JURNAL MINGGU KE 12
My Weekly Journal
Model 4F
Sabtu pagi, 13 November 2021, jam 10.00 selepas pelajaran olahraga dan istirahat. Saya masuk kekelas untuk memulai pelajaran ke 2. Pas masuk kedalam kelas, kelas nampak sepi dan hanya ada beberapa murid yang sedang duduk dikursi pojok dan beberapa murid yang sedang asyik membaca disudut literasi. Lalu, saya bertanya pada pemimpin kelas, " Enggal, dinama murid-murid yang lain"?, tanya saya. " masih dibawah bu"Jawab Enggal. Dan beberapa saat kemudian datanglah murid-murid lainnya dan dalam keadaan yang nampak letih sekali, mungkin karna kecapean habis olahraga dan bermain" kasihan sekali", batin ku. Akhirnya saya memutuskan untuk mengajari Murid-murid saya tehnik STOP. Mereka kayanya butuh untuk dibuat fokus sehingga siap untuk belajar.
Apa itu tehnik STOP ?
Tehnik STOP adalah salah satu tehnik mindfulness yang dapat digunakan untuk mengembalikan diri pada kondisi saat ini dengan kesadaran penuh. STOP itu merupakan akronim dari; S=stop, berhenti. Hentikan dulu sejenak aktivitas, T= Take a deep Breath,tarik napas yang dalam dan hembuskan. O= Observe, amati pergerakan napas dan perut atau yang lainnya. P=proceed, lanjutkan aktivitas.
Apa manfaat Tehnik STOP?
Adapun manfaat dari melakukan tehnik STOP ini ialah perasaan menjadi lebih tenang, pikiran jadi jernih dan sikap jauh lebih positif.
Sejak saya belajar di Program guru penggerak banyak hal baru dan spektakuler yang bisa saya pelajari. Terus terang tujuan saya mengikuti program guru penggerak ini awalnya memang untuk belajar, terutama ilmu pengetahuan tentang dunia mendidik dan pendidikan, oleh karna itu sebisa mungkin saya pelajari materi yang saya peroleh dari program guru penggerak ini dengan sungguh-sungguh,walaupun ditengah kepadatan jadwal dan tugas-tugas lain yang saya emban. Setiap ilmu yang saya peroleh dari PGP ini maka akan langsung saya terapkan disekolah bersama murid-murid saya.
Pada Minggu ini kami mulai belajar modul 2.2. Pembelajaran Sosial Emosional. Perasaan saya saat mempelajari pembelajaran ini ialah sangat senang sekali. Kenapa saya senang? Sebelum mempelajari materi ini di PGP saya sudah lebih dulu mengajarkan kepada murid saya tentang bagaimana pentingnya seorang manusia mempunyai kecerdasan emosional (EQ) disamping kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Ketiga kecerdasan ini saling berkaitan dan tidak bisa terpisahkan serta harus dimiliki oleh anak. Karna saya sadar akan hal tersebut, maka sekali-kali saya menerapkannya dalam pembelajaran dikelas. Cara saya mengajarkan pemahaman kecerdasan emosional ini biasanya melalui cerita-cerita yang sarat akan makna, seperti cerita berikut ini: ada seorang murid yang sangat cerdas, nilai pengetahuannya selalu mendapatkan 100 disetiap mata kuliah, namun ada satu waktu dimana murid tersebut mendapatkan nilai 90 dan ia tidak terima akan nilai tersebut. Lalu dengan emosinya murid tersebut mendatangi gurunya dan diluar dugaan ia membunuhnya. Miris sekali, kecerdasan IQ yang tidak dibarengi dengan kecerdasan EQ dan SQ tidak akan ada artinya.
Tapi di PGP ini saya ingin mendapatkan bimbingan yang lebih dalam lagi tentang bagaimana pembelajaran Sosial emosional (PSE) diajarkan. Itulah alasannya mengapa saya sangat senang dan bersemangat.
Setelah 1 hari saya belajar tentang PSE di program guru penggerak saya langsung mempraktekkan salah satu tehnik pengenalan emosi dan pengolahan emosi yaitu tehnik STOP baik pada diri saya dan juga pada murid-murid saya. Alhasil setelah melakukan tehnik STO tadi, reaksi murid-murid macam-macam. Ada yang terlihat memahami apa yang telah dilakukan, ada yang menunjukkan wajah tersenyum, ada yang meminta diulang sampai 3 kali tehnik STOPnya, ada yang diam saja bahkan ada yang sampai mau tidur. Pokoknya lucu sekali, murid-murid saya memang sangat menggemaskan. Kalau untuk saya sendiri, tehnik STOP ini amppuh menghilangkan sakit kepala. Alhamdulillah.
Kompetensi Spiritual Kompetensi Emosi Kompetensi Intelektual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Masukannya