Kamis, 15 September 2022

JURNAL REFLEKSI MINGGUAN CGP (1 S/D 5)

 

Jurnal Mingguan Calon Guru Penggerak

 

Jurnal Mingguan adalah aktifitas menulis yang dilakukan Calon Guru Penggerak (CGP) setiap akhir pekan melalui Learning Management System (LMS).

Jurnal mingguan merupakan tugas yang akan melatih CGP dalam menuangkan pengalaman,ide ataupun kegiatan apa saja yang dialami oleh CGP selama 1 minggu.

Tulisan ditulis dalam bentuk jurnal dengan berbagai model, diantaranya; model 4 F (fact, Feeling, finding dan future), 5 R (Reporting, Responding, Relating, Reasoning dan Reconstruction),Tehnik 6 Topi, Model segitiga refleksi, Model 4C (Connection, Challenge, Concept, Chance), Gaya Round Robin dan lain-lain.

Dan saya sangat menikmati aktifitas menulis jurnal di LMS pada setiap minggunya. Aktifitas ini awalnya memang berat tapi seiring berjalannya waktu menulis jurnal menjadi salah satu aktifitas favorit.  

Semua tulisan jurnal saya selama 6 bulan ini sudah dipublikasikan baik lewat LMS maupun media digital lain seperti Blog, Facebook, google site dll. Semua aktifitas menulis CGP dalam LMS ini dilakukan dengan bebas sesuai kemauan CGP sendiri dan mendapatkan perhatian dan arahan dari Fasilitator hebat Bima 4, Bapak Rahman Husain.

Terimakasih banyak kepada rekan-rekan sesama CGP yang sudah membantu dalam proses membersemai lewat praktik-praktik baik yang kita lakukan bersama saat menulis dan terimakasih pula pada Bapak Dr.Syarifudin sebagai Pengajar Praktik yang selalu mendukung peningkatan kompetensi kami CGP. Saling mendukung dan membantu membuat kami kuat dan semangat selama program guru penggerak ini berjalan.

Semoga jurnal minggu 1 sampai dengan jurnal minggu 24 ini bisa memberi manfaat bagi orang banyak terutama penggerak dunia Pendidikan dan Calon Guru Penggerak Angkatan selanjutnya.    

JURNAL MINGGU 1. Sabtu, 21 Agustus 2021

Bagaimanakah relevansi pemikiran Ki.Hadjar Dewantara, Pendidikan yang menghamba/berpihak pada murid dalam peran saya sebagai pendidik?

A.           Ki.Hadjar Dewantara dimata saya?

Awalnya saya hanya mengenal sosok Ki.Hadjar Dewantara sebagai Bapak Menteri Pendidikan Pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia (1889-1959), yang hari kelahirannya pada tanggal 2 Mei selalu di peringati sebagai hari Pendidikan Nasional. Namun, setelah saya mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak dan menjadi bagian dari Calon Guru Penggerak Angkatan 3 Kota Bima, saya lebih mengenal lagi sosok Ki.Hadjar Dewantara. Pemilik nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini lebih mengakrabkan dirinya dengan panggilan Ki, agar lebih dekat dengan rakyat pribumi. Filosofi-filosofi beliau yang berkaitan dengan dunia Pendidikan diantaranya “Ing Ngarso Sun Tulada Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani. Yang memiliki arti didepan menjadi teladan, ditengah membangun semangat dan dibelakang memberikan dorongan.

Menghamba pada murid. Kalimat yang cukup menggelitik hati kami CGP. Kenapa harus menghamba? Bukankah kata menghamba itu hanya ditujukan untuk Tuhan?. Begitu pendapat teman-teman CGP pada saat sesi diskusi di ruang kolaborasi maupun Diskusi bersama instruktur saat elaborasi pemahaman. Menghamba disini adalah menitikberatkan pada pengabdian seorang pendidik yang sepenuhnya melayani murid tanpa batas. Pendidikan yang berpusat pada murid yang bukan hanya dijadikan objek tapi melainkan subjek dari Pendidikan itu sendiri. Disini dapat dilihat bahwa Ki.Hadjar Dewantara begitu meninggikan keberadaan murid dalam proses pelaksanaan Pendidikan. Pendidik sejatinya hadir untuk melayani murid dengan sepenuh hati. “Pendidik menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada murid agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya”.

Pendidik itu menuntun murid, sabar dalam menghadapi setiap sikap dan karakter murid, membimbing dan mengarahkan murid sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Lalu, bagaimana dengan saya?, Sudah menghambakah saya pada murid?, sudah melayanikah saya selama ini sebagai pendidik?. jujur saya mengatakan mungkin saya masih jauh dari kata melayani. Ternyata masih banyak PR yang harus saya kerjakan dimasa depan.

Setelah mempelajari modul 1.1. Filosofi Ki.Hadjar Dewantara, saya menyadari bahwa mind set harus dibentuk ulang, yaitu mind set “melayani murid”. Bukan hanya sekedar hadir disekolah untuk memenuhi tugas mengajar saja tapi juga tanggung jawab memastikan bahwa murid saya tumbuh dan kembang secara menyeluruh dalam lingkungan yang positif dan mendukung mereka.

Mind set ataupun Pola pikir yang saya pelajari di PGP ini tidak serta merta saya terima begitu saja. Tentunya pemahaman tersebut harus dikaji dan di cerna dulu, apakah logis dan sepaham dengan kita atau tidak, apakah pemahaman ini baik atau tidak untuk murid-murid? Jika memang sejalan maka akan saya lakukan dengan sepenuh hati tapi jika pemahaman tersebut tidak logis maka akan saya kaji kembali dan akan saya pertanyakan di Ruang Kolaborasi bersama Fasil, Diskusi bersama instruktur dalam ruang Elaborasi pemahaman atau diskusi dengan CGP lainnya hingga menemukan benang merah yang melandasinya, mengapa dan apa alasannya?.

Begitupun dalam modul 1.1. Filosofi Ki.hadjar Dewantara ini. Saya berusaha memahami pemikiran Ki.Hadjar Dewantara dan mencoba mencari benang merah kesepahaman dari apa yang saya lihat, baca dan dengar. Kata “Menghamba” yaitu disini bukan diartikan menghamba seperti kita bersujud kepada Tuhan, tapi melainkan titik pengabdian yang tinggi seorang Pendidik terhadap murid dalam mempersembahkan pengajaran terbaik yang ia mampu, melayani murid-murid dalam pengajaran sepenuh hati layaknya orang tua yang memberikan yang terbaik kepada anak-anak mereka dalam tumbuh kembang dan pencapaian nya sehingga kelak anak-anak tersebut mencapai kebahagiaan dan kesalamatan baik sebagai individu maupun bagian dari kelompok.

Oleh karenannya Ki Hadjar Dewantara dimata saya adalah sosok panutan yang bisa saya teladani karna pengabdian dan dedikasi beliau dalam dunia Pendidikan. Pengabdian tulus yang bukan hanya sekedar rangkaian ide-ide pasif semata tapi juga tindak nyata yang beliau buktikan lewat memperjuangkan hak-hak kaum pribumi dalam mengenyam Pendidikan lebih baik dan layak sesaui dengan budaya bangsa dengan didirikannya Taman Siswa.

 

B.       Perasaan saya setelah mempelajari Modul 1.1. Filosofi Ki.hadjar Dewantara ini ialah;

Saya merasa senang bisa bergabung dalam Program Guru Penggerak, senang bisa mengenali dan mempelajari jauh lagi tentang pemikiran Ki.Hadjar Dewantara. Pemikiran yang menginspirasi saya agar lebih peduli dan maju lagi sebagai pendidik. Menjadi pendidik yang berpihak pada murid, melayani dan membawa murid kepada kodrat alam dan kodrat zamannya.

Pembelajaran berharga yang saya dapatkan dari proses awal pembelajaran modul 1.1. filosofi KHD ialah saya harus banyak belajar, sabar, melayani murid. Harapan saya kedepannya murid-murid menjadi termotivasi,senang belajar dan mandiri.

Kedepannya, saya berjanji menjadi pendidik yang amanah. Menuntun murid menemukan bakat dan potensinya masing-masing. Meningkatkan kualitas diri dengan terus mereflektifkan diri.

Jurnal Minggu 2. Sabtu, 28 August 2021

Model Jurnal Refleksi 5R (Reporting, Responding, Relating, Reasoning dan Reconstruction)

 

Selasa, 24 Agustus 2021, saya mencoba untuk membuat pembelajaran yang berpusat pada murid. Sesuai dengan tujuan Program Pendidikan Guru Penggerak ialah mempersiapkan Pendidik untuk menjadi pemimpin yang mampu menumbuhkembangkan anak secara holistic (menyeluruh). Anak memiliki kemampuan mengolah cipta (Kognitif), mengolah rasa (Afektif) dan mengolah karsa (Psikomotorik). Ketiga kemampuan tersebut harus ada dan seimbang dalam diri murid, untuk itu saya mencoba untuk membuat pembelajaran yang berpusat pada murid dengan memperhatikan keinginan murid.

 

Adapun yang saya lakukan untuk membuat pembelajaran yang berpusat pada murid ialah;

1.Merancang Rencana pembelajaran yang berpusat pada murid.

2.Menyediakan media pembelajaran yang sesuai, memilih metode yang tepat.

3.Menerapkan budaya 6 S (Senyum, salam, salim,  sapa,sopan dan santun) sebagai bentuk pembiasaan.

4.Merefleksikan pembelajaran dan memperbaikinya untuk pembelajaran selanjutnya.

 

Dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), seperti biasa saya melakukan tahapan awal, inti dan tahapan akhir. Tapi dalam proses praktiknya saya mencoba merombak cara pelaksanaanya. Keluar dari kebiasaan sebelumnya, disini saya menempatkan diri untuk  melayani murid dengan lebih banyak mendengar apa yang mereka inginkan, tidak menuntut tapi lebih kearah menuntun. Seperti:

 

1.           Bertanya pada murid tentang pelajaran apa yang ingin mereka pelajari hari ini. Respon yang diberikan murid juga beragam, ada yang ingin bernyanyi, menggambar, berhitung dan lain-lain. Tentunya keinginan mereka ini pertama-tama harus diapresiasi dan jangan diacuhkan. Sehingga murid-murid merasa bahwa suara dan keinginan mereka diterima baik oleh kita.

2.           Merespon dengan senyuman. Respon yang saya berikan pertama kali kepada murid adalah dengan mimik muka bersahabat, yaitu tersenyum.

3.           Mengarahkan capaian pembelajaran sesuai kemampuan murid Sehingga jam pelajaran SBDP yang seharusnya tujuannya ialah murid dapat menyanyikam lagu menanam jagung dengan tempo nada yang diharapkan. Saya arahkan bukan hanya kesatu tujuan saja, melainkan kebanyak tujuan, seperti: mampu menggambar sketsa jagung, menghitung banyak jagung dll.

 

Rancangan Pembelajaran

 

Dalam merancang pembelajaran yang saya lakukan ialah;

a.                  Membagi murid berdasarkan keinginan murid

-   Untuk semua murid diarahkan untuk mendengar audio lagu menanam jagung, kemudian bernyanyi bersama-sama sembari bertepuk tangan. Nada awal lemah dan nada selanjutnya kuat.

-   Murid mendengar lagu dengan seksama dan kemudian bernyanyi dengan iringan  tepuk tangan.

b.                   Untuk murid-murid yang senang menggambar diarahkan untuk menggambar jagung baik dengan pola atau sketsa bebas sesuai dengan keinginan murid.

c.                    Untuk murid-murid yang senang berkebun diarahkan untuk menceritakan pengalaman mereka saat berkebun atau menanam sesuatu.

-  Ternyata ada beberapa anak laki-laki yang senang berkebun, mereka sangat antusias bercerita tentang tanaman-tanamannya.

-   Ternyata, murid-murid kalau belajar sesuatu yang mereka sukai responya sangat bersemangat sekali.

d.                   Untuk murid-murid yang senang berhitung dibuatkan soal cerita matematika yang berkaitan dengan tanaman.

4.       Murid-murid dibimbing untuk berhitung berdasarkan soal cerita dan pengalaman murid.

Respon atau tanggapan murid pada pembelajaran tersebut ialah;

1.       Murid menjadi sangat senang saat belajar, menjadi lebih fokus dan bersemangat.

2.       Murid menjadi cepat dalam mengerjakan tugas

 

5.       Budaya 6 S tetap diterapkan didalam kelas. Contohnya budaya sopan dan santun murid dibiasakan mengucapkan “santabe” (permisi). Kata Santabe ini berkaitan dengan adab kesopanan dan tingkah laku masyarakat Bima. Diluar kelas pun Budaya salam, salim, sapa dan senyum  dijadikan pembiasaan saat murid bertemu dengan guru-guru maupun orang lain.

Respon Budaya 6 S;

1.       Murid mulai terbiasa menyapa dengan salam, senyum, salim, sapa, sopan dan santun.

2.       Murid menjadi lebih terbuka pada guru mengenai perasaannya.

6.       Untuk mengembangkan daya rasa (Afektif) dilakukan pembinaan terhadap murid. Pembinaan ini berupa arahan/ nasehat disela-sela pembelajaran, mendengar keluh kesah murid, berusaha menjadi pendengar yang baik bagi murid. Membina laku luhur murid, jiwa yang halus, kemauan yang teguh dari hati kehati. Pembinaan ini ditujukan bukan hanya untuk murid bermasalah tapi bagi semua murid.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran yang berpusat pada murid mendapatkan respon positif dari murid walaupun dalam pelaksanaanya pendidik harus ekstra berpikir dan sabar dalam melayani  keinginan murid. Mempersembahkan pembelajaran yang baik dan menarik pendidik harus lebih semangat dan berinovasi. Agar pekerjaan kita maksimal melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat maupun pendamping itu sangat penting. Mengapa? Mengingat kompleksnya materi yang diajarkan dan kelas gemuk yang ditangani maka  kita perlu membangun kolaborasi.

Melakukan pembelajaran berdasarkan kemauan murid dan berusaha mempersembahkan pembelajaran yang berpihak pada murid adalah Langkah utama yang harus dirancang sebelum memberikan pembelajaran. Hasilnya ditahap akhir setelah  melalui proses awal, inti dan akhir sampailah saya pada sebuah kesimpulan bahwa semakin kita berusaha melayani murid maka akan semakin kita mengenal murid-murid dengan sangat baik sehingga pada akhirnya kita tidak hanya memenuhi kebutuhan anak secara kognitif tapi juga memahami mereka secara psikologis dan karakter.


Jurnal Minggu 3. Sabtu, 4 September 2021

LMS minggu ini kami awali dengan “Mulai Dari Diri” menggambar trapesium usia. Tugas trapesium usia guna merefleksikan diri CGP saat mereka dimasa lalu, masa kini dan masa depan. Pengalaman yang berkesan dan membekas dalam ingatan saat usia sekolah, usia kerja dan usia pensiun.

 CGP diminta untuk menulis masing-masing 1 peristiwa positif dan negatif. Dalam kegiatan refleksi ini kembali memori saya mengingat  peristiwa penting yang terjadi dimasa lalu mengaitkan kembali peristiwa tersebut dengan pembentukan nilai-nilai diri  dimasa kini.

 Kesimpulan yang bisa diambil dari trapesium usia ini adalah bahwa kejadian baik dan buruk dimasa lalu terutama saat dibangku sekolah  akan selalu diingat oleh anak sampai kapan pun. Kejadian baik yaitu seperti penerimaan guru terhadap murid akan selalu diingat oleh murid dan bahkan akan menjadi panutannya dimasa depan tapi sebaliknya kejadian buruk yang diterima oleh murid dimasa dulu seperti dimarahi, tidak dipedulikan, pengajaran yang buruk akan tetap diingat oleh murid.  Lewat PGP kami pendidik disadarkan bahwa peran guru sangat besar dalam membentuk karakter baik murid, sikap dan penerimaan baik guru akan membekas dan mampu meninggalkan nilai-nilai positif pada diri murid sehingga dapat membentuk nilai-nilai baik mereka dimasa depan..

Perasaan saya saat mempelajari peran dan nilai guru penggerak di LMS ialah sangat senang sekali. Terutama materi tentang memahami dan mencoba menggali 4 kompetensi guru penggerak. Seperti; 1. Kompetensi menggerakkan diri sendiri dan orang lain. 2. Kompetensi memimpin pembelajaran. 3 kompetensi memimpin menejemen sekolah. 4. Kompetensi mengembangkan sekolah.

    Saya menyadari hanya beberapa kompetensi yang baru dikembangkan. Kedepannya saya akan berusaha mengembangkan lagi diri dengan merealisasikan ke 4 kompetensi tersebut dalam aksi nyata.

Pelajaran yang saya dapatkan dalam proses lokakarya 1 yaitu,  bagaimana saya dapat mengembangkan diri dan memutuskan untuk mengembangkan diri dan orang lain. 2. Mengembangkan sekolah. Untuk pengembangan orang lain saya fokuskan kepada siswa dan guru. Siswa saya akan beri pembinaan kognitif dibidang sains dan untuk guru akan saya lakukan coaching membuat Vidio. Dan untuk pengembangan sekolah saya akan melakukan pengembangan pada bidang penilaian sekolah.

Saya berharap dimasa depan lebih banyak lagi menggerakkan orang lain bukan hanya dilingkungan sekolah, tapi juga teman-teman lain diluar sekolah.

Jika dimasa depan saya menemukan kendala, saya akan mencoba cara lain untuk mengembangkan yaitu dengan membuat Vidio tutorial cara menjawab soal buat siswa dan guru serta tutorial membuat Vidio pembelajaran.


Jurnal Minggu 4. Sabtu, 11 September 2021

(Peran dan Nilai Guru Penggerak)

Pada minggu ini CGP belajar tentang nilai dan peran guru penggerak. Tentunya seorang guru haruslah sadar dengan nilai diri dan bagaimana menumbuhkan nilai diri. Adapun nilai-nilai diri CGP ialah;

1.    Nilai mandiri, guru harus senantiasa bisa memacu dirinya sendiri untuk terus meningkatkan potensinya dengan kemampuan sendiri tanpa didorong dan dipaksa oleh orang lain.

2.    Nilai Reflektif yaitu guru mampu melihat dan mengevaluasi diri atas apa-apa yang sudah dilakukan selama ini dan mengambil pengalaman tersebut untuk jadi bahan peningkatan dirinya kedepan.

3.    Nilai kolaboratif yaitu guru mampu menjalin komunikasi positif dan hubungan Kerjasama dengan orang lain.

4.    Nilai inovatif yaitu guru mampu melahirkan ide-ide baru yang kemudian diterapkan dalam kehidupannya dan bermanfaat untuk orang lain.

5.    Nilai keberpihakkan pada murid yaitu guru senantiasa mempersembahkan seluruh perhatiannya dan kemampuannya untuk memberikan pelayanan terbaik untuk murid-murid terutama dalam pengajaran dan tumbuh kembang murid secara holistic.

 

Pada tahapan menginterpretasikan, CGP diharuskan untuk menerapkan apa itu nilai-nilai dari guru penggerak. Mulai dari nilai mandiri, kesadaran untuk mencari tahu dan meningkatkan diri, mulai saya lakukan dan kali ini lebih sering dilakukan. Baik dengan gooling atau belajar secara mandiri, mempraktekkan apa yang dipelajari dan kemudian rajin bertanya adalah bentuk dari penerapan nilai mandiri ini. Saya sendiri merasakan banyak manfaat dari proses mandiri belajar. Mencoba berbagai aplikasi; seperti canva, mind mapping, ataupun pengeditan video filemora untuk menyelesaikan tugas CGP. Reflektif lahir dari proses berpikir dan merenung lebih dalam tentang diri. Saya sadar bahwa potensi setiap orang itu ada dan besar dalam dirinya tinggal bagaimana cara menggali dan menginterpretasikannya dengan benar sehingga potensi tersebut berkembang dan memberi manfaat bagi diri dan sekitarnya.

Dari seluruh proses yang CGP pelajari maka tibalah pada proses tahapan mengevaluasi. Yang dievaluasi disini adalah sejauh mana kelima nilai tadi sudah diterapkan oleh CGP dalam meningkatkan diri.  Bentuk nyatanya, saya sudah mulai menerapkan semua nilai tersebut walaupun belum terlalu maksimal. Perlahan tapi pasti saya akan berusaha. Walaupun pada point inovasi belum maksimal tapi setidaknya saya sudah berani mencoba hal-hal baru diantaranya menjadi coach untuk guru lain. Tapi untuk kedepannya saya akan berusaha menerapkan kelima nilai dan peran guru penggerak.

 

Pada Tahapan ini saya ingin mengatur ulang rencana saya untuk kedepannya. Merancang hal-hal baik apa yang akan saya terapkan dan bagi untuk guru-guru lain. Diantaranya ;

a.   Mengasah diri dan menerapkan nilai-nilai guru

b.       Mencoba hal-hal baru seperti menjadi narasumber dalam seminar meningkatkan kompetensi guru.

c.        Mengaplikasikan ilmu yang saya dapat dan latih seperti canva, kinemaster, mind mapping dll untuk memberikan pengajaran inovatif untuk murid.


JURNAL MINGGUAN 5. Sabtu, 18 SEPTEMBER 2021

Model: 6 Topi

Melihat fakta yang terjadi disekolah sekarang, 1.Terjadi penurunan prestasi akademik. 2. Motivasi/ semangat murid dan guru menurun. 3. Ganti kepemimpinan selama 2 tahun berturut-turut. 4. Visi sekolah tidak berjalan maksimal (white Hat). 

Perasaan saya saat ini cukup sedih karena virus korona yang tidak kunjung berakhir. Terjadi Lose learning (Hilangnya pembelajaran), penurunan semangat belajar murid dan pergantian pemimpin 2 tahun terakhir sehingga menjadikan KBM kurang maksimal (Red Hat).

Apa manfaatnya bagi murid jika saya bergerak mempengaruhi, walau bukan pemimpin?. 1.Saya akan bebas bergerak melakukan perubahan. 2. Bisa mempelajari keadaan dengan leluasa. 3. Menunjukka diri bahwa saya bisa diajak berkolaborasi membangun perubahan. 4. Bisa dipercaya melakukan sesuatu yang besar. 5. Meningkatkan rasa saling  menghargai. 6. Bisa lebih merangkul rekan-rekan sejawat untuk mau bekerjasama. Saya harus semangat, jikapun saya dipercayakan menjadi seorang PLT.Kepala Sekolah saya harus siap memegangng tanggung jawab dan menjalankan visi sekolah dengan sebaik-baiknya (Yellow Hat).

Menghidupkan kembali budaya-budaya positif sekolah seperti;1. Senin, apel pagi, upacara. 2.Selasa budaya tadarus. 3. Rabu budaya Literasi. 4. Kamis budaya berbagi. 5. Jum’at budaya Imtaq.6. Sabtu budaya sehat jasmani serta pemanbahan budaya 6S sekolah digalakkan (Green Hat).


Posisi saya sekarang adalah sebagai guru. Langkah selanjutnya yang akan saya lakukan ialah melakukan perubahan dan pergerakkan dengan menyadarkan guru-guru akan visi sekolah. Perlahan saya akan mendekati guru-guru senior untuk melakukan perubahan. Membangun kerjasama dengan setiap pihak yang terkait dalam kemajuan sekolah dan mengarahkan untuk mencapai Visi sekolah (Blue Hat).


Apa yang harus saya lakukan untuk membuat pembelajaran kembali normal? Walaupun tidak banyak yang bisa saya lakukan namun setidaknya saya harus berusaha melakukan perubahan. Kalau saya bergerak sendiri tentunya hasilnya tidak akan maksimal dan dianggap tidak mampu berkolaborasi. Saya harus bisa menggerakkan rekan kerja lainnya untuk pembelajaran yang berpihak pada murid. Sementara itu tidak adanya keinginan guru senior untuk memegang tampuk kepemimpinan sebagai PLT kepala sekolah yang akan memasuki masa purnatugas. Apa yang harus saya lakukan saat kepala sekolah menunjuk saya menjadi PLH Kepala Sekolah?. Tentunya guru lulusan Cakep 2021 dan CGP Angkatan 3 Kota Bima, sungguh pantang bagi saya menolak tantangan. Usia boleh muda tapi kematangan personality bisa saya jamin saya mampu. Semua ini demi keberlangsungan kemajuan sekolah (Black Hat). 







 

       

 



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Masukannya

Waktu

Waktu berlalu Tinggalkan pedih perih Bila ingat kenangan lalu Tak menentu kemana hati melangkah  Tak terasa banyak hal yang sudah kulalui  B...