Senin, 15 Januari 2024

Waktu

Waktu berlalu
Tinggalkan pedih perih
Bila ingat kenangan lalu
Tak menentu kemana hati melangkah 

Tak terasa banyak hal yang sudah kulalui 
Bersama umur yang tak seberapa 
Ternyata waktu sudah berlalu pergi 
Lama merindu ku semakin hampa
Raut wajah mu semakin samar 
Dan kenangan kita kian terlupa

Aku rindu saat-saat itu 
Menjadi kecil polos dan tak tau beratnya hidup
Ternyata semakin dewasa 
Ku harus berjalan sendiri 
Pada jalan yang tak berujung 
Hampa 
Boleh kah aku merindukan bapak ku
Saat kecil tak pernah mengeluh 
Aku bahagia walaupun tak tau makna nya hidup
Bolehkah sekali lagi kau hadir 
Dalam mimpi ku walau sekejap 
Pelepas rindu pada mu yang pergi jauh 
15 Jan 2024
NOVI PUSPITASARI NTB

Rabu, 13 Desember 2023

Patu Mbojo Vila Abu Tua oleh Novi Puspitasari

 Vila Abu Tua

Ne'e Ku Nggahi Vila Abu Tua 

Lao da perna ku tio pahuna

Ari Kolo ku Hidi na 

waura cat kala ma kakila

ndiha kai badou sadana rasa


Wancu ku Sena lao ari Kolo

Mboto uta losa ndai na ari moti

angi na'e na joge kone jungge


Ede ku perlu kai lao ta vila abu tua

wati hina ba ura labo pana

ngaha uta loa doho sarenga

pahu ma tua loa kambali toi


Mai amania amancawaeee....

mai ta lao ta vila abu tua

taringa kancore ku patua katua

kombi pa wara one ru'u ndai ana bua

(sapatu, 9 desember 2023)



Kampo awa

Mai si teka lano wati du ndadi lao Loja

Nae angi nae balumba

pita ku fu'u kajanga

busi ade busi sarumbu wati di Iu

maru puku ese uma panggu 

kani tembe pohu ancu rahi ma wancu


Ake ku rawi na doho dou tanju

na daga si na waura awa mai amba 

na loja si na waura ngepe uta awa mai moti 

lao sangadi dula sidi ai

lao shubu dula sangadi 


wancu ku caha na dou kampo awa

ngupa ngaha sidi sambia wati wara makina

konde na nae ne'e na ngawa karawi

wati doho puku weki mpoi hina uta ampo tarima piti









Minggu, 20 Agustus 2023

PENGIMBASAN IKM SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 1

LOKAKARYA PENGIMBASAN SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 1

" MODEL KOMPETENSI KEPEMIMPINAN SEKOLAH"

KAMIS, 22 SEPTEMBER 2022 SMPN 6 KOTA BIMA BERSAMA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA BIMA.




        (Jadwal agenda kegiatan)

Narasumber Kegiatan : Kepala Sekolah Penggerak Angkatan 1 Kota Bima
1. Kepala SDN 5 Rabangodu Utara (Suhardin, S.Pd.M.Si)
2. Kepala SDN 28 Melayu Kota Bima (Nurfatuh, S.Pd.SD)
3. Kepala SDIT Insan Kamil Kota Bima (Erni Juhaenah, SP)
4. Kepala SMP 9 Kota Bima (Natsir )

Kegiatan Dibuka tepat jam 08.00 wita oleh Bapak. 
Sambutan Dinas Dikbud Kota Bima diwakilkan oleh Kabid Dikdas Bapak. Humaidin, M.Pd


Apa yang terlintas dalam pikiran kita saat mendengar ungkapan Model Kompetensi Kepemimpinan Sekolah?

A. Apa itu Model Kompetensi Kepemimpinan Sekolah?

Suprijono(2009:45) berpendapat bahwa “model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. 


Model kompetensi adalah suatu rangkaian kompetensi yang penting bagi kinerja yang superior dari sebuah pekerjaan atau sekelompok pekerjaan.

Model Kompetensi Kepemimpinan Sekolah adalah representasi dari kompetensi kepemimpinan pendidikan yang terintegrasi.

Model Kompetensi dalam Pengembangan Profesi Guru ditetapkan dengan Peraturan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud No. 6565 tahun 2020

Perdirjen GTK No. 6565 Tahun 2020

Istilah yang muncul di Perdirjen No.6565 Tahun 2020:

  1. Model Kompetensi adalah representasi dari kompetensi guru dan kompetensi kepemimpinan pendidikan menjadi kompetensi yang terintegrasi.
  2. Pengembangan Profesi adalah kegiatan pengembangan kompetensi Guru yang harus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan secara bertahap dan berkelanjutan.
  3. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
  4. Model Kompetensi Guru adalah representasi dari kompetensi guru yang terintegrasi.
  5. Model Kompetensi Kepemimpinan Sekolah adalah representasi dari kompetensi kepemimpinan pendidikan yang terintegrasi.

B. Mengapa perlu ada Model Kompetensi Kepemimpinan Sekolah?

a. Sebagai dasar dari sistem pengelolaan sekolah 
b. sebagai acuan bagi sejumlah strategi transformasi pendidikan

C. Model Kompetensi Kepemimpinan Sekolah (Kompetensi Kepala Sekolah)

Model kompetensi kepemimpinan sekolah meliputi kategori (pasal 5 ayat 3):

  1. Pengembangan diri dan orang lain dengan kompetensi sebagai berikut:
    1. Menunjukkan praktik pengembangan diri berdasarkan kesadaran dan kemauan pribadi 
    2. Mengenali potensi diri dalam kepemimpinan pendidikan. 2.  
    3. Mengembangkan kompetensi warga sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran;
    4. Berpartisipasi aktif dalam jejaring dan organisasi yang relevan dengan kepemimpinan sekolah untuk mengembangkan karier; dan
    5. Menunjukkan kematangan spiritual, moral, dan emosi untuk berperilaku sesuai dengan kode etik.
  2. Kepemimpinan pembelajaran dengan kompetensi sebagai berikut:
    1. Memimpin upaya pengembangan lingkungan belajar yang berpusat pada murid;
    2. Memimpin perencanaan dan pelaksanaan proses belajar yang berpusat pada murid. 
    3. Memimpin refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar yang berpusat pada murid; dan
    4. Melibatkan orang tua/wali murid sebagai pendamping dan sumber belajar di sekolah.
  3. kepemimpinan manajemen sekolah dengan kompetensi sebagai berikut:
    1. Mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berorientasi pada murid; dan
    2. Memimpin dan mengelola program sekolah yang berdampak pada murid.
  4. Kepemimpinan pengembangan sekolah dengan kompetensi sebagai berikut:
    1. Memimpin program pengembangan sekolah untuk mengoptimalkan proses belajar murid dan mendukung kebutuhan masyarakat sekitar sekolah yang relevan; dan
    2. Melibatkan orang tua/wali murid dan masyarakat dalam pengembangan sekolah.

D. INDIKATOR TIAP MODEL KOMPETENSI KEPEMIMPINAN

Model 1 ; Pengembangan Diri dan Orang Lain

Kompetensi 1
"Menunjukkan praktik pengembangan diri berdasarkan kesadaran dan kemauan pribadi"
Indikator:
1. Mengenali potensi diri dalam kepemimpinan pendidikan
2. Mengambil inisiatif, menetapkan tujuan, dan merencanakan pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan kepemimpinan pendidikan yang dihadapi
3. Melakukan pengembangan diri sesuai dengan yang direncanakan
4. Melakukan refleksi terhadap hasil pengembangan diri untuk perbaikan.

Kompetensi 2
" Mengembangkan kompetensi warga sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran"
Indikator:
1. Memetakan kebutuhan belajar warga sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Melakukan pendampingan kepada guru untuk melakukan pengembangan diri
3. Melakukan pendampingan kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
4. Mendorong warga sekolah menguasai kompetensi yang dibutughkan
5. Memberikan kesempatan kepada warga sekolah untuk melakukan pengembangan kompetensi diluar sekolah









 

 

Jumat, 10 Februari 2023

GEBRAK LITERASI SDN 37 KENDO KOTA BIMA

 

GEBRAK LITERASI SDN 37 KENDO KOTA BIMA 



BUDAYA LITERASI (SELASA)

GEBRAK LITERASI

 

Geb = Gerakan Berdaya

Rak = Raih Ketuntasan

Literasi = BerLiterasi

 

SDN 37 Kendo Kota Bima tercatat untuk tahun 2022 pada capaian Literasi dalam rapor Pendidikan berada dibawah kompetensi minimum yaitu 1,72. Tentunya capaian ini membutuhkan perhatian khusus dari satuan Pendidikan untuk menindaklanjutinya. Oleh sebab itu, SDN 37 Kendo Kota Bima mencoba menyusun beberapa aksi nyata yang memang sebelumnya kepala sekolah sudah memfokuskan program literasi bahkan sebelum nilai rapor pendidikan diketahui. Karna, berdasarkan amanat Walikota Bima, Bapak. H. Muhammad Lutfi, SE. Mengamanatkan untuk Satuan Pendidikan agar peduli akan tumbunya Kesadaran Berliterasi Sejak Dini pada peserta didik. Disamping itu juga, Kepala Sekolah Ibu Novi Puspitasari, S.Pd mempunyai pandangan bahwa kalau kita ingin memajukan Satuan Pendidikan, haruslah dimulai dari hal paling dasar. Seperti Kemampuan dasar, Kebutuhan dasar anak yang paling mereka butuhkan, Apa? Salah satunya yaitu Literasi (Kognitif), Akhlak/Karakter (Afektif) dan Berkarya cipta (Psikomotorik). Tapi tidak lupa juga rasa sayang dan peduli harus ada dalam dalam proses pembinaan mereka".

SDN 37 Kendo Kota Bima mencoba  mengambil langkah cepat dalam mengatasi rendahnya nilai rapor Pendidikan khusunya dimensi literasi.

Adapun Langkah strategis yang direncanakan dan telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi dan motivasi peserta didik, terdiri dari ;

  • 1.     Literasi Harian
  • 2.     Literasi Mingguan
  • 3.     Puncak Literasi ( 3 Bulan)
  • 4.     Out Door Class Activity
  • 5.     Lapak Baca
  • 6.     Ngulik PMM

1.   Literasi Harian

Kegiatan Literasi Harian dilaksanakan setiap 4 kali dalam semimggu, yaitu hari senin sampai dengan kamis. Kegiatan lietrasi harian berada di bawah binaan Pembina literasi. Yang terdiri dari satu ketua dan empat (4) orang anggota. Aktifitas yang dilakukan dalam pembinaan harian ini terdiri dari; membaca, menulis dan berhitung. Pembinaan biasa dilakukan di perpustakaan sekolah maupun di lapak baca sekolah. Pembinaan harian ini durasi waktunya maksimal 2 jam dalam sekali pertemuan.


Satu orang pembina biasanya membina sampai 4 orang peserta didik. Dan, alhamdulillah, sejauh ini kegiatan pembinaan literasi harian berjalan lancar selama  3 bulan ini dan memberikan hasil yang cukup memuaskan. Pada awalnya pembinaan kami mencatat dan mendata peserta didik disetiap kelas yang belum dapat  membaca dan  akhirnya seiring waktu berjalan pembinaan literasi harian yang dilaksanakan dengan konsisten ini, pada akhirnya membuat anak-anak yang diawalnya belum mampu membaca menjadi mampu membaca.

2.   Literasi Mingguan

Literasi mingguan dilaksanakan sebanyak 1 kali dalam seminggu, yaitu pada hari selasa pagi. Pada kegiatan literasi mingguan pembina literasi telah merancang semua kegiatan literasi apa saja yang akan dilakukan. Biasanya, kegiatan literasi ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara klasikal dan berdiferensiasi. Pada awalnya pemahaman guru akan literasi hanya secara umum/klasikal saja, sehingga seiring berjalanya kurikulum merdeka dan pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar. Pembelajaran yang berdiferensiasi mulai diterapkan. Alhamdulillah, sekarang guru-guru sudah bisa menerapkan nya dengan baik.

Tema-tema yang di angkat saat kegiatan literasi mingguan ini pun beragam, mulai dari tema keilmuan, sastra, kesehatan, isu sosial, budaya, pendalaman karakter sampai pada pendalaman akan makna literasi itu sendiri. 

3.   Puncak Literasi

SDN 37 Kendo Kota Bima baru satu kali melaksanakan kegiatan puncak literasi yaitu pada bulan September 2022. Kegiatan Puncak literasi ini diperkirakan akan dilaksanakan kembali pada bulan maret 2023. yaitu tepat 3 bulan sekali. Persiapan yang dilakukan sebelum memasuki kegiatan puncak, peserta didik biasanya akan di informasikan lebih awal mengenal tampilan apa saja yang akan dilaksanakan di kegiatan puncak. Kegiatan Puncak literasi SDN 37 Kendo Kota Bima kali kedua ini akan difokuskan pada Lomba tausiyah untuk kelas 6, Tarian tradisional dan modern untuk kelas 5  beserta narasinya, Pembacaan Puisi 2 bahasa  untuk kelas 4, Lomba yel-yel untuk kelas 1 sampai dengan kelas 6. Membaca lancar untuk kelas 3 dan 2, menggambar dan mewarnai untuk kelas 1 . Dan untuk hadiah dan sebagai bentuk apresiasi positif terhadap usaha siswa maka pada kegiatan puncak ini semua peserta didik akan mendapatkan hadiah, selama anak tersebut mau tampil. Prinsip dari kegiatan puncak literasi ini ialah bahwa setiap anak itu hebat, setiap anak pantas dihargai, mau seperti apapun kemampuan dan penampilan mereka. SDN 37 Kendo Kota Bima, mencoba untuk membangun rasa percaya diri peserta didik, semangat berkolaborasi, berkompetisi yang menyenangkan dan

4.   Out Door Class Activity

Kegiatan Out Door Class Activity adalah kegiatan belajar diluar lingkungan sekolah. Salah satu kegiatan Out Door Class Activity adalah Out door Literasi. Out door literasi ini bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan kemampuan berliterasi peserta didik melalui dunia luar. Out door Literasi yang pernah dilakukan oleh SDN 37 Kendo Kota Bima ialah mengunjungi Perpustakaan Daerah Kota Bima. "Membawa peserta didik ke perpustakaan daerah adalah merupakan langkah tepat, mengapa? karna pada saat kami membawa mereka ke perpustakaan mereka terlihat sangat antusias dan bersemangat. Peserta didik merasakan bagaimana rasanya belajar di tempat baru dan berbeda dari biasanya. Respon Perpustakaan Daerah pun pada saat itu sangat positif terhadap sekolah kami" tutur ibu Novi Puspitasari. Di perpustakaan daerah juga, terdapat tersedia banyak referensi buku yang beragam dan menarik. Kedepannya kami akan membawa peserta didik kami kembali lagi kesana.

Di samping itu juga, bapak/ibu guru sesekali membawa peserta didik mengenal lingkungan tempat tinggal mereka sembari belajar. Karakteristik lingkungan sekolah yang dikelilingi oleh bukit dan persawahan membuat alam sekitar sekolah begitu sejuk dan indah. Persawahan dan perbukitan kecil yang banyak dijadikan ladang jagung dan padi oleh masyarakat sekitar membuat aktivitas literasi kami sesekali dilakukan di alam

5.   Lapak Baca

Lapak Baca adalah sebuh tempat semacam lapak yang menyediakan buku bacaan untuk peserta didik. Di lapak baca peserta didik dapat membaca dalam keadaan santai dan nyaman, karna sekolah meletakkan beberapa lapak baca disekitar taman sekolah yang teduh dan asri. Setiap peserta didik yang melewati lapak baca bisa langsung menggambil buku dan membacanya. Lapak baca mempunyai tujuan untuk menumbuhkan kebiasaan anak untuk suka membaca. Setiap hari mereka di perlihatkan beragam buku yang berbeda.

“Kami sadar  kebiasaan membaca seseorang tidak datang dengan sendirinya, biasanya anak-anak yang suka membaca mereka tumbuh dilingkungan yang orangtuanya suka membaca pula dan menjadikan aktivitas membaca adalah suatu kebutuhan. Lalu, bagaimana dengan anak-anak yang tidak terbiasa/ tumbuh dilingkungan yang tidak aktif membaca?. Tentunya satuan pendidikan harus menyadari hal ini dan berusaha menyikapinya dengan tepat. Untuk menumbuhkan kebiasaan membaca inilah SDN 37 Kendo Kota Bima berusaha membuat Lapak Baca ini yang mana salah satu tujuan utamanya ialah menumbuhkan ketertarikan dalam diri anak dalam proses membaca yang menyenangkan.” tutur ibu kepala sekolah  SDN 37 Kendo Kota Bima ibu Novi Puspitasari. Dengan menyediakan rak lapak baca yang di cet warna warni, buku yang beragam, tempat duduk yang nyaman, guru yang sabar pastilah menjadikan kegiatan membaca ini menjadi

6.   Ngulik PMM

Kegiatan Ngulik atau Menggali dan mengulas Informasi Seputar Kurikulum Merdeka Bersama PMM ini dilakukan 2 kali dalam sebulan yaitu setiap akhir pekan. Pada bulan januari ini akan mengulik seputar literasi dan strategi-strategi peningkatan literasi lewat PMM dan pengunggahan aksi nyata. Alhamdulillah bapak/ibu guru merasa sangat antusias dan termotivasi untuk menjelajah Platform Merdeka Mengajar (PMM) lebih dalam lagi secara bersama-sama. (Novi/red)



Jumat, 25 November 2022

JASA MU YANG SEMAKIN TERLUPAKAN

Jasa Mu Yang Semakin Terlupa
#sepenggalrasa#
#menusukhati#



Pergeseran sebuah nilai
Semakin jelas terlihat
Tanggung jawab siapa, dekradasi nilai ini terjadi?

Apa hanya guru?

Tidak!!!

Guru adalah profesi keramat yang memegang misi untuk menggerakkan sebuah perubahan.

Membangun sebuah peradaban.

Membentuk sebuah kehidupan yang berbudaya.

Menciptakan kehidupan menjadi lebih baik lagi.

#flashbackon#
Dulu saat kecil saya bercita-cita menjadi guru, karna sering melihat dan mendengar beberapa warga sekitar rumah tempat saya tinggal, begitu ringannya bertutur kata tidak sopan dan kasar, seperti seorang anak mengasari orang tuanya dan  orangtua mengasari anaknya.

Saya lahir dan dibesarkan ditengah keluarga kecil yang penuh kekurangan, tapi walaupun begitu, saya tidak pernah kehilangan sosok figur/contoh baik dalam hidup lewat ajaran kedua orangtua, terutama almarhum papa yang senantiasa menunjukkan sikap santun dan sabar dalam mendidik kami. Tak pernah sekalipun kami mendengar kata2 kasar dari kedua orantua pada saat itu.

Ditengah keluarga yang penuh kekurangan saya mempunyai cita-cita mulia menjadi guru dengan harapan kelak saya bisa berguna untuk sesama.

Lalu saya bertekad akan melakukan perubahan tersebut Lewat pendidikan.
(Tekad saya saat itu hingga kini tidak berubah"

Pada awal saya menjadi guru, saya hanya digaji sebesar 50 ribu saja dalam satu bulan.
Tapi itu sangat luar biasa untuk orang kecil seperti saya.
Tapi kini lewat dedikasi dan kerja keras, gaji yang diperoleh sudah sangat layak.(bagi saya)

Apa itu setimpal?
(Tentu)!
karna setiap rezeki yang kita peroleh baik besar ataupun kecil harus disyukuri sebagai pemberian Allah SWT.

#Flashbackoff#

Jika nilai ketulusan harus diukur dengan materi tentu kita tidak akan mampu membayarnya, bukan?

Si penuh kekurangan akan mengatakan gaji ini luar biasa
Si pemilik berlebihan akan mengatakan uang  itu tak seberapa
Si yang tak pandai bersyukur tentu akan selalu mengeluh ini kurang, kurang dan kurang.

Saya menanamkan kepada anak bungsu saya bahwa sangat penting menghargai guru mu.

Bukan karna hari guru, lantas guru mengharapkan kado/hadiah dari murid-muridnya.
Bukan!!!

"Ingatlah guru lewat benda konkret yang engkau beri"
Tapi sebaik'baiknya hadiahmu adalah kau memberikan sikap terbaik mu saat ini, esok dan kelak saat kau menjadi sukses dengan akhlak dan hidup mu.

Kado itu tidak seberapa nilainya
Jika dibandingkan jasa guru-guru mu
Kalau bukan anak didik yang kita ajar sekarang memahami makna/arti guru
Lalu siapa yang akan menghargai jasa-jasanya kelak

Apa guru akan semakin terlupakan?
Kalau guru terlupakan, lalu kepada siapa orang dewasa akan memahami makna terimakasih?
Karna sedari kecil anak didik tak pernah menganggap guru itu penting?



Kamis, 15 September 2022

JURNAL REFLEKSI MINGGUAN CGP (1 S/D 5)

 

Jurnal Mingguan Calon Guru Penggerak

 

Jurnal Mingguan adalah aktifitas menulis yang dilakukan Calon Guru Penggerak (CGP) setiap akhir pekan melalui Learning Management System (LMS).

Jurnal mingguan merupakan tugas yang akan melatih CGP dalam menuangkan pengalaman,ide ataupun kegiatan apa saja yang dialami oleh CGP selama 1 minggu.

Tulisan ditulis dalam bentuk jurnal dengan berbagai model, diantaranya; model 4 F (fact, Feeling, finding dan future), 5 R (Reporting, Responding, Relating, Reasoning dan Reconstruction),Tehnik 6 Topi, Model segitiga refleksi, Model 4C (Connection, Challenge, Concept, Chance), Gaya Round Robin dan lain-lain.

Dan saya sangat menikmati aktifitas menulis jurnal di LMS pada setiap minggunya. Aktifitas ini awalnya memang berat tapi seiring berjalannya waktu menulis jurnal menjadi salah satu aktifitas favorit.  

Semua tulisan jurnal saya selama 6 bulan ini sudah dipublikasikan baik lewat LMS maupun media digital lain seperti Blog, Facebook, google site dll. Semua aktifitas menulis CGP dalam LMS ini dilakukan dengan bebas sesuai kemauan CGP sendiri dan mendapatkan perhatian dan arahan dari Fasilitator hebat Bima 4, Bapak Rahman Husain.

Terimakasih banyak kepada rekan-rekan sesama CGP yang sudah membantu dalam proses membersemai lewat praktik-praktik baik yang kita lakukan bersama saat menulis dan terimakasih pula pada Bapak Dr.Syarifudin sebagai Pengajar Praktik yang selalu mendukung peningkatan kompetensi kami CGP. Saling mendukung dan membantu membuat kami kuat dan semangat selama program guru penggerak ini berjalan.

Semoga jurnal minggu 1 sampai dengan jurnal minggu 24 ini bisa memberi manfaat bagi orang banyak terutama penggerak dunia Pendidikan dan Calon Guru Penggerak Angkatan selanjutnya.    

JURNAL MINGGU 1. Sabtu, 21 Agustus 2021

Bagaimanakah relevansi pemikiran Ki.Hadjar Dewantara, Pendidikan yang menghamba/berpihak pada murid dalam peran saya sebagai pendidik?

A.           Ki.Hadjar Dewantara dimata saya?

Awalnya saya hanya mengenal sosok Ki.Hadjar Dewantara sebagai Bapak Menteri Pendidikan Pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia (1889-1959), yang hari kelahirannya pada tanggal 2 Mei selalu di peringati sebagai hari Pendidikan Nasional. Namun, setelah saya mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak dan menjadi bagian dari Calon Guru Penggerak Angkatan 3 Kota Bima, saya lebih mengenal lagi sosok Ki.Hadjar Dewantara. Pemilik nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini lebih mengakrabkan dirinya dengan panggilan Ki, agar lebih dekat dengan rakyat pribumi. Filosofi-filosofi beliau yang berkaitan dengan dunia Pendidikan diantaranya “Ing Ngarso Sun Tulada Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani. Yang memiliki arti didepan menjadi teladan, ditengah membangun semangat dan dibelakang memberikan dorongan.

Menghamba pada murid. Kalimat yang cukup menggelitik hati kami CGP. Kenapa harus menghamba? Bukankah kata menghamba itu hanya ditujukan untuk Tuhan?. Begitu pendapat teman-teman CGP pada saat sesi diskusi di ruang kolaborasi maupun Diskusi bersama instruktur saat elaborasi pemahaman. Menghamba disini adalah menitikberatkan pada pengabdian seorang pendidik yang sepenuhnya melayani murid tanpa batas. Pendidikan yang berpusat pada murid yang bukan hanya dijadikan objek tapi melainkan subjek dari Pendidikan itu sendiri. Disini dapat dilihat bahwa Ki.Hadjar Dewantara begitu meninggikan keberadaan murid dalam proses pelaksanaan Pendidikan. Pendidik sejatinya hadir untuk melayani murid dengan sepenuh hati. “Pendidik menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada murid agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya”.

Pendidik itu menuntun murid, sabar dalam menghadapi setiap sikap dan karakter murid, membimbing dan mengarahkan murid sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Lalu, bagaimana dengan saya?, Sudah menghambakah saya pada murid?, sudah melayanikah saya selama ini sebagai pendidik?. jujur saya mengatakan mungkin saya masih jauh dari kata melayani. Ternyata masih banyak PR yang harus saya kerjakan dimasa depan.

Setelah mempelajari modul 1.1. Filosofi Ki.Hadjar Dewantara, saya menyadari bahwa mind set harus dibentuk ulang, yaitu mind set “melayani murid”. Bukan hanya sekedar hadir disekolah untuk memenuhi tugas mengajar saja tapi juga tanggung jawab memastikan bahwa murid saya tumbuh dan kembang secara menyeluruh dalam lingkungan yang positif dan mendukung mereka.

Mind set ataupun Pola pikir yang saya pelajari di PGP ini tidak serta merta saya terima begitu saja. Tentunya pemahaman tersebut harus dikaji dan di cerna dulu, apakah logis dan sepaham dengan kita atau tidak, apakah pemahaman ini baik atau tidak untuk murid-murid? Jika memang sejalan maka akan saya lakukan dengan sepenuh hati tapi jika pemahaman tersebut tidak logis maka akan saya kaji kembali dan akan saya pertanyakan di Ruang Kolaborasi bersama Fasil, Diskusi bersama instruktur dalam ruang Elaborasi pemahaman atau diskusi dengan CGP lainnya hingga menemukan benang merah yang melandasinya, mengapa dan apa alasannya?.

Begitupun dalam modul 1.1. Filosofi Ki.hadjar Dewantara ini. Saya berusaha memahami pemikiran Ki.Hadjar Dewantara dan mencoba mencari benang merah kesepahaman dari apa yang saya lihat, baca dan dengar. Kata “Menghamba” yaitu disini bukan diartikan menghamba seperti kita bersujud kepada Tuhan, tapi melainkan titik pengabdian yang tinggi seorang Pendidik terhadap murid dalam mempersembahkan pengajaran terbaik yang ia mampu, melayani murid-murid dalam pengajaran sepenuh hati layaknya orang tua yang memberikan yang terbaik kepada anak-anak mereka dalam tumbuh kembang dan pencapaian nya sehingga kelak anak-anak tersebut mencapai kebahagiaan dan kesalamatan baik sebagai individu maupun bagian dari kelompok.

Oleh karenannya Ki Hadjar Dewantara dimata saya adalah sosok panutan yang bisa saya teladani karna pengabdian dan dedikasi beliau dalam dunia Pendidikan. Pengabdian tulus yang bukan hanya sekedar rangkaian ide-ide pasif semata tapi juga tindak nyata yang beliau buktikan lewat memperjuangkan hak-hak kaum pribumi dalam mengenyam Pendidikan lebih baik dan layak sesaui dengan budaya bangsa dengan didirikannya Taman Siswa.

 

B.       Perasaan saya setelah mempelajari Modul 1.1. Filosofi Ki.hadjar Dewantara ini ialah;

Saya merasa senang bisa bergabung dalam Program Guru Penggerak, senang bisa mengenali dan mempelajari jauh lagi tentang pemikiran Ki.Hadjar Dewantara. Pemikiran yang menginspirasi saya agar lebih peduli dan maju lagi sebagai pendidik. Menjadi pendidik yang berpihak pada murid, melayani dan membawa murid kepada kodrat alam dan kodrat zamannya.

Pembelajaran berharga yang saya dapatkan dari proses awal pembelajaran modul 1.1. filosofi KHD ialah saya harus banyak belajar, sabar, melayani murid. Harapan saya kedepannya murid-murid menjadi termotivasi,senang belajar dan mandiri.

Kedepannya, saya berjanji menjadi pendidik yang amanah. Menuntun murid menemukan bakat dan potensinya masing-masing. Meningkatkan kualitas diri dengan terus mereflektifkan diri.

Jurnal Minggu 2. Sabtu, 28 August 2021

Model Jurnal Refleksi 5R (Reporting, Responding, Relating, Reasoning dan Reconstruction)

 

Selasa, 24 Agustus 2021, saya mencoba untuk membuat pembelajaran yang berpusat pada murid. Sesuai dengan tujuan Program Pendidikan Guru Penggerak ialah mempersiapkan Pendidik untuk menjadi pemimpin yang mampu menumbuhkembangkan anak secara holistic (menyeluruh). Anak memiliki kemampuan mengolah cipta (Kognitif), mengolah rasa (Afektif) dan mengolah karsa (Psikomotorik). Ketiga kemampuan tersebut harus ada dan seimbang dalam diri murid, untuk itu saya mencoba untuk membuat pembelajaran yang berpusat pada murid dengan memperhatikan keinginan murid.

 

Adapun yang saya lakukan untuk membuat pembelajaran yang berpusat pada murid ialah;

1.Merancang Rencana pembelajaran yang berpusat pada murid.

2.Menyediakan media pembelajaran yang sesuai, memilih metode yang tepat.

3.Menerapkan budaya 6 S (Senyum, salam, salim,  sapa,sopan dan santun) sebagai bentuk pembiasaan.

4.Merefleksikan pembelajaran dan memperbaikinya untuk pembelajaran selanjutnya.

 

Dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), seperti biasa saya melakukan tahapan awal, inti dan tahapan akhir. Tapi dalam proses praktiknya saya mencoba merombak cara pelaksanaanya. Keluar dari kebiasaan sebelumnya, disini saya menempatkan diri untuk  melayani murid dengan lebih banyak mendengar apa yang mereka inginkan, tidak menuntut tapi lebih kearah menuntun. Seperti:

 

1.           Bertanya pada murid tentang pelajaran apa yang ingin mereka pelajari hari ini. Respon yang diberikan murid juga beragam, ada yang ingin bernyanyi, menggambar, berhitung dan lain-lain. Tentunya keinginan mereka ini pertama-tama harus diapresiasi dan jangan diacuhkan. Sehingga murid-murid merasa bahwa suara dan keinginan mereka diterima baik oleh kita.

2.           Merespon dengan senyuman. Respon yang saya berikan pertama kali kepada murid adalah dengan mimik muka bersahabat, yaitu tersenyum.

3.           Mengarahkan capaian pembelajaran sesuai kemampuan murid Sehingga jam pelajaran SBDP yang seharusnya tujuannya ialah murid dapat menyanyikam lagu menanam jagung dengan tempo nada yang diharapkan. Saya arahkan bukan hanya kesatu tujuan saja, melainkan kebanyak tujuan, seperti: mampu menggambar sketsa jagung, menghitung banyak jagung dll.

 

Rancangan Pembelajaran

 

Dalam merancang pembelajaran yang saya lakukan ialah;

a.                  Membagi murid berdasarkan keinginan murid

-   Untuk semua murid diarahkan untuk mendengar audio lagu menanam jagung, kemudian bernyanyi bersama-sama sembari bertepuk tangan. Nada awal lemah dan nada selanjutnya kuat.

-   Murid mendengar lagu dengan seksama dan kemudian bernyanyi dengan iringan  tepuk tangan.

b.                   Untuk murid-murid yang senang menggambar diarahkan untuk menggambar jagung baik dengan pola atau sketsa bebas sesuai dengan keinginan murid.

c.                    Untuk murid-murid yang senang berkebun diarahkan untuk menceritakan pengalaman mereka saat berkebun atau menanam sesuatu.

-  Ternyata ada beberapa anak laki-laki yang senang berkebun, mereka sangat antusias bercerita tentang tanaman-tanamannya.

-   Ternyata, murid-murid kalau belajar sesuatu yang mereka sukai responya sangat bersemangat sekali.

d.                   Untuk murid-murid yang senang berhitung dibuatkan soal cerita matematika yang berkaitan dengan tanaman.

4.       Murid-murid dibimbing untuk berhitung berdasarkan soal cerita dan pengalaman murid.

Respon atau tanggapan murid pada pembelajaran tersebut ialah;

1.       Murid menjadi sangat senang saat belajar, menjadi lebih fokus dan bersemangat.

2.       Murid menjadi cepat dalam mengerjakan tugas

 

5.       Budaya 6 S tetap diterapkan didalam kelas. Contohnya budaya sopan dan santun murid dibiasakan mengucapkan “santabe” (permisi). Kata Santabe ini berkaitan dengan adab kesopanan dan tingkah laku masyarakat Bima. Diluar kelas pun Budaya salam, salim, sapa dan senyum  dijadikan pembiasaan saat murid bertemu dengan guru-guru maupun orang lain.

Respon Budaya 6 S;

1.       Murid mulai terbiasa menyapa dengan salam, senyum, salim, sapa, sopan dan santun.

2.       Murid menjadi lebih terbuka pada guru mengenai perasaannya.

6.       Untuk mengembangkan daya rasa (Afektif) dilakukan pembinaan terhadap murid. Pembinaan ini berupa arahan/ nasehat disela-sela pembelajaran, mendengar keluh kesah murid, berusaha menjadi pendengar yang baik bagi murid. Membina laku luhur murid, jiwa yang halus, kemauan yang teguh dari hati kehati. Pembinaan ini ditujukan bukan hanya untuk murid bermasalah tapi bagi semua murid.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran yang berpusat pada murid mendapatkan respon positif dari murid walaupun dalam pelaksanaanya pendidik harus ekstra berpikir dan sabar dalam melayani  keinginan murid. Mempersembahkan pembelajaran yang baik dan menarik pendidik harus lebih semangat dan berinovasi. Agar pekerjaan kita maksimal melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat maupun pendamping itu sangat penting. Mengapa? Mengingat kompleksnya materi yang diajarkan dan kelas gemuk yang ditangani maka  kita perlu membangun kolaborasi.

Melakukan pembelajaran berdasarkan kemauan murid dan berusaha mempersembahkan pembelajaran yang berpihak pada murid adalah Langkah utama yang harus dirancang sebelum memberikan pembelajaran. Hasilnya ditahap akhir setelah  melalui proses awal, inti dan akhir sampailah saya pada sebuah kesimpulan bahwa semakin kita berusaha melayani murid maka akan semakin kita mengenal murid-murid dengan sangat baik sehingga pada akhirnya kita tidak hanya memenuhi kebutuhan anak secara kognitif tapi juga memahami mereka secara psikologis dan karakter.


Jurnal Minggu 3. Sabtu, 4 September 2021

LMS minggu ini kami awali dengan “Mulai Dari Diri” menggambar trapesium usia. Tugas trapesium usia guna merefleksikan diri CGP saat mereka dimasa lalu, masa kini dan masa depan. Pengalaman yang berkesan dan membekas dalam ingatan saat usia sekolah, usia kerja dan usia pensiun.

 CGP diminta untuk menulis masing-masing 1 peristiwa positif dan negatif. Dalam kegiatan refleksi ini kembali memori saya mengingat  peristiwa penting yang terjadi dimasa lalu mengaitkan kembali peristiwa tersebut dengan pembentukan nilai-nilai diri  dimasa kini.

 Kesimpulan yang bisa diambil dari trapesium usia ini adalah bahwa kejadian baik dan buruk dimasa lalu terutama saat dibangku sekolah  akan selalu diingat oleh anak sampai kapan pun. Kejadian baik yaitu seperti penerimaan guru terhadap murid akan selalu diingat oleh murid dan bahkan akan menjadi panutannya dimasa depan tapi sebaliknya kejadian buruk yang diterima oleh murid dimasa dulu seperti dimarahi, tidak dipedulikan, pengajaran yang buruk akan tetap diingat oleh murid.  Lewat PGP kami pendidik disadarkan bahwa peran guru sangat besar dalam membentuk karakter baik murid, sikap dan penerimaan baik guru akan membekas dan mampu meninggalkan nilai-nilai positif pada diri murid sehingga dapat membentuk nilai-nilai baik mereka dimasa depan..

Perasaan saya saat mempelajari peran dan nilai guru penggerak di LMS ialah sangat senang sekali. Terutama materi tentang memahami dan mencoba menggali 4 kompetensi guru penggerak. Seperti; 1. Kompetensi menggerakkan diri sendiri dan orang lain. 2. Kompetensi memimpin pembelajaran. 3 kompetensi memimpin menejemen sekolah. 4. Kompetensi mengembangkan sekolah.

    Saya menyadari hanya beberapa kompetensi yang baru dikembangkan. Kedepannya saya akan berusaha mengembangkan lagi diri dengan merealisasikan ke 4 kompetensi tersebut dalam aksi nyata.

Pelajaran yang saya dapatkan dalam proses lokakarya 1 yaitu,  bagaimana saya dapat mengembangkan diri dan memutuskan untuk mengembangkan diri dan orang lain. 2. Mengembangkan sekolah. Untuk pengembangan orang lain saya fokuskan kepada siswa dan guru. Siswa saya akan beri pembinaan kognitif dibidang sains dan untuk guru akan saya lakukan coaching membuat Vidio. Dan untuk pengembangan sekolah saya akan melakukan pengembangan pada bidang penilaian sekolah.

Saya berharap dimasa depan lebih banyak lagi menggerakkan orang lain bukan hanya dilingkungan sekolah, tapi juga teman-teman lain diluar sekolah.

Jika dimasa depan saya menemukan kendala, saya akan mencoba cara lain untuk mengembangkan yaitu dengan membuat Vidio tutorial cara menjawab soal buat siswa dan guru serta tutorial membuat Vidio pembelajaran.


Jurnal Minggu 4. Sabtu, 11 September 2021

(Peran dan Nilai Guru Penggerak)

Pada minggu ini CGP belajar tentang nilai dan peran guru penggerak. Tentunya seorang guru haruslah sadar dengan nilai diri dan bagaimana menumbuhkan nilai diri. Adapun nilai-nilai diri CGP ialah;

1.    Nilai mandiri, guru harus senantiasa bisa memacu dirinya sendiri untuk terus meningkatkan potensinya dengan kemampuan sendiri tanpa didorong dan dipaksa oleh orang lain.

2.    Nilai Reflektif yaitu guru mampu melihat dan mengevaluasi diri atas apa-apa yang sudah dilakukan selama ini dan mengambil pengalaman tersebut untuk jadi bahan peningkatan dirinya kedepan.

3.    Nilai kolaboratif yaitu guru mampu menjalin komunikasi positif dan hubungan Kerjasama dengan orang lain.

4.    Nilai inovatif yaitu guru mampu melahirkan ide-ide baru yang kemudian diterapkan dalam kehidupannya dan bermanfaat untuk orang lain.

5.    Nilai keberpihakkan pada murid yaitu guru senantiasa mempersembahkan seluruh perhatiannya dan kemampuannya untuk memberikan pelayanan terbaik untuk murid-murid terutama dalam pengajaran dan tumbuh kembang murid secara holistic.

 

Pada tahapan menginterpretasikan, CGP diharuskan untuk menerapkan apa itu nilai-nilai dari guru penggerak. Mulai dari nilai mandiri, kesadaran untuk mencari tahu dan meningkatkan diri, mulai saya lakukan dan kali ini lebih sering dilakukan. Baik dengan gooling atau belajar secara mandiri, mempraktekkan apa yang dipelajari dan kemudian rajin bertanya adalah bentuk dari penerapan nilai mandiri ini. Saya sendiri merasakan banyak manfaat dari proses mandiri belajar. Mencoba berbagai aplikasi; seperti canva, mind mapping, ataupun pengeditan video filemora untuk menyelesaikan tugas CGP. Reflektif lahir dari proses berpikir dan merenung lebih dalam tentang diri. Saya sadar bahwa potensi setiap orang itu ada dan besar dalam dirinya tinggal bagaimana cara menggali dan menginterpretasikannya dengan benar sehingga potensi tersebut berkembang dan memberi manfaat bagi diri dan sekitarnya.

Dari seluruh proses yang CGP pelajari maka tibalah pada proses tahapan mengevaluasi. Yang dievaluasi disini adalah sejauh mana kelima nilai tadi sudah diterapkan oleh CGP dalam meningkatkan diri.  Bentuk nyatanya, saya sudah mulai menerapkan semua nilai tersebut walaupun belum terlalu maksimal. Perlahan tapi pasti saya akan berusaha. Walaupun pada point inovasi belum maksimal tapi setidaknya saya sudah berani mencoba hal-hal baru diantaranya menjadi coach untuk guru lain. Tapi untuk kedepannya saya akan berusaha menerapkan kelima nilai dan peran guru penggerak.

 

Pada Tahapan ini saya ingin mengatur ulang rencana saya untuk kedepannya. Merancang hal-hal baik apa yang akan saya terapkan dan bagi untuk guru-guru lain. Diantaranya ;

a.   Mengasah diri dan menerapkan nilai-nilai guru

b.       Mencoba hal-hal baru seperti menjadi narasumber dalam seminar meningkatkan kompetensi guru.

c.        Mengaplikasikan ilmu yang saya dapat dan latih seperti canva, kinemaster, mind mapping dll untuk memberikan pengajaran inovatif untuk murid.


JURNAL MINGGUAN 5. Sabtu, 18 SEPTEMBER 2021

Model: 6 Topi

Melihat fakta yang terjadi disekolah sekarang, 1.Terjadi penurunan prestasi akademik. 2. Motivasi/ semangat murid dan guru menurun. 3. Ganti kepemimpinan selama 2 tahun berturut-turut. 4. Visi sekolah tidak berjalan maksimal (white Hat). 

Perasaan saya saat ini cukup sedih karena virus korona yang tidak kunjung berakhir. Terjadi Lose learning (Hilangnya pembelajaran), penurunan semangat belajar murid dan pergantian pemimpin 2 tahun terakhir sehingga menjadikan KBM kurang maksimal (Red Hat).

Apa manfaatnya bagi murid jika saya bergerak mempengaruhi, walau bukan pemimpin?. 1.Saya akan bebas bergerak melakukan perubahan. 2. Bisa mempelajari keadaan dengan leluasa. 3. Menunjukka diri bahwa saya bisa diajak berkolaborasi membangun perubahan. 4. Bisa dipercaya melakukan sesuatu yang besar. 5. Meningkatkan rasa saling  menghargai. 6. Bisa lebih merangkul rekan-rekan sejawat untuk mau bekerjasama. Saya harus semangat, jikapun saya dipercayakan menjadi seorang PLT.Kepala Sekolah saya harus siap memegangng tanggung jawab dan menjalankan visi sekolah dengan sebaik-baiknya (Yellow Hat).

Menghidupkan kembali budaya-budaya positif sekolah seperti;1. Senin, apel pagi, upacara. 2.Selasa budaya tadarus. 3. Rabu budaya Literasi. 4. Kamis budaya berbagi. 5. Jum’at budaya Imtaq.6. Sabtu budaya sehat jasmani serta pemanbahan budaya 6S sekolah digalakkan (Green Hat).


Posisi saya sekarang adalah sebagai guru. Langkah selanjutnya yang akan saya lakukan ialah melakukan perubahan dan pergerakkan dengan menyadarkan guru-guru akan visi sekolah. Perlahan saya akan mendekati guru-guru senior untuk melakukan perubahan. Membangun kerjasama dengan setiap pihak yang terkait dalam kemajuan sekolah dan mengarahkan untuk mencapai Visi sekolah (Blue Hat).


Apa yang harus saya lakukan untuk membuat pembelajaran kembali normal? Walaupun tidak banyak yang bisa saya lakukan namun setidaknya saya harus berusaha melakukan perubahan. Kalau saya bergerak sendiri tentunya hasilnya tidak akan maksimal dan dianggap tidak mampu berkolaborasi. Saya harus bisa menggerakkan rekan kerja lainnya untuk pembelajaran yang berpihak pada murid. Sementara itu tidak adanya keinginan guru senior untuk memegang tampuk kepemimpinan sebagai PLT kepala sekolah yang akan memasuki masa purnatugas. Apa yang harus saya lakukan saat kepala sekolah menunjuk saya menjadi PLH Kepala Sekolah?. Tentunya guru lulusan Cakep 2021 dan CGP Angkatan 3 Kota Bima, sungguh pantang bagi saya menolak tantangan. Usia boleh muda tapi kematangan personality bisa saya jamin saya mampu. Semua ini demi keberlangsungan kemajuan sekolah (Black Hat). 







 

       

 



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Waktu

Waktu berlalu Tinggalkan pedih perih Bila ingat kenangan lalu Tak menentu kemana hati melangkah  Tak terasa banyak hal yang sudah kulalui  B...