Pemikiran Ki.Hajar Dewantara Mengenai Pendidikan dan Pengajaran
Tulisan By.NOVI PUSPITASARI
Instansi: SDN 55 Dara Kota Bima.
Email: novi899melberd@gmail.com
novipuspitasari00@guru.sd.belajar.id
YouTube: Novi Puspitasari
https://novimelberd.blogspot.com/
Published: 13 Agustus 2021
A. Refleksi Kritis
1. Pemikiran KI Hadjar Dewantara mengenai Pendidikan dan Pengajaran.
Pemikiran beliau tentang Pendidikan sangat relevansi dengan peradaban dan perkembangan zaman, baik pada masa dulu, masa sekarang dan masa depan.
"Jika ingin mengubah peradaban perbaikilah pendidikan bangsa tersebut". Kerangka dasar suatu peradaban adalah otak manusia. Bagaimana otak manusia di mindset, dibentuk pola pikirnya secara bebas dan ditanamkan nilai-nilai budaya. Peradaban yang merdeka dalam Kebebasan berpikir dan menentukan langkah. Bukankah kebebasan berpikir tersebut hanya bisa dilakukan oleh manusia yang merdeka?. Merdeka dari kebodohan yang memenjara, merdeka dari penindasan yang mengukung, merdeka menentukan diri menurut kodrat sebagai manusia yang seutuhnya.
Ki Hajar Dewantara mengemukakan, bahwa Tujuan dasar dari pendidikan itu sendiri ialah memerdekakan manusia. Manusia yang merdeka disini adalah manusia yang selamat raganya, bahagia hidupnya baik sebagai manusia seutuhnya maupun sebagai anggota masyarakat. Setiap manusia pasti ingin bahagia, selamat jiwa raganya?. Maka Jawabannya ialah dengan Pendidikan yang merdeka. Pendidikan sangat diyakini mampu menuntun kodrat manusia itu sendiri kearah keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Pendidikan menurut KI Hadjar Dewantara adalah sesuatu yang terus bergerak mengikuti laju zaman, tidak statis atau diam. Jika pendidikan itu tidak mengikuti perkembangan zaman maka peradaban akan tertinggal dan kacau. Pendidikan harus dilakukan secara Kontinue, artinya berkesinambungan, terus menerus, berproses sepanjang hayat sepanjang hidup manusia.
Dalam prosesnya pendidikan akan terus berkembang, untuk itu pendidikan harus Konvergen, artinya referensi atau sumber pendidikan dianjurkan dan diperbanyak bukan hanya dari satu sumber saja . Sumber dan referensi itu bisa datang dari mana saja dan dari pemikiran siapa saja. Pemikiran bangsa sendiri maupun pemikiran bangsa barat tapi walaupun demikian, sumber maupun referensi tersebut tetap harus dipegang secara Konsentris artinya walaupun kita mengambil sumber dari orang luar tetap harus disaring dan disesuaikan dengan konteks, kultural, maupun kearifan lokal bangsa Indonesia.
Pengajaran menurut KI Hadjar Dewantara ialah proses pendidikan yang mentransfer ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Proses pentransferan nilai-nilai budaya, nilai positif, keteladanan, Budi pekerti dalam ide, tutur kata maupun tindak laku pendidik. Dimana murid-murid yang menerima transferan ini tentunya akan meniru apa yang dilakukan oleh gurunya karna guru adalah figur/ contoh dalam pengajaran. disekolah. Pengajaran yang dilakukan oleh guru haruslah penuh kasih sayang, berpusat pada siswa, dan membahagiakan mereka. In ngarso sung tulodo yang artinya didepan memberi contoh teladan, In madyo Mangun Karso ditengah membangun semangat dan Tut Wuri Handayani yaitu dibelakang memberi dorongan.
Semua ini ditujukan untuk guru dimana diharapkan guru bisa memberi contoh/suri tauladan bagi murid-muridnya. Melakukan pengajaran yang kreatif dan inovatif dengan metode, media, model pembelajaran yang beragam sehingga membangun semangat belajar anak dan disaat murid-murid tidak semangat, Guru hadir untuk memberi dorongan kepada mereka baik secara moril maupun materi.
2. Relevansi Pemikiran KI Hadjar Dewantara dengan Konteks Pendidikan Indonesia serta pendidikan disekolah.
A. Relevansi pemikiran KI Hadjar Dewantara dengan konteks Pendidikan di Indonesia
Relevansi atau hubungan dari pemikiran KI Hadjar Dewantara dewasa ini sangat relevan dengan dunia pendidikan di Indonesia.
1. Pemikiran tentang Pendidikan yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman dan tidak statis. Contohnya telah kita lihat dimasa kini, dimana Pandemic Covid 19 melanda negri dan dunia. Pendidikan mengalami suatu kondisi stug (macet) ditempat untuk beberapa saat. Tapi hal itu tidak membuat insan pendidikan ikut menjadi stug juga. Mereka memikirkan cara bagaimana proses pendidikan ini harus terus berjalan walaupun ditengah keterbatasan. Mau tidak mau, suka tidak suka sistem pendidikan harus ikut berubah sesuai dengan tuntutan zaman. Pola pengajaran berubah, cara yang digunakan juga berbeda tapi tidak dengan essensi /nilai budaya dari pendidikan itu sendiri.
2. Merdeka Belajar Siswa
Relevansinya ialah siswa disaranai oleh pemerintah agar mereka dapat mengeksplore kemampuan dan potensi. Melalui program Merdeka Belajar dari MENDIKBUDRISTEK RI.
Program Merdeka Belajar ini merukanan bentuk kepedulian dan tanggung jawab Pemerintah dalam memikirkan bagaimana nasib pendidikan dan anak-anak Indonesia dalam jangka panjang. Yang membutuhkan proses panjang dan kerja sama dari segala aspek dunia pendidikan baik itu Pemerintah, Pangawas, Kepala Sekolah , guru, elemen masyarakat, walimurid, dan siswa. Yang mana hasilnya baru akan bisa kita nikmati dalam kurun waktu beberapa tahun maupun puluhan tahun kedepan.
B. Relevansi pemikiran KI Hadjar Dewantara dengan Pendidikan di Sekolah
1. Menuju kearah Perubahan
Sekolah harus mulai melakukan penataan kembali mengenai perubahan pola pikir dalam pengajaran. Adapun perubahan tersebut meliputi:
a. Pengajaran mulai berpusat pada siswa, kepentingan siswa (Student Center). Pendidikan yang dilakukan untuk membuat siswa kita bahagia. Guru melayani sepenuh hati, memberikan pengajaran yang bermakna, guna menjadikan mereka sebagai profil Pancasila. Yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, cakap berpengetahuan, Nasionalis, gotong royong.
b. Guru dan siswa sama-sama belajar. Guru senantiasa terus belajar meningkatkan diri dan kemampuannya mengikuti perkembangan zaman, begitupun dengan siswa yang terus belajar dengan cara-cara baru yang menyenangkan dari yang disajika guru-guru mereka. Guru dan Siswa bisa saling mengisi dan memahami sehingga siswa menjadi pribadi yang lebih bahagia.
c. Apakah kita sebagai guru sudah melaksanakan pemikiran KI Hadjar Dewantara dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru?
Jawabannya belum sepenuhnya.
Saya sudah berusaha melakukan hal seperti;
1. Belajar untuk mengajar dengan baik. Dengan menggunakan media yang beragam, latihan, memberikan pembinaan dan nasehat.
2. Bertanggung jawab dengan profesi saya.
3. Menganggap murid-murid saya seperti anak-anak sendiri yang harus saya ajar, didik dan latih.
Walaupun kekurangannya ialah:
1. Ada beberapa Model pembelajaran yang jarang saya gunakan.
2. Keterbatasan waktu saya bersama mereka karna kita tahu bahwa waktu mereka lebih banyak dirumah.
3. Belum sepenuhnya berpusat pada siswa, belum mampu membuat mereka senang dengan saya sepenuhnya. Tapi dengan mereka hadir terus kesekolah saja membuat saya bahagia. Saya berharap mereka juga akan bahagia.
B.Harapan dan Ekspetasi.
A. Harapan
Harapan yang ingin saya lihat pada diri saya sebagai seorang Pendidik setelah mempelajari pemikiran-pemikiran KI Hadjar Dewantara ialah:
1. Saya akan menjadi guru yang paling anak-anak ingat dan senangi.
2. Saya bisa membuat mereka bahagia untuk belajar bersama saya dalam kelas.
3. Saya ingin meningkatkan lagi kompetensi saya dengan menjadikan dasar kebahagiaan murid sebagai acuan motivasi kuat saya untuk mempelajari keterampilan baru untuk mendukung pembelajaran yang lebih bermakna untuk mereka.
4. Saya dapat menanamkan hal-hal positif dan membangun karakter baik mulai dari memperbaiki diri saya sendiri.
5. Saya bisa melakukan langkah kecil untuk perubahan sekolah kearah yang lebih baik, mulai dari tukar pikiran dengan kepala sekolah dan memberi penekanan kearah siswa yang bahagia.
Harapan yang ingin saya lihat dari murid-murid saya setelah mempelajari modul pemikiran KI Hadjar Dewantara ini ialah :
1. Murid saya selalu merasa rindu untuk kembali kesekolah dan belajar
2. Murid saya merasa bahagia belajar bersama disekolah, bahagia saat mereka kembali kerumah.
3. Murid saya bisa menjadi pribadi yang mandiri, mampu melihat permasalahan hidup dengan pandangan yang bebas tanpa menganggap hal itu sebagai tekanan dalam hidup.
4. Murid bisa menyadari betapa pentingnya belajar dan membangun kebiasaan-kebiasaan baik dimulai dari hal kecil dan dari diri sendiri.
B. Ekspetasi
1. Saya harap apa yang saya ajarkan kepada murid-murid saya kelak akan mengantarkan mereka menjadi pribadi yang beriman, berakhlak, mandiri, berpengetahuan, berkarakter pancasila, berprestasi, berguna dan bermanfaat untuk mereka sendiri, orang tua, negara dan seluruh umat manusia didunia. Dengan kata lain melalui tangan-tangan kecil mereka mudah-mudahan tercipta perubahan peradaban bangsa dan umat yang mengarah pada terciptanya peradaban yang lebih baik, maju dan sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Masukannya