JURNAL REFLEKSI 21
Oleh
: Novi Puspitasari, S.Pd
4
F
Bagaimana Ketulusan Menggerakkan Asset Sekolah
Sabtu
pagi 5 Maret 2022 pagi ini saya kembali menerapkan prinsip asset dalam memimpin
pengembangan sekolah. Di SDN 55 Dara Kota Bima, budaya Sehat dan bersih adalah
budaya sekolah yang dilaksanakan setiap hari sabtu. Tentunya dalam setiap
budaya, terdapat beberapa guru yang ditunjuk sebagai pembina kegiatan Budaya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi saya selama ini ada seorang guru
pembina olahraga yang tidak pernah mengikuti kegiatan budaya sekolah seperti
program literasi dan Imtaq terkecuali fokus pada binaannya saja yaitu pembina
upacara bendera walaupun kenyataannya guru tersebut hanya bekerja sendiri.
Sejak
awal saya mengabdi di SDN 55 Dara Kota Bima, 18 februari 2022 tidak sekalipun
saya melihat guru tersebut ikut kegiatan budaya sekolah disamping itu ada juga
beberapa guru yang mengadu pada saya akan hal tersebut. 3 kali kepemimpinan
berganti tapi belum pernah melihat dia ikut terlibat dalam kegiatan imtaq dan
Literasi. Kenapa?
Akhirnya
hari Jum’at tanggal 18 februari 2022 kami mengadakan kegiatan Imtaq seperti
biasa. Saat kegiatan Imtaq mulai dilakukan saya melihat guru tersebut sedang
melakukan finger print. Mengingat apa yang terjadi selama ini saya berpikir ini
adalah waktu yang tepat untuk membuat kebiasaan itu berubah. Dan akhirnya saya
memanggilnya untuk duduk disamping saya. Saya ambilkan dia buku yasin dan
akhirnya kami membaca yasin bersama, lalu selepas kegiatan selesai, saya mengatakan
kepadanya “Trimakasih banyak sudah mau ikut kegiatan Imtaq”. Dengan senyum dia
menjawab ucapan saya. Perasaan saya saat itu senang melihat hal tersebut, saya
tulus melakukan ini. Saya sudah belajar PSE dan KSE untuk mengenali emosi dan
membangun relasi, Saya sudah belajar coaching untuk membuka potensi, mengenal
restitusi untuk menyelesaikan masalah siswa dan belajar mengambil keputusan
untuk menentukan kebijakan sebuah putusan. Semua pelajaran yang saya pelajari
diguru penggerak saya terapkan. Kunci untuk tercapainya tujuan adalah
menjadikan Tuhan sebagai sandaran, sabar dan mau menjadi pendengar yang baik,
tidak egois, berpikir untuk kepentingan bersama dan yang paling penting adalah
tidak serakah. Saya ingin membawa
perubahan untuk sekolah yang saya pimpin. Untuk guru-guru sehingga dampaknya
akan tertuju pada pencapain peserta didik. Saya teringat bahwa kita harus
berpikir kearah kekuatan bukan kelemahan dan saya percaya bahwa setiap orang
itu punya kelebihannya sendiri. Bukan lantas dia menunjukkan kelemahan lantas
kita mengatakan orang itu lemah. Cuma bagaimana cara kita sabar, mendorong, dan
mengeluarkan nya dari keadaan yang membuatnya tidak berkembang. Semua butuh
proses lakukan secara bertahap itu yang saya terapkan selama ini.
Dan
alhamdulillah pada kegiatan budaya lainnya guru tersebut sudah selalu ikut dan
terlihat lebih bersemangat dari biasanya. Tanpa saya minta dia ikut terlibat,
itu pencapaian luar biasa bagi saya. Kebahagiaan seperti itu yang tidak bisa
diukur dengan materi.
Dalam
kegiatan rapat hari ini 5 maret 2022 kembali lagi saya mengatakan bahwa saya
akan membuka kesempatan seluas-luasnya untuk guru mengembangkan diri dan
potensi. saya sangat percaya bahwa kita semua hebat. Mengapa saya berkata
demikian, karna saya tahu bahwa asset biotik ( manusia) adalah penggerak bagi
asset abiotic. Jika guru-guru tidak mau berubah dan bergerak mustahil ada
perubahan. Untuk menggerakkan asset abiotik
kita sangat membutuhkan asset biotik.
Tantangan
yang saya hadapi ialah tidak semua kita sadar akan diri dan potensi yang kita
miliki. Terlalu nyaman berada di zona tertentu membuat kita enggan untuk
melakukan terobosan. Ide-ide yang kita kemukakan terasa berat jika kita tidak
terbiasa untuk berada di zona berbeda. Saya melihat bahwa ke 7 aset/ modal
tersebut saling berkaitan. Aset manusia yang berbuat, bergerak dan mempelopori
suatu pengembangan, asset finansial, sosial yang menunjang pengembangan menjadi lebih luas.
Aset politik, agama dan budaya yang membuat asset tetap pada koridor dan tahapannya.
Aset Fisik dan Lingkungan alam adalah tempat ataupun alat yang dipakai untuk
berkembang. Jika salah satu asset tersebut tidak mendukung maka akan hasil yang
diperoleh tidak akan maksimal.
Contohnya
sekolah mempunyai kemampuan dan potensi IT tapi sekolah tidak menyediakan Sarana
dan prasarana yang memadai, Jaringan sosial tidak mendukung. Walaupun ke 5 aset
mendukung tapi jika salah satu asset tidak ada maka hasilnya tidak maksimal.
Untuk
kedepannya saya ingin 1. Mengembangkan asset sekolah dengan memberikan peluang
yang sama dan seimbang. 2. Lebih peka lagi dengan asset biotik maupun abiotik
yang dimiliki sekolah. 3. Mengembangkan siswa didik sebagai asset perubahan
dimasa yang akan datang dengan menghadirkan pembelajaran yang bermakna dan nyata.
4. Menghadirkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas siswa didik 5.
Seluruh warga sekolah sejahtera dan Bahagia tanpa tekanan dan selalu berpikir
untuk kemajuan sekolah.
Foto
: Yang menunjukkan bagaimana kami mengembangkan orang lain dan mendukung
pengembangan Aset sekolah
Ibu
guru Asni yang belum pernah menjadi pembawa acara
Pak Arif
yang tidak pandai bergerak senam akhirnya tampil menunjukkan diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Masukannya