Rabu, 15 Desember 2021

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3. COACHING

 


KONEKSI ANTAR MATERI 


A. Guru Sebagai Penuntun 

              Menurut Ki.Hadjar Dewantara, Guru adalah penuntun yang menuntun tumbuh kembang siswa didik kearah kodratnya masing-masing (Sistem among). Penuntun siswa berdasarkan kodrat iradatnya tapi tetap dengan tidak melupakan segala keadaan yang ada disekitarnya. keadaan disini adalah situasi dan kondisi lingkungan dimana siswa itu tumbuh dan berkembang. 

Lingkungan tempat siswa tinggal, belajar dan bermasyarakat, haruslah tempat yang layak bagi anak itu tumbuh dan berkembang, mengapa? karna dengan tersedianya lingkungan  dan budaya positif yang layak, maka proses menuntun anak akan terasa mudah dan sukses.

Guru adalah layaknya orangtua yang akan selalu menuntun anaknya ke arah yang tepat dan benar. Orangtua akan selalu memastikan bahwa anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. 

Peran Guru Sebagai Penuntun

Peran guru sebagai penuntun bagaikan laksana pelita ditengah kegelapan. Yang akan selalu mengarahkan murid kearah kebaikan dan menjauhkan mereka dari kebathilan, menjelaskan apa yang masih rancu agar menjadi jelas. 

B. Guru Sebagai Coach

Peran guru sebagai coach 

Guru adalah profesi yang dijalankan secara profesional, guru tidak hanya mengisi otak siswa dengan ilmu pengetahuan tapi juga mengisi hati dengan santapan rohani keagamaan dan memaksimalkan kinerja otak dan hati agar mampu membangun interaksi sosial dalam lingkup kecil keluarga maupun lingkup yang lebih luas lagi yaitu kemasyarakatan. Kita tentu tidak lupa bahwa sebagai makhluk sosial kita pasti akan membutuhkan orang lain dalam membantu agar tetap bertahan dan hidup. Disinilah peran guru sebagai coach, dimana guru ada untuk membantu siswa agar bisa secara mandiri dan mampu menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan kemampuannya sendiri. Coach tidak mengarahkan siswa dengan memberikan solusi tapi coach ada semata-mata untuk menggali kemampuan siswa agar mempunyai solusi sendiri berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki.

Adapun peran guru sebagai coach yaitu bagaimana coach dapat menggali potensi siswa agar siswa dapat memutuskan sendiri solusi terbaik yang mereka miliki berdasarkan kemampuan mereka sendiri.

PSE dan Coaching 

Pembelajaran Sosial Emosional hadir untuk memberikan keseimbangan pada individu agar mampu mengembangkan kompetensi diri untuk dapat menjadi sukses. Di Pembelajaran Sosial Emosional diharapkan siswa dapat memiliki kesadaran diri dan mengenal emosinya, melatih pengelolaan diri agar fokus pada tujuan, memiliki empati terhadap sesama, membangun relasi untuk bisa bekerja sama serta mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab. lalu apa korelasinya dengan coaching, coaching sifatnya lebih personal (dekat antara guru dan siswa) dan dilakukan dalam durasi waktu tertentu. Coaching dilakukan disaat anak mendapatkan hambatan dan masalah dalam pembelajaran maupun segala sesuatu yang menghambat potensi siswa berkembang. Dengan adanya Coaching diharapkan guru mampu menggali seluruh potensi siswa baik yang nampak ataupun yang tersembunyi dan tidak disadari siswa. Sedangkan PSE sendiri adalah lebih kearah membangun karakter emosi sosial anak. 

Diferensiasi dan Coaching 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah bagaimana guru dapat mengoptimalkan pembelajaran dengan cara  memetakan kebutuhan belajar siswa. Baik kesiapan belajar, minat dan gaya belajar siswa. Memfasilitasi keberagamanan siswa agar dapat belajar sesuai dengan kemampuan awal mereka dan kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan siswa. Di Pembelajaran berdiferensiasi kebutuhan belajar siswa diobservasi oleh guru dari berbagai sisi baik saat proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran. Sedangkan Coaching hanya dilakukan disaat-saat tertentu saja disaat anak membutuhkan bantuan akan hambatan yang menghalangi kemajuan mereka akan pembelajaran. Tapi dengan kita mengenali siswa secara baik melalui pemetaan kebutuhan belajar siswa maka kita dapat dengan mudah mengidentifikasi siswa saat melakukan proses coaching, sehingga guru mampu memberi pertanyaan-pertanyaan yang tepat sehingga mampu menggali potensi siswa dengan lebih dalam lagi.

C. Apa itu Coaching

Pergertian Coaching 

Coach dalam Kamus Bahasa Inggris memiliki makna sebagai pelatih sedangkan coaching menurut, Whitemore (2018:14) adalah merupakan kegiatan pembinaan yang membuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerja mereka sendiri, yang membantu mereka untuk belajar daripada mengajar mereka. Cakupan dari coaching meliputi: 1) Mengakses potensial 2) Memfasilitasi individu untuk membuat perubahan yang diperlukan 3) Memaksimalkan kinerja 4) Membantu orang memperoleh ketrampilan dan mengembangkan 5) Menggunakan teknik komunikasi khusus.

Keterampilan Yang Harus Dimiliki Seorang Coach

Keterampilan yang utama dimiliki oleh seorang Coach ialah; 

1. Keterampilan Mendengarkan.

2. Keterampilan bertanya

   Adapun mengapa harus keterampilan mendengarkan terlebih dahulu baru kemampuan bertanya? Karna dengan kita mampu mendengarkan secara baik maka seorang coach akan mampu memberikan pertanyaan yang tepat dan benar. Bayangkan jika seorang coach tidak mendengar apa yang disampaikan oleh maka coach tidak akan mampu memberi respon ataupun solusi yang tepat. 

Apakah mendengar itu berbeda dengan mendengarkan? 

Perbedaan mendengar dan mendengarkan

Mendengar adalah proses pasif, tidak disengaja, merupakan respon fisiologis yang melibatkan persepsi kita tentang suara dan tidak memerlukan perhatian. Sedangkan mendengarkan ialah proses aktif dan disengaja yang melibatkan pemahaman kata-kata dan suara yang kita dengar.  Kita dapat mengembangkan respon emosional terhadap apa yang kita dengar.

Mendegarkan dalam proses Coaching ialah mendegarkan aktif yang artinya mendengar dengan maksud memahami sehingga diharapkan mampu merespon dengan sangat baik dan tepat.

Kemampuan selanjutnya ialah kemampuan bertanya. Setelah coach mampu menghadirkan dirinya secara utuh dan fokus terhadap tujuan coachee maka coach harus mampu membuat pertanyaan-pertanyaan yang mampu menggali potensi coachee dengan sangat baik.

Kapan Saat Yang Tepat Untuk Coaching

Saat yang tepat untuk coaching adalah dimana disaat coach dan coachee sudah merasa siap. Siap dalam artian seperti coachnya tidak dalam keadaan lapar atau banyak pekerjaan dan coachee juga sudah siap untuk berbagi permasalahannya dengan coach. Yang harus diingat dalam proses coaching yaitu kita harus menghadirkan diri kita secara utuh sehingga respon yang kita berikan juga tepat.


 

  • Oleh Novi Puspitasari, S.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Masukannya

Waktu

Waktu berlalu Tinggalkan pedih perih Bila ingat kenangan lalu Tak menentu kemana hati melangkah  Tak terasa banyak hal yang sudah kulalui  B...