akan hidup kadang membawa mereka terjerumus ke hal-hal yang keliru. Dari pengalaman itu mendorong saya untuk memaksimalkan peran saya sebagai pemimpin pembelajaran yang mampu memberikan arahan kepada siswa didik tentang bagaimana menghadapi hidup, mengenali emosi mereka sejak dini dan mampu menahan emosi.

Dan setelah mempelajari materi pembelajaran sosial emosional dari guru penggerak saya menjadi semakin mempunyai banyak gambaran bagaimana menanamkan keterampilan sosial emosional dalam diri siswa. Bagaimana penerapan 5 Kompetensi Sosial Emosional dalam kelas. Ada tambahan ilmu dan penguatan tersendiri bahwa apa yang selama ini telah saya lakukan adalah benar dan perlu saya tingkatkan lagi setiap saat baik secara rutin, terintegrasi dan  protokol kelas maupun sekolah.

Challenge 👉 Tantangan kedepannya ialah 


Tujuan Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.  

"Tantangannya bagi saya adalah bagaimana siswa didik bisa selamat dan bahagia"
Bagaimana cara saya sebagai seorang guru membuat siswa didik saya selamat dan sejahtera

Lewat Pembelajaran Sosial Emosional saya ingin membentuk siswa didik yang mampu mengenali dirinya dan mampu mengolah emosinya. Bisa terbuka terhadap orang lain, belajar mengambil keputusan dalam hidup mereka secara sadar dan bertanggung jawab.

Concept 👉 Konsep yang bisa dipegang 

Bahwa manusia itu adalah khalifaf artinya kita semua adalah pemimpin bagi diri sendiri, bagi orang lain dan bagi sesama demi kemaslahatan seluruh umat didunia. Terlepas dari kita mampu atau tidak, miskin, kaya ataupun punya kesempatan atau tidak. Kita harus bisa membuka kesempatan untuk berguna bagi alam semesta. Terlepas apa yang mampu kita berikan kecil maupun besar. "Ada kepedulian maka kehidupan tetap akan ada. Semakin sedikit yang peduli maka kehancuran itu akan datang".
Konsep ini akan tetap saya pegang mau saya sebagai apapun. Baik saat menjadi calon guru penggerak ataupun setelah menjadi guru penggerak.

Change 👉 Perubahan

Perubahan yang terjadi dalam diri saya ialah saya menjadi lebih berani untuk maju dan memikul tanggung jawab. Tapi tidak lupa saya harus memilih dan memilahnya apakah baik untuk dilakukan atau tidak, dikaji secara seksama demi hal yang lebih baik lagi dan demi kebaikan bersama.

"Tidak semua orang peduli dengan kita tapi bukan berarti kita tidak memperdulikan semua orang"






KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2. PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE) MIND MAPPING

 KONEKSI ANTAR MATERI       Mind Mapping

Novi Puspitasari Created

MODUL 2.2.a.9







JURNAL KE 13 MODEL SEGITIGA REFLEKSI

 

 MODEL SEGITIGA REFLEKSI





Sabtu, 13 November 2021

JURNAL MINGGUAN

 JURNAL MINGGU KE 12

My Weekly Journal 

oleh : Novi Puspitasari, S.Pd

Model 4F

Sabtu pagi, 13 November 2021, jam 10.00 selepas pelajaran olahraga dan istirahat. Saya masuk kekelas untuk memulai pelajaran ke 2. Pas masuk kedalam kelas, kelas nampak sepi  dan hanya ada beberapa murid yang sedang duduk dikursi pojok dan beberapa murid yang sedang asyik membaca disudut literasi. Lalu, saya bertanya pada pemimpin kelas, " Enggal, dinama murid-murid yang lain"?, tanya saya. " masih dibawah bu"Jawab Enggal. Dan beberapa saat kemudian datanglah murid-murid lainnya dan dalam keadaan yang nampak letih sekali, mungkin karna kecapean habis olahraga dan bermain" kasihan sekali", batin ku. Akhirnya saya memutuskan untuk mengajari Murid-murid saya tehnik STOP. Mereka kayanya butuh untuk dibuat fokus sehingga siap untuk belajar.

Apa itu tehnik STOP ?

Tehnik STOP adalah salah satu tehnik mindfulness yang dapat digunakan untuk mengembalikan diri pada kondisi saat ini dengan kesadaran penuh. STOP itu merupakan akronim dari; S=stop, berhenti. Hentikan dulu sejenak aktivitas, T=  Take a deep Breath,tarik napas yang dalam dan hembuskan. O= Observe, amati pergerakan napas dan perut atau yang lainnya. P=proceed, lanjutkan aktivitas. 

Apa manfaat Tehnik STOP?

Adapun manfaat dari melakukan tehnik STOP ini ialah perasaan menjadi lebih tenang, pikiran jadi jernih dan sikap jauh lebih positif.

Sejak saya belajar di Program guru penggerak banyak hal baru dan spektakuler yang bisa saya pelajari. Terus terang tujuan saya mengikuti program guru penggerak ini awalnya memang untuk belajar, terutama ilmu pengetahuan tentang dunia mendidik dan pendidikan, oleh karna itu sebisa mungkin saya pelajari materi yang saya peroleh dari program guru penggerak ini dengan sungguh-sungguh,walaupun ditengah kepadatan jadwal dan tugas-tugas lain yang saya emban. Setiap ilmu yang saya peroleh dari PGP ini maka akan langsung saya terapkan disekolah bersama murid-murid saya. 

Pada Minggu ini kami mulai belajar modul 2.2. Pembelajaran Sosial Emosional. Perasaan saya saat mempelajari pembelajaran ini ialah sangat senang sekali. Kenapa saya senang? Sebelum mempelajari materi ini di PGP saya sudah lebih dulu mengajarkan kepada murid  saya tentang bagaimana pentingnya seorang manusia mempunyai kecerdasan emosional  (EQ) disamping kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Ketiga kecerdasan ini saling berkaitan dan tidak bisa terpisahkan serta harus dimiliki oleh anak. Karna saya sadar akan hal tersebut, maka sekali-kali saya menerapkannya dalam pembelajaran dikelas. Cara saya mengajarkan pemahaman kecerdasan  emosional ini biasanya melalui cerita-cerita yang sarat akan makna, seperti cerita berikut ini:  ada seorang murid yang sangat cerdas, nilai pengetahuannya selalu mendapatkan 100 disetiap mata kuliah, namun ada satu waktu dimana murid tersebut mendapatkan nilai 90 dan ia tidak terima akan nilai tersebut. Lalu dengan emosinya murid tersebut mendatangi gurunya dan diluar dugaan ia membunuhnya. Miris sekali, kecerdasan IQ yang tidak dibarengi dengan kecerdasan EQ dan SQ tidak akan ada artinya.

Tapi di PGP ini saya ingin mendapatkan bimbingan yang lebih dalam lagi tentang bagaimana pembelajaran Sosial emosional (PSE) diajarkan. Itulah alasannya mengapa saya sangat senang dan bersemangat.

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang memberikan pemahaman, penghayatan serta kemampuan dalam mengenali emosi dan mengolahnya untuk mencapai tujuan positif. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain terutama murid-murid dengan menggunakan seluruh panca indera. Bagaimana membangun dan mempertahankan hubungan yang positif dengan atasan, rekan sejawat, murid dan orang banyak serta mampu membuat keputusan-keputusan yang bertanggung jawab dalam hidup.

Setelah 1 hari saya belajar tentang PSE di program guru penggerak saya langsung mempraktekkan salah satu tehnik pengenalan emosi dan pengolahan emosi yaitu tehnik STOP baik pada diri saya dan juga pada murid-murid saya. Alhasil setelah melakukan tehnik STO tadi, reaksi murid-murid macam-macam. Ada yang terlihat memahami apa yang telah dilakukan, ada yang menunjukkan wajah tersenyum, ada yang meminta diulang sampai 3 kali tehnik STOPnya, ada yang diam saja bahkan ada yang sampai mau tidur. Pokoknya lucu sekali, murid-murid saya memang sangat menggemaskan. Kalau untuk saya sendiri, tehnik STOP ini amppuh menghilangkan sakit kepala. Alhamdulillah.

              Kompetensi Spiritual 

                  Kompetensi Emosi

              Kompetensi Intelektual



Selasa, 09 November 2021

Dunia Mu

Dunia mu 
Sebatas genggaman mu
Sejauh pandangan mu

Tak ada satu pun yang kau miliki
Tubuh mu pun adalah pinjaman

Lalu apa yang ingin kau sombong kan?

Tak ada ikatan 
Yang ada adalah manipulasi perasaan
Tak ada perjalanan
Yang ada adalah tujuan keabadian

Dunia mu sebatas ilmu yang kau tahu saja...


Senin, 08 November 2021

KONEKSI ANTAR MATERI. MODUL 2.1. PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Oleh : Novi Puspitasari, S.Pd

I. Tujuan Pendidikan menurut Ki.Hadjar Dewantara adalah murid mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia seutuhnya maupun sebagai bagian dari kelompok sosial.

Sebelum membahas kebahagiaan murid, yuk, kita refleksi dulu sejenak !

Bagaimana perasaan kita saat ini  sebagai pendidik, apakah sudah merasa bahagia?

Belajar- mengajar, menuntun dan dituntun, memotivasi lalu termotivasi, mendidik dan akhirnya terdidik.

Semua proses yang dilalui pendidik  melibatkan psikis dan fisik, terutama psikisnya.

Penting sekali bagi seorang pendidik untuk mengetahui bagaimana perasaannya saat ini saat mempelajari sesuatu, apakah marah, sedih, senang, takut atau masih dalam perasaan bingung? 

Seperti perasaan saya di awal saat mendengar pembelajaran berdiferensiasi. Ada perasaan bingung sekaligus perasaan tertantang untuk mengenal lebih dalam pembelajaran berdiferensiasi ini.

Kalau rekan sejawat merasakan hal yang sama seperti saya diawal pembelajaran, maka hal tersebut adalah wajar. Karna kita masih sama-sama belajar, walaupun pembelajaran berdiferensiasi ini mungkin sudah sering kita terapkan di kelas cuman dengan tujuan pembelajaran yang belum tepat.

Mampu mengenali perasaan kita dan kemudian mencari solusi untuk keluar dari keadaan tersebut adalah hal yang luar biasa. Penuhi kebutuhan diri sendiri lalu fasilitasi segala perasaan yang muncul, carilah teman yang bisa diajak sharing dan kolaborasi, nikmati pekerjaan sebagai pendidik tapi jangan nikmati kebingungan.

Dan satu hal yang saya peroleh dari Pembelajaran Berdiferensiasi ini ialah bagaimana saya berusaha membuka semua panca indera untuk lebih peka dalam melihat setiap perbedaan, mendengar kebisingan, menyentuh harapan , mengenali bakat dan potensi lalu kemudian mencoba menyisipkan pembelajaran berdiferensiasi dalam proses pembelajaran yang bermakna untuk murid.

Dari aktivitas mencoba tersebut, sampailah kita pada satu titik dimana kita semakin menyadari bahwa proses menuntun dalam melayani murid adalah proses yang harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan tanpa batas.


Apa yang terpikir dalam pikiran kita saat mendengar tentang pembelajaran berdiferensiasi?


Yang terpikir dikepala saya, saat mendengar kata diferensiasi ialah "berbeda". Different berasal dari bahasa Inggris yang artinya berbeda. Pembelajaran berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang berbeda, berbeda dari segi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. 

Pembelajaran berdiferensiasi hadir sebagai salah satu strategi yang dinilai  tepat dalam memfasilitasi keberagaman kebutuhan murid dan isi/konten kurikulum.


Definisi Pembelajaran Berdiferensiasi


Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. 

Artinya untuk bisa dikatakan sebagai pembelajaran berdiferensiasi apabila pendidik sudah memikirkan terlebih dahulu  kebutuhan belajar murid dengan melakukan pemetaan, baik dari pemetaan profil belajar, minat, kesiapan serta penentuan tujuan belajar murid. Pendidik sudah merancang pembelajaran dalam  sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum memulai pembelajaran. Jadi, yang membedakan pembelajaran diferensiasi atau bukan ialah  terletak pada sudah terpikirkan dan terancang sebelum pembelajaran, bukan sebaliknya yaitu dilakukan dadakan atau tiba-tiba.

Mengapa dibutuhkan pembelajaran berdiferensiasi?

Jawabannya ialah untuk memfasilitasi kebutuhan belajar semua murid yang berbeda baik minat, kesiapan dan profil belajar murid, serta beragamnya isi/ konten baik kurikulum, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran serta assesmen yang digunakan. 

Sebelumnya sebagai pendidik, saya menyamakan semua  kebutuhan murid dengan memberikan strategi pembelajaran yang sama beserta produk/ hasil yang sama. Tentunya  hal tersebut sangat keliru karna  dalam hal ini murid tidak dapat menampilkan performa terbaik mereka karna tuntutan yang disamakan, sedangkan kita tahu bahwa setiap murid mempunyai kodrat masing-masing dengan kebutuhan belajar yang berbeda?

Ki. Hadjar Dewantara dalam filosofi nya menyatakan bahwa proses mendidik adalah proses menuntun murid menuju pada kodratnya, baik kodrat alam (tempat tinggal murid) Kodrat Zaman (Waktu) dan Kodrat dasar murid (Bakat bawaan dan potensi murid).

Disini seharusnya tugas pendidik adalah bagaimana mendesain pengalaman belajar yang bermakna, menantang dan relevan lewat beberapa strategi diferensiasi, yaitu diferensiasi produk seperti kesempatan mendemonstrasikan pemahaman. Diferensiasi proses, dimana pendidik mampu memberikan ragam cara penyampaian materi dengan tahapan yang jelas untuk setiap murid serta diberikan dukungan sesuai kebutuhan murid. Strategi Diferensiasi Konten berupa isi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan murid untuk lebih meningkatkan lagi pemahaman dan kemampuan murid ketingkat selanjutnya.

Bagaimana Pembelajaran Berdiferensiasi ini dapat dilakukan dikelas?

Tujuan Pembelajaran Berdiferensiasi adalah merespon kebutuhan belajar murid. Pembelajaran ini dilakukan untuk semua murid dikelas bukan hanya  untuk murid tertentu saja.

Kita tahu bahwa murid dalam kelas kita itu beragam, dengan gaya belajar yang berbeda, minat dan bakat yang berbeda serta kesiapan belajar yang berbeda pula. Murid hadir dengan kemampuannya masing-masing, pendidik secara sadar mengetahui muridnya mampu dalan beberapa hal lalu kemudian  merancang dan memutuskan pembelajaran seperti apa yang  akan diberikan, semua hal tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya pendidik telah berupaya melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi, cuman tidak disadari  bentuknya dan dengan tujuan yang tepat. 

Dengan keberagaman tersebut bukan berarti guru harus mengajar dengan sejumlah cara yang berbeda sebanyak murid yang ada. Bukan juga dengan memberikan soal yang banyak untuk murid yang lebih cepat belajarnya dibanding murid lainnya. Pembelajaran diferensiasi tidak untuk mengkotak-kotakan murid berdasarkan kemampuanya, ataupun memberikan tugas yang berbeda untuk tiap murid. Dengan kata lain bahwa tujuan pembelajaran yang dilalui peserta didik sama cuman prosesnya yang berbeda.

Beberapa pertimbangan yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dikelas antara lain;

1. Lingkungan belajar yang kondusif. Di modul 1.4 yaitu budaya positif, calon guru penggerak sudah belajar bagaimana menghadirkan lingkungan belajar yang positif disekolah. Hal tersebut adalah modal Calon guru penggerak dalam mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran berdiferensi karna pembelajaran berdiferensiasi sangat membutuhkan lingkungan belajar yang positif yaitu lingkungan belajar yang mampu mengundang murid untuk belajar sehingga murid tahu bahwa proses pembelajaran mereka akan selalu didukung penuh.

2. Murid mengetahui tujuan pembelajaran mereka secara jelas. Bukan hanya kurikulum dan guru  yang memiliki tujuan pembelajaran yang jelas tapi murid juga. Sebenarnya murid mau diarahkan kemana dengan bakat, minat  dan potensi yang dimiliki,

3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana diferensiasi ini bukan hanya strategi dan juga metode yang beragam tapi juga bagaimana pendidik bisa mencapai tujuan belajar dengan assesmen.

Assesmen terdiri atas;

a.  Assesmen formatif ( Assesmen untuk dan sebagai pembelajaran), dimana pendidik mengumpulkan informasi yang membantu  pendidik memberi umpan balik dan tindak lanjut proses belajar. Assemen formatif juga sangat membantu murid memperbaiki cara belajar dengan menentukan kembali strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

b. Assesmen Sumatif (Assesemen terhadap proses pembelajaran) bertujuan menentukan tingkat pencapaian hasil belajar murid yang dilakukan diakhir materi pembelajaran.

Dari kedua assesmen tersebut , assesmen sumatif fokus pada hasil belajar berupa penugasan melalui tes dan skor nilai sedangkan assesmen formatif fokus kepada pengalaman belajar yang diperoleh murid dan orientasi prosesnya. Dalam pembelajaran berdiferensiasi yang sangat diperlukan ialah bagaimana umpan balik murid terhadap proses pembelajaran  sebagai assesmen as learning bukan hanya sekedar nilai yang mereka peroleh.

4. Merespon kebutuhan belajar. Bagaiman respon pendidik dalam pembelajaran diferensiasi ini, terutama bagaimana pendidik mampu memahami murid dan bagaimana cara untuk memahami mereka.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, pendidik merupakan instrumen terbaik yang mampu memberikan kesempatan kepada murid untuk bisa berpendapat. Pendidik diharapkan bisa melatih kepekaan diri lewat observasi dan refleksi, supaya pendidik lebih tahu lagi kebutuhan murid. Bagaimana pendidik bisa memvariasi kebutuhan belajar murid lewat strategi-strategi diferensiasi, baik diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

5. Mengefektifkan Manajemen Kelas. Bisa jadi diferensiasi yang akan kita lakukan akan terasa sulit jika pendidik tidak mampu mengkondisikan kelas dengan baik. Pendidik tidak mengenal murid, tidak bisa membangun hubungan yang positif dengan murid. Modal kita dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi ialah adanya manajemen kelas yang baik sehingga kelas kondusif dan mampu mendukung proses KBM yang berdiferensiasi.

Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal . 

Agar dapat memenuhi kebutuhan belajar murid maka yang dilakukan pendidik ialah:
1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar murid dengan melakukan pemetaan, baik kesiapan belajar, minat dan bakat serta profil belajar murid. Mengidentifikasi kebutuhan belajar ini  bisa dengan cara;
a. Mengamati perilaku murid-murid
b. Mengidentifikasi pengetahuan awal murid
c. Mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran
d. Berbicara dengan guru murid sebelumnya
e. Membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya
f. Menggunakan berbagai penilaian diagnostik.

2. Merancang pembelajaran dengan menggunakan strategi diferensiasi. Dalam pembelajaran pendidik bisa menggunakan strategi: a. Diferensiasi konten b. diferensiasi proses c. Diferensiasi produk


3. Menghadirkan suasana belajar yang kondusif dengan menciptakan lingkungan belajar yang mengundang semangat murid untuk belajar.

Seperti melakukan menejemen kelas yang baik serta adanya komunitas belajar yang mendukung,
sehingga pembelajaran diferensiasi yang akan kita lakukan berjalan optimal dan berdampak positif.

4. Adanya hubungan yang saling bersinergi antara sekolah dan pendidik.

Kepala sekolah mendukung untuk melakukan pendataan profil murid setiap awal pembelajaran. Saling berbagi informasi antara pendidik tentang profil murid.


Koneksi modul 2.1. Pembelajaran berdiferensiasi dengan modul - modul sebelumnya.


Koneksi modul 1.4 Budaya Positif dengan pembelajaran berdiferensiasi ialah dengan terciptanya lingkungan belajar yang positif otomatis akan sangat mendukung suksesnya pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi.  Guru mampu melakukan menejemen kelas, murid meyakini kesepakatan kelas yang mereka buat bersama, murid mampu menjadi kontrol untuk diri mereka sendiri sehingga murid siap untuk mengikuti pembelajaran berdiferensiasi. Modul 1.4. Budaya positif adalah modal awal pendidik untuk masuk kedalam modul 2.1 pembelajaran berdiferensiasi.


Koneksi modul 1.3. Visi guru penggerak dengan modul 2.1. Pembelajaran berdiferensiasi ialah bagaimana cita-cita yang telah kita miliki sebelumnya mampu memotivasi calon guru penggerak untuk bekerja maksimal memenuhi kebutuhan belajar murid karna kita tahu kemana sebenarnya tujuan yang ingin dicapai.


Koneksi dengan modul 1.2. Peran dan nilai guru penggerak dengan modul 2.1, yaitu bagaimana pendidik mampu  memaksimalkan peran nya sebagai pendidik guna memenuhi kebutuhan belajar murid. Dengan memanfaatkan nilai-nilai yang terdapat dalam diri, seperti nilai mandiri dengan terus menggali potensi diri melalui belajar, reflektif yaitu lebih peka terhadap keberadaan murid, nilai inovatif yaitu mampu menghadirkan ide dan cara-cara baru yang tepat untuk memfasilitasi murid, nilai keberpihakan kepada murid yang selalu memikirkan apa yang terbaik untuk murid, nilai kolaboratif yaitu mampu bekerja sama dengan rekan sejawat dalam menciptakan proses pembelajaran yang berdiferensiasi.

Koneksi dengan modul 1.1 Filosofi Ki.Hadjar Dewantara, bahwa pendidikan diharapkan mampu mewujudkan kebahagiaan dan keselamatan untuk murid. Hal ini sejalan dan berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang titik utamanya mengarahkan pendidik pada proses menuntun, yaitu  menuntun murid menuju kepada kodrat, pemenuhan kodrat dan pamaksimalan potensi murid. Melihat murid sesuai dengan kodrat mereka masing-masing, yang harus pendidik tebalkan lagi potensi tersebut agar lebih jelas dan semakin kuat.


Sabtu, 06 November 2021

JURNAL KE 11 MODEL 4F

 JURNAL MINGGU KE 11

1). FACT (Peristiwa) hari jum'at di ruang elaborasi pemahaman, sungguh pengalaman belajar yang sangat menarik, pemaparan dari instruktur ibu Amalia Jiandra Tiasari sedikit menambah pemahaman saya akan pembelajaran  berdiferensiasi. Bagaimana cara kita melihat tujuan pembelajaran  apakah sudah esensial mencakup semua kebutuhan anak. Anak-anak dengan kebutuhan Khusus, anak yang dengan minat yang berbeda juga. 

Pembelajaran berdiferensiasi itu adalah serangkaian keputusan masuk akal. Yang dirancang yang dipikirkan sebelumnya bukan dadakan. Jadi RPP yang kita buat itu sudah dirancang dan dipikirkan sebelumnya

2). Feeling (Perasaan) selama pembelajaran perasaan saya senang sekali walaupun sedang lelah oleh banyaknya tugas. Pemaparan materinya sangat bagus membuat saya jadi semangat.

3). Findings(Pembelajaran) Bahwa pembelajaran berdiferensiasi tidak mengkotak-kotakan siswa berdasarkan kemampuan mereka, tapi lebih kepada pencapaian tujuan pembelajaran.  Gaya belajar anak itu beragam bukan hanya audiotory, kinestetik, visual tapi masih banyak lagi gaya belajar yang lain dan setiap anak bisa mempunyai beberapa gaya belajar. Tidak semua anak yang aktif bergerak bisa dikatakan kinestetik.

Cara memetakan kebutuhan belajar anak

    1. Dengan membuat pertanyaan 2. menggali pemahaman   3. Assesmen diagnostik

4). Future (Penerapan). Bagaimana cara memahami Pembelajaran diferensiasi, ialah 1. sebagai guru kita bisa Lebih melatih lagi kepekaan diri terhadap kebutuhan anak. 2.Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeluarkan pendapat mereka sehingga kita bisa melakukan  3. Melakukan assesmen diagnostik diawal pembelajaran.

Senin, 01 November 2021

Aku

1. Aku ingin berguna itu saja


Hebat itu tidak perlu dikatakan dengan lisan
Jika isi didalamnya itu bohong
Diam lebih baik
Saat bicara itu kebenaran

Orang yang tidak menyukaimu tak membutuhkan diyakinkan
Dan orang yang menyukaimu tak membutuhkan pembuktian

Memahami satu senyuman jauh lebih sulit 
Daripada memahami satu kata

Butuh satu masa untuk percaya kesetiaan
Tapi hanya butuh satu detik untuk menghancurkan kepercayaan

Gampang sekali berbicara lupa
Tapi tak mudah menepati janji

Niat tulus tak terbaca
Seperti layaknya niat buruk yang bisa disembunyikan

Satu detik lebih bermakna karna diisi dengan membagi ilmu

Dari pada meratapi kegagalan 

Gagal itu sakit
Tapi lebih sakit lagi menang tapi tak bernilai apa-apa
Hanya memuaskan ego diri

Aku akan datang jika memang dibutuhkan 
Aku akan diam jika memang itu yang terbaik
Bukan untuk memuaskan hati ku
Atau hati orang-orang disekitar ku

Tapi lebih karena panggilan hati nurani
Panggilan takdir yang membuatku harus berjuang
Dan aku pastikan akan menang

Tapi menang itu bukan untuk keuntungan ku
Tapi untuk semua orang yang memanfaatkan ilmu ku

Aku ingin berguna itu saja.



2. PUISI TENTANG AKU

Aku adalah gadis pendiam
Misterius dan dingin
Serius adalah gaya ku

Aku tak peduli cinta 
Sebelum aku berusaha mengenal mu
Tapi lagi-lagi aku sadar

Cinta itu semu
Yang ada hanyalah pengabdian
Pengorbanan yang diselingi tawa dan tangisan

Aku mahir dalam banyak hal
Sastra seni Sains 

Jiwa ku penuh gelora
Semangat dan fantasi
Pantang menyerah dan optimis

Jiwa ku kadang rapuh dan sensitif
Kadang liar tak terkendali
Kadang tenang menghanyutkan

Tapi aku tak percaya cinta sejati itu ada
Yang kupercaya adalah aku harus berkorban
Setia dan mengabdi tanpa batas
Walau tubuh ku sendiri yang hancur

Belajar banyak ilmu adalah kegilaan ku
Mengasihi dan menyayangi membuat ku hidup
Kesedihan dan kesepian adalah teman ku

Aku aneh
Tapi aku takkan membiarkan siapapun menguasai hati ku
Aku hanya hidup untuk mengabdi
Untuk berkorban sampai mati

Aku suka menulis 
Aku suka menyanyi
Aku suka menari
Aku suka dunia sastra
Aku suka bahasa
Aku suka sains
Aku suka seni peran
Aku suka matematik
Aku suka filosofi
Aku suka bermain musik
Aku suka melukis
Aku suka mendengar
Aku suka diam 
Aku suka makanan yang tawar
Aku suka puisi
Aku suka berimajinasi
Aku suka memberontak
Aku suka tak peduli
Aku suka mengasihi
Aku suka menangis
Tapi aku pantang menangis didepan orang lain
Aku suka tertawa
Dan aku suka menunjukkannya 
Aku suka memasak
Tapi aku tak suka makan
Aku pemilih soal makanan 
Rasa adalah faktor utama ku menyukainya.
Aku suka mendongeng dan bercerita

Aku suka semua yang ada pada diri ku
Walaupun itu sakit
Tapi aku harus menikmatinya
Walau pahit aku harus merasakannya
Memaknai apa pun yang ada didepan ku
Aku salah maka aku akan bertanggung jawab.

Aku mencintai mu
Maka aku akan mengilai mu
Tapi jika kau tidak mencintai ku
Maka aku akan meninggalkan mu
Aku takkan meminta kau mencintai ku
Karena aku pantang mengemis belas kasihan
Aku takkan jatuh kedua kalinya
Aku takkan berusaha membuat mu mencintai ku
Aku akan membuat mu membenci ku

Aku tak percaya cinta
Tapi aku percaya takdir tuhan 
Aku percaya hidup itu pengabdian
Hidup itu pengorbanan 
Dan terlambat bagi ku untuk kembali
Aku sudah diujung jalan
Jalan terus entah hancur atau selamat 
Atau mundur binasa

Aku percaya cinta sejati hanya Tuhan
Dia takkan pernah menyakiti ku
Tuhan sangat mencintai ku
Dan karna nya aku selalu bahagia
Saat aku menderita oleh takdir nya
Karena aku percaya Tuhan ku maha Baik
Maha kasih maha segalanya.
Sekali pun hancur aku akan selalu percaya bahwa Allah mencintai ku selalu.


Aku sangat mencintai Tuhan ku
Tapi aku belum bisa mengilai hambanya




Waktu

Waktu berlalu Tinggalkan pedih perih Bila ingat kenangan lalu Tak menentu kemana hati melangkah  Tak terasa banyak hal yang sudah kulalui  B...