Mengingat Kenangan Di Pasar Raba Kota Bima
Kamis 9 Juli 2020, Pagi hari berbalut panasnya mentari.
Ku duduk sejenak dipasar ini, Pasar Raba Bima. Sekilas memoriku kembali pada kenangan masa lalu, kala itu tahun 2004, ku mulai bekerja di sebuah toko, namanya toko " Rejeki", pemiliknya keturunan tionghoa, namanya Baba Omeng, begitu beliau biasa dipanggil, nama lengkapnya aku tak tahu. Beliau orangnya sangat baik, terkadang sampai sekarang aku masih mengingat kebaikan nya, melihat beliau serasa aku melihat almarhum Bapak. Sudah hampir 2 tahun almarhum Bapak dipanggil yang maha kuasa saat aku memutuskan bekerja disitu. Baba Omeng, sosok yang sangat baik, dia bos yang tidak pernah sekalipun memarahi dan membentak ku. Semenjak aku memutuskan untuk keluar bekerja karna ingin melanjutkan kuliah perguruan, aku tak pernah bertemu dengan beliau lagi. Dari orang -orang aku mendengar usahanya mengalami penurunan dan akhirnya menutup semua usahanya. Dan terakhir ku dengar beliau pindah sekeluarga ke Bali bersama Nona (sebutan untuk istrinya) dan kedua anaknya Yohanes dan Yandi, sejak saat itu berita tentang beliau tak terdengar lagi. Dulu aku bekerja di tempat mereka selama lebih kurang dari 2 tahun, beliau mempunyai usaha toko barang kelontong dan juga menjual barang bangunan seperti semen, pipa, paku dll, ada juga menjual kue - kue pasar yang selalu kami bawa pulang jika malamnya kue- kue tersebut tidak habis terjual, tentunya kami membawa pulang atas izin pemiliknya. Selain mempunyai usaha toko, beliau juga memiliki agen penjualan Tiket Pesawat Terbang yaitu Sriwijaya Air dan menjual pulsa hape, yang mana pada saat outlet penjualan pulsa hape belum terlalu marak seperti sekarang ini. Baba Omeng juga mempunyai usaha rumah makan, namanya Rumah makan"Yes". Diambil dari nama anak nya Yohanes. Rumah makan ini berlokasi di Sadia Kota Bima. dan sekarang hati ku sangat miris jika melewati jalan yang melewati rumah makan ini, karna terlihat sangat tidak terurus, terbengkalai dan tidak di huni.
Sejenak ku lihat lorong yang pernah kulalui dulu, lorong yang senantiasa kulewati dalam mengisi hariku sebagai penjaga toko, dari mulai jam 8 pagi hingga jam 9 malam. Dulu di sekitar toko ini sangat ramai.
Terlihat pak kusir sedang mangkal dengan benhurnya menunggu penumpang, Benhur adalah alat transportasi lokal yang ada di Kota Bima yang menggunakan kuda sebagai penariknya, dan untuk kendaraan benhur sendiri, sudah sangat langka terlihat disekitar pasar raya Bima dan pasar Amahami, tapi kalau di sekitaran pasar Raba Bima, masih ada beberapa yang terlihat. Benhur sudah semakin tersingkir oleh arus modernisasi dan kemajuan zaman dan digantikan oleh alat transportasi masa kini, seperti ojek.
sekarang kita masuk ke lorong pasar Raba, suasana tidak terlalu ramai seperti pasar Amahami dan pasar pagi Bima, lenggang dan sepi.
Di toko ini aku pernah bekerja, aku ingat dulu gaji ku cuman 350 Ribu, tapi pada masa itu, gaji seperti itu terbilang banyak. Aku ingat, dulu saat gajian pertama aku membeli 2 buah celana Jeans untuk kerja, yang pada saat aku belum kerja , membeli 1 celana panjang model itu saja aku tak bisa. Jadi aku slalu bersyukur berapa pun rejeki yang ku peroleh. Aku juga ingat dulu saat suasana dirumah makan sedang ramai, bos slalu memintaku untuk membantu di rumah makannya , maka jadilah aku pelayan juga , membawa makanan dari satu meja ke meja lainnya, naik turun tangga membawa nampan, meracik bumbu, memblend buah untuk dijadikan jus segar atau hanya sekedar melap meja dan mengulek sambal lalapan. Aku sangat senang sekali, walupun itu tak seberapa bagusnya dimata orang lain, tapi aku tak pernah memperdulikan itu. Sepanjang aku fun menjalaninya dan fisik ku kuat, It's Oke, aku fine- fine aja. Dan kalau di counter tidak ada pegawai yang jaga, biasanya aku juga diminta untuk jaga counter , semua itu ku jalani dengan penuh semangat, semangat dan semangat. Motto hidup ku semangat, semangat dan semangat!!!
Alhamdulillah aku slalu betah dan lama bertahan bekerja sebagai apapun asalkan itu halal, kan ada tuh beberapa orang, yang baru kerja sebentar saja sudah tidak kuat atau mengeluh karna capek. Kalau menurutku yang namanya kerja itu pasti capek kan? Makan saja capek.
Terkadang kita harus mengorbankan rasa kantuk yang melanda karna bekerja, kerja ku saat itu tak mengenal waktu, pagi di Toko dan counter sementara malam di rumah makan. Semua pengalaman itu membuat ku makin dewasa menyikapi persoalan kehidupan.
Dewasa oleh keadaan.
Suasana Pasar pagi ini , sepi, tidak seperti pasar pada umumnya. Pagi ini aku membeli beberapa kebutuhan buat masak, yaitu Ikan tuna, tahu, tempe, Buah kelor, labu putih, Okra, dan tomat.
harganya sangat bersahabat dan murah, tomat 1/2 kilo Rp.5000, Tuna 1 kilo Rp.40.000, Buah kelor 1 ikat Rp.5000, labu putih 1/2 potong kecil Rp.2000, Tahu 1 plastik kecil Rp.5000, dan tempe 1 buah Rp. 2000. Murah kan?.
Ini adalah rumah Bos ku dulu, kenangan yang tak terlupakan. Aku ingat dulu, saat jam makan siang, aku biasanya ke sini untuk makan, mandi dan sholat, dan ada juga seseorang yang bertugas menyediakan makan siang buat kami, namanya Ros, aku masih ingat namanya karna dia orangnya baik banget.
Masih tetap sama, tidak banyak perubahan yang berarti. Cuma toko tempat aku bekerja dulu sudah menjadi tempat bermain game anak-anak.
Cukuplah kenangan untuk di ingat dan jangan sampai membebani rasa.😔
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Masukannya