Senin, 08 November 2021

KONEKSI ANTAR MATERI. MODUL 2.1. PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Oleh : Novi Puspitasari, S.Pd

I. Tujuan Pendidikan menurut Ki.Hadjar Dewantara adalah murid mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia seutuhnya maupun sebagai bagian dari kelompok sosial.

Sebelum membahas kebahagiaan murid, yuk, kita refleksi dulu sejenak !

Bagaimana perasaan kita saat ini  sebagai pendidik, apakah sudah merasa bahagia?

Belajar- mengajar, menuntun dan dituntun, memotivasi lalu termotivasi, mendidik dan akhirnya terdidik.

Semua proses yang dilalui pendidik  melibatkan psikis dan fisik, terutama psikisnya.

Penting sekali bagi seorang pendidik untuk mengetahui bagaimana perasaannya saat ini saat mempelajari sesuatu, apakah marah, sedih, senang, takut atau masih dalam perasaan bingung? 

Seperti perasaan saya di awal saat mendengar pembelajaran berdiferensiasi. Ada perasaan bingung sekaligus perasaan tertantang untuk mengenal lebih dalam pembelajaran berdiferensiasi ini.

Kalau rekan sejawat merasakan hal yang sama seperti saya diawal pembelajaran, maka hal tersebut adalah wajar. Karna kita masih sama-sama belajar, walaupun pembelajaran berdiferensiasi ini mungkin sudah sering kita terapkan di kelas cuman dengan tujuan pembelajaran yang belum tepat.

Mampu mengenali perasaan kita dan kemudian mencari solusi untuk keluar dari keadaan tersebut adalah hal yang luar biasa. Penuhi kebutuhan diri sendiri lalu fasilitasi segala perasaan yang muncul, carilah teman yang bisa diajak sharing dan kolaborasi, nikmati pekerjaan sebagai pendidik tapi jangan nikmati kebingungan.

Dan satu hal yang saya peroleh dari Pembelajaran Berdiferensiasi ini ialah bagaimana saya berusaha membuka semua panca indera untuk lebih peka dalam melihat setiap perbedaan, mendengar kebisingan, menyentuh harapan , mengenali bakat dan potensi lalu kemudian mencoba menyisipkan pembelajaran berdiferensiasi dalam proses pembelajaran yang bermakna untuk murid.

Dari aktivitas mencoba tersebut, sampailah kita pada satu titik dimana kita semakin menyadari bahwa proses menuntun dalam melayani murid adalah proses yang harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan tanpa batas.


Apa yang terpikir dalam pikiran kita saat mendengar tentang pembelajaran berdiferensiasi?


Yang terpikir dikepala saya, saat mendengar kata diferensiasi ialah "berbeda". Different berasal dari bahasa Inggris yang artinya berbeda. Pembelajaran berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang berbeda, berbeda dari segi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. 

Pembelajaran berdiferensiasi hadir sebagai salah satu strategi yang dinilai  tepat dalam memfasilitasi keberagaman kebutuhan murid dan isi/konten kurikulum.


Definisi Pembelajaran Berdiferensiasi


Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. 

Artinya untuk bisa dikatakan sebagai pembelajaran berdiferensiasi apabila pendidik sudah memikirkan terlebih dahulu  kebutuhan belajar murid dengan melakukan pemetaan, baik dari pemetaan profil belajar, minat, kesiapan serta penentuan tujuan belajar murid. Pendidik sudah merancang pembelajaran dalam  sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum memulai pembelajaran. Jadi, yang membedakan pembelajaran diferensiasi atau bukan ialah  terletak pada sudah terpikirkan dan terancang sebelum pembelajaran, bukan sebaliknya yaitu dilakukan dadakan atau tiba-tiba.

Mengapa dibutuhkan pembelajaran berdiferensiasi?

Jawabannya ialah untuk memfasilitasi kebutuhan belajar semua murid yang berbeda baik minat, kesiapan dan profil belajar murid, serta beragamnya isi/ konten baik kurikulum, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran serta assesmen yang digunakan. 

Sebelumnya sebagai pendidik, saya menyamakan semua  kebutuhan murid dengan memberikan strategi pembelajaran yang sama beserta produk/ hasil yang sama. Tentunya  hal tersebut sangat keliru karna  dalam hal ini murid tidak dapat menampilkan performa terbaik mereka karna tuntutan yang disamakan, sedangkan kita tahu bahwa setiap murid mempunyai kodrat masing-masing dengan kebutuhan belajar yang berbeda?

Ki. Hadjar Dewantara dalam filosofi nya menyatakan bahwa proses mendidik adalah proses menuntun murid menuju pada kodratnya, baik kodrat alam (tempat tinggal murid) Kodrat Zaman (Waktu) dan Kodrat dasar murid (Bakat bawaan dan potensi murid).

Disini seharusnya tugas pendidik adalah bagaimana mendesain pengalaman belajar yang bermakna, menantang dan relevan lewat beberapa strategi diferensiasi, yaitu diferensiasi produk seperti kesempatan mendemonstrasikan pemahaman. Diferensiasi proses, dimana pendidik mampu memberikan ragam cara penyampaian materi dengan tahapan yang jelas untuk setiap murid serta diberikan dukungan sesuai kebutuhan murid. Strategi Diferensiasi Konten berupa isi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan murid untuk lebih meningkatkan lagi pemahaman dan kemampuan murid ketingkat selanjutnya.

Bagaimana Pembelajaran Berdiferensiasi ini dapat dilakukan dikelas?

Tujuan Pembelajaran Berdiferensiasi adalah merespon kebutuhan belajar murid. Pembelajaran ini dilakukan untuk semua murid dikelas bukan hanya  untuk murid tertentu saja.

Kita tahu bahwa murid dalam kelas kita itu beragam, dengan gaya belajar yang berbeda, minat dan bakat yang berbeda serta kesiapan belajar yang berbeda pula. Murid hadir dengan kemampuannya masing-masing, pendidik secara sadar mengetahui muridnya mampu dalan beberapa hal lalu kemudian  merancang dan memutuskan pembelajaran seperti apa yang  akan diberikan, semua hal tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya pendidik telah berupaya melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi, cuman tidak disadari  bentuknya dan dengan tujuan yang tepat. 

Dengan keberagaman tersebut bukan berarti guru harus mengajar dengan sejumlah cara yang berbeda sebanyak murid yang ada. Bukan juga dengan memberikan soal yang banyak untuk murid yang lebih cepat belajarnya dibanding murid lainnya. Pembelajaran diferensiasi tidak untuk mengkotak-kotakan murid berdasarkan kemampuanya, ataupun memberikan tugas yang berbeda untuk tiap murid. Dengan kata lain bahwa tujuan pembelajaran yang dilalui peserta didik sama cuman prosesnya yang berbeda.

Beberapa pertimbangan yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dikelas antara lain;

1. Lingkungan belajar yang kondusif. Di modul 1.4 yaitu budaya positif, calon guru penggerak sudah belajar bagaimana menghadirkan lingkungan belajar yang positif disekolah. Hal tersebut adalah modal Calon guru penggerak dalam mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran berdiferensi karna pembelajaran berdiferensiasi sangat membutuhkan lingkungan belajar yang positif yaitu lingkungan belajar yang mampu mengundang murid untuk belajar sehingga murid tahu bahwa proses pembelajaran mereka akan selalu didukung penuh.

2. Murid mengetahui tujuan pembelajaran mereka secara jelas. Bukan hanya kurikulum dan guru  yang memiliki tujuan pembelajaran yang jelas tapi murid juga. Sebenarnya murid mau diarahkan kemana dengan bakat, minat  dan potensi yang dimiliki,

3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana diferensiasi ini bukan hanya strategi dan juga metode yang beragam tapi juga bagaimana pendidik bisa mencapai tujuan belajar dengan assesmen.

Assesmen terdiri atas;

a.  Assesmen formatif ( Assesmen untuk dan sebagai pembelajaran), dimana pendidik mengumpulkan informasi yang membantu  pendidik memberi umpan balik dan tindak lanjut proses belajar. Assemen formatif juga sangat membantu murid memperbaiki cara belajar dengan menentukan kembali strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

b. Assesmen Sumatif (Assesemen terhadap proses pembelajaran) bertujuan menentukan tingkat pencapaian hasil belajar murid yang dilakukan diakhir materi pembelajaran.

Dari kedua assesmen tersebut , assesmen sumatif fokus pada hasil belajar berupa penugasan melalui tes dan skor nilai sedangkan assesmen formatif fokus kepada pengalaman belajar yang diperoleh murid dan orientasi prosesnya. Dalam pembelajaran berdiferensiasi yang sangat diperlukan ialah bagaimana umpan balik murid terhadap proses pembelajaran  sebagai assesmen as learning bukan hanya sekedar nilai yang mereka peroleh.

4. Merespon kebutuhan belajar. Bagaiman respon pendidik dalam pembelajaran diferensiasi ini, terutama bagaimana pendidik mampu memahami murid dan bagaimana cara untuk memahami mereka.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, pendidik merupakan instrumen terbaik yang mampu memberikan kesempatan kepada murid untuk bisa berpendapat. Pendidik diharapkan bisa melatih kepekaan diri lewat observasi dan refleksi, supaya pendidik lebih tahu lagi kebutuhan murid. Bagaimana pendidik bisa memvariasi kebutuhan belajar murid lewat strategi-strategi diferensiasi, baik diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

5. Mengefektifkan Manajemen Kelas. Bisa jadi diferensiasi yang akan kita lakukan akan terasa sulit jika pendidik tidak mampu mengkondisikan kelas dengan baik. Pendidik tidak mengenal murid, tidak bisa membangun hubungan yang positif dengan murid. Modal kita dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi ialah adanya manajemen kelas yang baik sehingga kelas kondusif dan mampu mendukung proses KBM yang berdiferensiasi.

Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal . 

Agar dapat memenuhi kebutuhan belajar murid maka yang dilakukan pendidik ialah:
1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar murid dengan melakukan pemetaan, baik kesiapan belajar, minat dan bakat serta profil belajar murid. Mengidentifikasi kebutuhan belajar ini  bisa dengan cara;
a. Mengamati perilaku murid-murid
b. Mengidentifikasi pengetahuan awal murid
c. Mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran
d. Berbicara dengan guru murid sebelumnya
e. Membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya
f. Menggunakan berbagai penilaian diagnostik.

2. Merancang pembelajaran dengan menggunakan strategi diferensiasi. Dalam pembelajaran pendidik bisa menggunakan strategi: a. Diferensiasi konten b. diferensiasi proses c. Diferensiasi produk


3. Menghadirkan suasana belajar yang kondusif dengan menciptakan lingkungan belajar yang mengundang semangat murid untuk belajar.

Seperti melakukan menejemen kelas yang baik serta adanya komunitas belajar yang mendukung,
sehingga pembelajaran diferensiasi yang akan kita lakukan berjalan optimal dan berdampak positif.

4. Adanya hubungan yang saling bersinergi antara sekolah dan pendidik.

Kepala sekolah mendukung untuk melakukan pendataan profil murid setiap awal pembelajaran. Saling berbagi informasi antara pendidik tentang profil murid.


Koneksi modul 2.1. Pembelajaran berdiferensiasi dengan modul - modul sebelumnya.


Koneksi modul 1.4 Budaya Positif dengan pembelajaran berdiferensiasi ialah dengan terciptanya lingkungan belajar yang positif otomatis akan sangat mendukung suksesnya pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi.  Guru mampu melakukan menejemen kelas, murid meyakini kesepakatan kelas yang mereka buat bersama, murid mampu menjadi kontrol untuk diri mereka sendiri sehingga murid siap untuk mengikuti pembelajaran berdiferensiasi. Modul 1.4. Budaya positif adalah modal awal pendidik untuk masuk kedalam modul 2.1 pembelajaran berdiferensiasi.


Koneksi modul 1.3. Visi guru penggerak dengan modul 2.1. Pembelajaran berdiferensiasi ialah bagaimana cita-cita yang telah kita miliki sebelumnya mampu memotivasi calon guru penggerak untuk bekerja maksimal memenuhi kebutuhan belajar murid karna kita tahu kemana sebenarnya tujuan yang ingin dicapai.


Koneksi dengan modul 1.2. Peran dan nilai guru penggerak dengan modul 2.1, yaitu bagaimana pendidik mampu  memaksimalkan peran nya sebagai pendidik guna memenuhi kebutuhan belajar murid. Dengan memanfaatkan nilai-nilai yang terdapat dalam diri, seperti nilai mandiri dengan terus menggali potensi diri melalui belajar, reflektif yaitu lebih peka terhadap keberadaan murid, nilai inovatif yaitu mampu menghadirkan ide dan cara-cara baru yang tepat untuk memfasilitasi murid, nilai keberpihakan kepada murid yang selalu memikirkan apa yang terbaik untuk murid, nilai kolaboratif yaitu mampu bekerja sama dengan rekan sejawat dalam menciptakan proses pembelajaran yang berdiferensiasi.

Koneksi dengan modul 1.1 Filosofi Ki.Hadjar Dewantara, bahwa pendidikan diharapkan mampu mewujudkan kebahagiaan dan keselamatan untuk murid. Hal ini sejalan dan berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang titik utamanya mengarahkan pendidik pada proses menuntun, yaitu  menuntun murid menuju kepada kodrat, pemenuhan kodrat dan pamaksimalan potensi murid. Melihat murid sesuai dengan kodrat mereka masing-masing, yang harus pendidik tebalkan lagi potensi tersebut agar lebih jelas dan semakin kuat.


2 komentar:

Komentar Masukannya

Waktu

Waktu berlalu Tinggalkan pedih perih Bila ingat kenangan lalu Tak menentu kemana hati melangkah  Tak terasa banyak hal yang sudah kulalui  B...